9

151 10 0
                                    

Pagi-pagi sekali Rara bangun tergesa-gesa dan pergi tanpa memberitahu Rosi, karena ini adalah hal yang sulit dipercaya, betapa senangnya Rara saat ini. Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya sampai juga di kantor barunya.

CAT Inc. Office

Sebelumnya dia telah dihubungi wanita bernama Milen yang mengaku sekretaris dari CEO perusahaan ini, dia diberitahu untuk langsung ke lantai lima belas. Dengan tergesa-gesa Rara berlari menuju lift, dia tidak mau menimbulkan kesan buruk pada hari pertamanya bekerja.

Sebenarnya, Rara masih tidak percaya dirinya diterima bekerja di perusahaan ini. mengingat wawancara, Akhhh Rara tidak mau mengingatnya lagi.

Pintu lift terbuka setelah sampai di lantai 15, dan benar Rara disambut seorang wanita berkacamata berwajah datar tanpa senyuman.

"Rara?" Tanya wanita berkacamata pada Rara.

"Iya, saya Rara.. b-u." Rara menjawabnya nya dengan ragu dan sebenarnya cukup aneh memanggil wanita didepannya 'bu'

"Panggil saya Milen." Ucap Milen datar.

"Baik, saya akan memanggil anda Milen." Ucap Rara sopan, sebenarnya dirinya merasa sedikit terintimidasi.

"Ini dokumen yang harus kamu hafalkan dan ingat dengan cepat." Milen memberikan setumpuk dokumen yang tidak terlalu tebal, dan membuat Rara bingung tentunya karena Milen tidak menyebutkan posisinya sebagai staf perusahaan.

"Maaf, sebenarnya saya ditempatkan di divisi apa? Dan ini dokumen tentang apa?" Tanya Rara hati-hati.

"Itu mejamu, kamu adalah asisten pribadi pak Adrian, tugasmu meliputi tugas kantor membawa dokumen, dan tugas lain membuat kopi dan masih banyak lagi. Kamu harus siap siaga selama 24 jam. Saya sarankan kamu pindah ke apartemen yang dekat tempat tinggal pak Adrian. Untuk lebih lengkapnya bisa kamu lihat di dokumen itu. Ingat, pahami, dan catat dalam otakmu baik-baik."

Rara hanya mengangguk mendengar penjelasan Panjang lebar dari Milen, kemudian dia duduk di meja kerjanya yang berada di luar ruangan itu. Setelah itu Milen meninggalkannya sendirian dan keluar dari ruangan itu. Sebenarnya letak mejanya ini berada dalam ruangan yang didalamnya ada ruangan lagi. Dan Rara pikir itu pasti ruangan CEO.

Rara membaca dokumen satu demi satu, semuanya berisi tentang Adrian boss nya saat ini. Setelah membaca, Rara menyimpulkan Adrian adalah satu-satunya orang paling aneh di dunia ini.

Tiba-tiba telfon kabel yang didepannya berdering.

"Buatkan saya kopi, saya tunggu 1 menit dari sekarang." Suara laki-laki asing terdegar di telfon itu, Rara tidak tahu itu siapa. Kemudian dia teringat dengan penjelasan Milen. Benar yang menyuruhnya sekarang adalah Boss nya.

Dengan segera Rara mencari sekeliling dimana dapur untuk membuat kopi, karena sepertinya terlalu lama jika mencarinya. Rara memutuskan bertanya kepada Milen.

1 menit lebih 20 detik kemudian..

Rara membuka pintu besar disebelahnya sambil membawa kopi. Dan Rara dikejutkan dengan suara dingin yang menyeramkan baginya.

"Terlambat 20 detik. Berhenti disana." Ucap Adrian dengan nada dingin, membuat Rara berhenti, padahal dirinya baru melewati satu langkah dari pintu.

Kemudian Adrian memutar kursinya, dan melihat Rara yang berdiri tegang dengan membawa kopi di depan pintu.

"Siapa kamu?" Ucap Adrian dengan pandangan tajam yang dapat menusuk Rara walaupun berjarak tiga meter darinya.

"Sssssa-ya a-a-asistten b-b-bapak." Rara benar-benar tidak bisa menutupi kegugupan serta ketakutannya sekarang. Rara ingat benar siapa boss nya sekarang, Insiden tabrakan minggu lalu, apakah dia akan dipecat ketika bossnya ingat kalau dialah orang yang menabraknya di pinggir jalan waktu itu.

Adrian masih duduk di kursinya dan tangannya mulai menekan nomor lalu menelfon seseorang.

"Bukankah saya sudah bilang tidak suka memperkerjakan asisten perempuan!!" Bentak Adrian kepada orang yang ada di telfon. Mendengar perkataan Boss nya, Rara jadi tambah miris dengan dirinya sekarang. Sepertinya dia akan dipecat.

Tangan Rara terasa pegal memegang gelas berisi kopi yang dia buat, Dalam pikiran Rara terbesit sebuah perlakuan yang buruk, jika dia dipecat dia akan menumpahkan kopi yang dia bawa minimal ke jas boss nya.

"Bawa kopi itu kesini!, saya tidak menggaji kamu untuk berdiri disitu." Ucap Adrian dingin.

Rara tersentak dia tidak jadi dipecat?, namun rasa takutnya berubah menjadi rasa sebal. Bukankah boss nya tadi menyuruhnya berdiri seperti patung dengan menenteng kopi bergelas kaca yang lumayan membuatnya pegal selama beberapa menit.

Rara berjalan mendekat kearah Adrian dan meletakkan kopi itu di meja Adrian. Namun setelah itu Adrian melihatnya dengan wajah datar, Rara tidak tahu harus bagaimana kemudian dia teringat dokumen tadi yang dia baca.

'Aaa penjelasan untung gue inget.' Batinnya dalam hati.

"Saya akan menjelaskan tentang filosofi kopi yang saya buat, kopi Finca El Injerto. Kopi ini memiliki aroma khas wangi bunga yang dapat membuat bapak lebih rileks selama bekerja." Untungnya lagi Rara sempat membaca nama kopi yang dia buat, sedangkan filosifinya? Tentu saja Rara mengarangnya seperti masa ujian SMA,ketika menjawab pertanyaan uraian.

"Baik kamu boleh pergi." Adrian mengalihkan pandangannya kembali.

Rara berjalan menjauh dari Adrian, namun dirinya terhenti ketika mendengar suara Adrian lagi.

"Baca aturan berpakaian ketika di kantor dan di luar kantor." Ucap Adrian dingin.

Memangnya apa yang salah dengan pakaiannya, dia harus berpakaian seperti apa? Menurutnya pakiannya sekarang sudah sopan, ingin rasanya Rara mempotes Adrian tapi hal yang dia lakukan adalah berkata "Baik, pak." Dengan sopan lalu keluar dari ruangan Adrian.

Jam makan siang telah tiba, Milen keluar dari ruangannya. Melihat itu Rara langsung menghampirinya.

"Milen, kamu mau makan siang?" Tanya Rara pada Milen, perutnya sudah menyerukan tanda lapar dari tadi.

"Iya. Kenapa?" Milen memandang Rara dengan aneh.

"Boleh ikut?"

"Kamu harus menemani pak Adrian makan siang, itu yang harus kamu lakukan sebagai asistennya. Saya pergi dulu." Ucap Milen kaku lalu memasuki lift.

"Gak Boss, gak sekretarisnya sama aja. Kayaknya mereka emang setipe deh." Rara menggerutu sendiri.

Telfon kabel dimejanya kembali berdering.

"Rara kamu tahu tugasmu kan!" bentakan berasal daritelfon sungguh membuat telinga Rara panas.    

-------
Hope u like it
@kylehautington

-------Hope u like it@kylehautington

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milen

Me and Weird Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang