15

132 8 0
                                    

Rara melangkah memasuki apartemen, namun tangannya ditarik ke belakang oleh Stela membuatnya sedikit terjengkang namun Rara langsung menyeimbangkan badannya sehingga tidak menjatuhkan diri di lantai.

"Lo gak boleh masuk!" dengan pedenya Stela berjalan mendekati pintu.

"Berhenti disitu! yang gue suruh masuk itu asisten gue bukan lo!" Adrian berdiri ditengah pintu menghalangi jalan Stela.

"What? jadi kamu lebih milih asisten itu daripada aku?"

"Lo bukan siapa-siapa gue." 

"Kamu kok jahat sih sama aku, Ian lo nggak lupakan  apa janji lo dulu?" Ucap Stela berusaha mengingatkan Adrian akan sesuatu.

"Jangan panggil gue Ian, lo bukan dia atau keluarga gue." Ucap Ian lalu maraih tangan Rara yang terbengong melihat drama Stela dan bossnya. Pintu apartemen Adrian tertutup lagi, Stela berusaha menekan password pintu itu, lalu terdengar bunyi tanda pintu terbuka, tetapi ketika Stela meraih gagang pintu itu, nihil tidak bisa dibuka, karena Adrian sudah menguncinya dari dalam.

"Ian! bukain pintunya!" Stela menggedor pintu Adrian dengan tidak sabar.

Setelah membawa Rara memasuki apartemennya, Adrian meraih tas Stela yang berada di sofa lalu membuka pintu apartemennya kembali dan melemparkan tas kecil kepada Stela yang masih depan pintu apartemennya.

"Aww, Ian! kenapa sih kamu selalu kasar sama aku?" Ucap Stela bersuara keras dengan sengaja, dia berniat menarik perhatian penghuni apartemennya sekitar.

"Pergi sana ke diskotik, gak usah ke apartemen gue lagi!" Ucap Adrian lalu menutup pintu apartemennya lagi, Stela berjalan pergi dengan ekspresi kesal di wajahnya. Memang benar apa yang dikatakan Adrian, mengingat pakaian yang dikenakan Stela memang lebih pantas ke diskotik.

Rara masih bertahan di posisi yang sama, dia penasaran akan sesuatu. tetapi jika bertanya apakah boleh? 

"Kamu ngapain masih disitu?" Adrian berjalan melewati Rara dengan santai.

"Pak."

"Ya?"

"Pak."

tidak ada jawaban. baik Rara akan mengutarakan isi pikirannya.

"Pak tadi itu siapa?"

"siapa?" Bukannya menjawab, Adrian malah balik bertanya.

"itu Stela Renata siapa?"

"Udah tau, kenapa tanya." Adrian bergerak menyalakan tv nya, lalu Rara sedikit mendekat pada Adrian.

"Maksud saya.. Stela Renata designer terkenal itu siapanya bapak?" Rara cukup penasaran dengan hubungan bossnya dengan Stela Renata, tentunya dia tahu siapa Stela Renata, dulu dia pernah memakai dress rancangannya saat ikut jamuan perusahaan papanya, menurutnya Stela Renata itu designer paling bereputasi di Indonesia, tapi melihat sikapnya tadi, sepertinya reputasinya akan segera hilang.

"Kamu tidak usah kepo dengan urusam pribadi saya."

"Loh bapak ini kenapa? Saya ini kan asisten pribadi bapak." Rara sengaja menekankan kata pribadi di sela sela kalimatnya.

"Tidak usah sok akrab sama saya. Kamu ini hanya asisten saya."

Ha? Darimana kalimat Rara yang mengutarakan keinginan untuk akrab dengan bossnya? Rara hanya mencoba untuk menghindari masalahnya sendiri, karena pastinya Stela akan mendatanginya setelah ini, lagian Rara juga bicara menggunakan bahasa formal.

"Terserah pak. Saya tidur dulu."

"Enak saja, kamu biarin saya nonton tv sendirian?"  Adrian kini memandang Rara yang sedang memasang ekspresi jengah akan sifatnya.

"Saya capek pak. Lagian bapak bilang gak usah sok akrab sama saya, sekarang malah ngajakin nonton gini?"

"Saya gak ngajakin kamu nonton."

"Lah tadi apa maksudnya, pak?" Ucap Rara sambil mengurut keningnya yang pening tiba-tiba.

"Kamu duduk diam di sebelah saya."

Sama saja kali, Rara pasrah mengikuti perintah boss nya yang terlampau aneh, apakah dia akan bertahan lama dengan pekerjaan jika Adrian selalu menguji kesabarannya seperti ini.

Bertahan.

Rara akan tetap bertahan, baru dua hari dia bekerja. Rara duduk di sofa selain sofa yang diduduki Adrian, dia tidak mau dikira mencoba Akrab dengan bossnya yang aneh itu. Dilihatnya televisi dengan malas, bagaimana tidak? Adrian menonton pertandingan tinju, tentu saja Rara tidak suka. Lama kelamaan Rara mengantuk dan menutup matanya tertidur.

"Besok kamu harus ikut saya ke bandung, bangun pagi jangan sampai kesiangan." Adrian bicara tanpa melihat Rara yang sudah tepar, namun karena tidak ada jawaban dari Rara akhirnya dia menoleh kearah Rara yang sudah tertidur dengan posisi duduk.

Me and Weird Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang