'when it comes to you....'
'Don't be blind...'
'when it comes to you....'
Terdengar suara beat keras dari earphone seorang gadis yang lumayan muda. Dia sedang berjalan sambil menari-nari kecil mendengarkan musik yang membuat mood nya menjadi baik. Lagi pula itu juga sudah menjadi kebiasaannya.
"Pertahankan tarianmu, nak." Nenek-nenek yang tengah berjalan pun ikut senang melihat pemandangan gadis myda yang sedang bersemangat.
"Terus semangat mbak." Ucap salah seorang cowok SMA yang sedang nongkrong di angkringan pinggir jalan.
"When it comes to you....." Gadis itu kemudian melantukan lagu yang didengarnya.
"Don't be—Awww" Gadis itu terjatuh tengkurap di jalanan aspal yang keras, namun ternyata ada seorang laki-laki yang sama mengenaskannya seperti gadis itu. Keduanya mengeluh sakit.
Kemudian dengan cepat gadis itu berdiri dan merasa emosi karena merasa laki-laki itu menabraknya.
"Om, kalau jalan lihat-lihat dong, jangan nabrak orang yang gak bersalah kayak saya ini." Ucap gadis itu sedikit emosi dan menekuk wajahnya.
"Enak saja, kamu yang nabrak saya ya, dari tadi saya berdiri disini, justru kamu yang nabrak saya." Ucap laki-laki itu tak kalah emosi.
"Jelas-jelas, Om yang nabrak saya. Pokoknya om minta maaf sama saya sekarang." Ucap gadis itu sengit tanpa melihat sekitarnya.
"Maaf ya dek, dari tadi kami semua disini dan juga termasuk bapak yang kamu tabrak ini, kami sedang melakukan observasi lapangan. Tolong adek segera pergi dari sini ya." Ucap salah seorang bapak-bapak yang terlihat tua menengahi agar perdebatan segera selesai dan secara langsung mengusir gadis itu pergi agar suasana menjadi tenang.
Kemudian gadis itu melihat pemandangan di depannya dengan intens, ternyata banyak orang bepakaian formal di depannya dengan membawa tas kantoran. Seketika nyalinya menciut, dia merasa malu setengah mati.
'matilah aku... mama.. Rara malu banget..' Gumam gadis itu yang ternyata bernama Rara dalam hati. Kemudian dengan segera dia berpikir keras bagaimana caranya keluar dari situasi yang memalukan ini.
'Aha..' gumam Rara dalam hati, akhirnya mendapatkan ide untuk keluar dari situasi ini.
Rara mengeluarkan handphonenya, kemudian memencet tombol volume, dan mengecilkannya sehingga membuat handphonenya bergetar dan sedikit terdengar oleh orang-orang disekitarnya. Setelah itu dengan cepat Rara mendekatkan handphonenya ke telinga kanannya.
"Halo, pa. ini aku lagi di jalan deket restoran yang biasa papa kesana." Rara pura-pura menerima panggilan dari ayahnya lalu dengan cepat berjalan menjauh dari kerumunan orang-orang tadi. Rara berjalan dengan cepat, takut dia akan di tahan lalu dituntut dan dimasukkan ke penjara hanya karena menabrak orang yang tengah berdiri di pinggir jalan. Tapi pikirannya ini sungguh tidak logis, namun tetap saja dirinya merasa bersyukur karena laki-laki tadi tidak menahannya atau mengejarnya.
"hufft, bisa gila gue kalo beneran di tahan disana." Rara bergumam sendiri sambil memelankan langkah kakinya dan mengusap keringatnya akibat gugup dan kecapekan jalan cepat.
Drrrttt.
Handphone Rara bergetar, kali ini bukan settingan yang dia buat untuk menghindari situasi memalukan, tetapi ini benar panggilan dari ayahnya.
"Iya pa.."
'kamu dimana sekarang?'
"Ini di.. di depan Indoapril pa. Kenapa?"
'Cepet pulang, papa mau bicara sama kamu.'
"Iya pa, ini juga mau pulang. Tapi Rara ke Indoapril dulu ya. mau beli minum haus." Ucap Rara sambil memasuki Indoapril.
'Cepet, papa sebentar lagi berangkat.'
"Iya, pa ini udah di kasir kok, bentar lagi otw naik taksi online pulang ke rumah." Jawab Rara meyakinkan ayahnya, padahal sebenarnya dia masih bingung memilih antara air mineral cap gunung dengan air minum kemasan kotak.
-------------
Rara
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Weird Boss?
Roman d'amour#21 - in wattys 28-12-2018 ON GOING Penasaran? baca aja :)