21

107 6 1
                                    

Adrian dan Virena duduk di sebuah restaurant yang ada di hotel. Adrian memandang tajam Virena, sedangkan Virena tak berani memandangnya balik.

"Kenapa lo mutusin balik kesini?" Adrian berbicara sambil mengaduk kopinya.

"Gue minta maaf." Virena mulai memberanikan memandang Ian yang tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun darinya. Adrian menghela nafasnya berat lalu berucap "Lo gak punya salah sama gue Vir."

"Kita masih bisa temenan kan?"

"Tentu." Sebenarnya pertemanan mereka tidak kandas, namun ini semua terjadi begitu saja layaknya air yang terus mengalir. Dulu Adrian yang telah mengenalkan mereka berdua, Damar dan Virena hingga mereka bersama lalu entah masalah apa, setelah mereka bertunangan Virena meninggalkan Damar dan memutuskan pertunangan mereka.

"Makasih Ian." Ucap Virena tersenyum mendengar jawaban Adrian.

"Selesaikan masalahmu sama Damar." Ucap Adrian lalu meminum kopinya pelan.

"Apa Damar masih mau nerima, setelah gue ninggalin dia?"

"Tidak ada salahnya coba dulu, tapi gue juga gak tahu gimana perasaan Damar ke lo setelah itu. Yang jelas itu masalah kalian dan yang tahu hanya kalian berdua."

---

Damar selesai mengobati kaki Rara, tiba-tiba handphone Rara berdering, diangkatnya telfon itu tanpa melihat siapa yang menelfonnya.

'Kamu dimana? Udah pulang duluan?'

"Siapa?" Tanya Damar memperhatikan Rara.

Rara menyadari kalau Devan lah yang menelfonnya. "Dam, bisa gak lo pergi dulu?" Rara mengusir Damar, lalu dengan cepat Damar pergi dari sekitar Rara. Namun tetap saja Rara mengawasi dan menunggu Damar pergi menjauh dulu. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu kamar terbuka lalu tertutup kembali.

'Damar udah pergi' batin Rara lalu kembali ke telfonnya yang beberapa saat terabaikan.

"Halo Bang."

'Lagi sama siapa?'

"sama temen kerja Rara bang."

'Berarti kamu udah pulang ya?'

"Iya, tapi masih di bandung. Abang pulang ke Jakarta kapan?" Rara ingin menginap bersama abangnya saja dari pada sama boss nya, terlalu mengkhawatirkan untuk dirinya.

'Besok kayaknya dek.'

"Abang nginep dimana?" Tanya Rara senang mendengar Devan baru akan pulang besok.

'Kenapa emang? Mau ketemu? Nanti abang share loc.'

"Kalo Rara nginep sama abang aja gimana?"

'Plis bolehin Rara dong bang' batin Rara dalam hati menunggu jawaban Devan.

'Kebetulan abang lagi nginep di rumah papa yang di bandung. Kamu mau nginep sini? Boleh kok. Tapi ada rekan-rekan kerja abang gapapa?'

"Gapapa bang." Secepat mungkin Rara menjawab, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan menjauh dari Adrian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me and Weird Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang