3

215 16 0
                                    

"Assalamuailaikum.. Rara pulang..." Ucap Rara ketika memasuki rumah, dan disambut dengan papanya yang sudah berjalan dengan menyeret koper.

"Untung papa belum berangkat ra, kamu ini kemana saja? Katanya udah otw kok nyampenya lama banget." Mamanya Rara langsung menghujani Rara dengan omelan-omelan seperti biasa.

"Maaf ya ma, tadi dijalan macet." Kali ini Rara memang tidak berbohong pada kedua orang tuanya, karena memang saat pulang taksinya sedikit macet jalannya, untung tidak mogok.

"Yaudah papa mau berangkat dulu, Ra."

"Iya pa, hati-hati ya." Ucap Rara sambil mencium tangan papanya.

Beberapa menit setelah papanya pergi, Rara berjalan memasuki kamarnya dengan menaiki tangga.

"Rara, nanti mama mau bicara sama kamu, jangan pergi main dulu." Ucap Mamanya Rara terdengar dari lantai bawah.

"Iya, maa.." Jawab Rara setengah berteriak.

Tiba-tiba langkah Rara terhenti setelah melihat kamar disebelah kamarnya terbuka, lalu dengan biasa saja Rara memasuki kamar itu.

"Bang Devaaaannnnn ... " Teriak Rara sambil berlari cepat kearah abangnya lalu memeluknya erat.

Sedikit perkenalan tentang Devan. Devan adalah kakak atau abang dari seorang Rara, the one and only. Devan itu orangnya penyayang, bertanggung jawab, dan tahan dengan sikap manja Rara. Menurut Rara, Devan adalah cowok ganteng impian para kaum hawa di dunia ini, Pernah terbersit di pikiran Rara, dia ingin menikahi Devan jika mereka tidak bersaudara tentunya, karena sesungguhnya pernikahan sedarah itu dilarang oleh agama. Tapi tenang saja, Rara bukan seperti tokoh yang ada di novel-novel tentang brother complex. Dia hanya menyayangi Devan bukan mencintai Devan. Well, Rara akan menuruti apa kata Devan dan membantu mewujudkan apapun impian Devan.

"Sakit dek, leher abang. Uhukk uhukk.." Devan terbatuk-batuk karena tangan Rara menjerat lehernya dengan erat.

"Bang Devan dari kapan pulang? Ihhh, Rara kangen banget dehh sama abang." Rara melepas pelukannya lalu duduk di tempat tidur.

"Dari kemarin, kemarin sampai rumah abang nyariin kamu ehh taunya kamu gak ada dirumah kata mama. Habis dari mana kamu? Baru pulang kan?" Devan bertanya pada Rara sambil mengeluarkan laptop lalu membukanya.

"Itu abis dari apartemen Rosi, dia kemarin kemarinnya lagi itu pindahan, terus kemarin minta ditemenin soalnya masih takut gitu di apartemen sendirian." Ucap Rara sambil rebahan di tempat tidur abangnya.

"Terus kamu udah lulus kuliahnya?"

"Ih yaudah lah bang, kalau belum gak mungkin bisa nyantai gini. Makanya kemarin tu pas aku wisuda dateng." Rara mulai gulung-gulung di tempat tidur abangnya, memang sudah menjadi kebiasaannya seperti itu.

"Ya, abang kan juga masih kuliah dek. Lagian kamu juga gak dateng ke wisuda abang." Devan mulai membuka dokumen-dokumen lalu mengetik sesuatu dengan laptopnya.

"Yakan pas S1 aku dateng ke wisuda abang, lagian dilarang juga sama papa. Padahal mau ikut ke London itung-itung liburan gitu."

"hmm kirain kamu yang gak mau ikut."

"Gak ih, Rara pengen banget mah ikut. Eh btw bang, abang gak nyomot satu gitu cewek London. Kan lumayan bang cantik-cantik mah orang sana."

"Nyomot-nyomot kamu kira abang mau ngambil permen apa, gampang banget. Lagian abang kan Sukanya sama wanita pribumi dek."

"Abang ni, ketinggalan jaman aja. Di berita aja rame ada cowok Indo yang b aja dapet cewek luar negeri cantik banget. Masa abang mau kalah si sama cowok yang b aja tadi."

"Udah-udah sana abang sibuk, jangan gangguin abang." Ucap Devan mengusir Rara dari kamarnya.

"Siap, pak wakil direktur, saya pamit undur diri." Ucap Rara sambil bergaya hormat ala-ala lalu pergi dengan cepat, Devan hanya geleng-geleng melihat adiknya bertingkah aneh seperti itu.

-----

Devan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan

Me and Weird Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang