12

125 8 0
                                    

Adrian POV

Aku duduk di kursi ruang kerjaku menatap dokumen-dokumen, memfokuskan diri untuk menganalisis profit perusahaan. Ayah memberikanku jabatannya tentunya aku harus menjaganya dengan baik perusahaan ini.

"Ya, ada apa?" Ucapku mengangkat telfon dari mata-mata perusahaan.

'Lapor pak. Shaidan Asian Corp. membuka cabang baru di Malaysia dan sepertinya mereka akan menjadi saingan berat kita disana.'

"Terus pantau mereka." Ucapku lalu mengakhiri panggilan.

Kenapa tadi dalam rapat tidak disampaikan tentang perusahaan yang berpotensi menghambat perkembangan perusahaan seperti ini, sepertinya aku harus ke Malaysia untuk melihat langsung keadaan disana.

Aku baru ingat kata kata ayah minggu lalu, Shaidan Asian Corp. adalah perusahaan yang didirikan oleh pengusaha China dan terus berkembang hingga pasar Eropa dan Amerika. Mereka membuka berbagai bidang bisnis yang sama dengan CAT Inc. perusahaan yang ayah dirikan.

"Ian kamu di dalam?"

Terdengar suara dari luar pintu ruanganku, ternyata setelah terbuka. Tante Syerin, adik Ayah.

"Tante ada apa tiba-tiba kesini?" Tanyaku pada tante Syerin yang memasuki ruangan kerjaku.

"Gapapa, ini tante Cuma main bentar. Oh iya tante kesini sama Hero dan Vianka. Kamu samperin mereka gih kayaknya tadi bilang mau ketemu sama kamu." Ucap tante Syerin sambil mengelus pundakku lalu mengajakku berdiri untuk menemui sepupuku dan istrinya.

----

Aku turun ke ruang tamu dan disambut dengan senyum cerah Hero.

"Ngapain lo kesini?" Tanyaku pada Hero.

"Bro, jangan gitu dong. Masa gue gak boleh main ke rumah sepupu gue." Ucap Hero sambil cengengesan. Aku heran melihat Hero bagaimana bisa orang seperti dia dapat menjadi developer game dengan penghasilan terbanyak seasia.

"Om Ian, Ilene kangenn deh sama Om." Tiba-tiba Irene memeluk kakiku, akupun menggendongnya. Irene adalah anak dari Hero, cantik, imut. Ketika melihat Irene rasanya aku ingin memiliki anak perempuan seperti dia. Pasti senang rasanya.

"Irene tahu gak kalau bakal punya adik?" Tanyaku pada Irene sambil mencubit-cubit pipinya.

"Ih, Om Ian cakitt nih pipi Ilene. Ilene gak mau punya adik, Ilene mau cendirii camaa Papa dan Mama." Ucap Irene sambil menggeleng-nggelengkan kepalanya dengan lucu.

"Wah, gimana nih Ro. Irene gak pengen punya adik, kayaknya susah deh ngakurin mereka nantinya." Ucapku pada Hero mengejek.

"Alah gampang, bisa diatur itu mah.. ya gak ma?" Ucap Hero sambil meminta suara pada istrinya.

"Gampang gundulmu, aku yang ngurus anak. Bukan kamu." Ucap Vianka sedikit sewot. Mereka itu pasangan lucu. Hero punya darah Inggris jadi wajahnya sedikit terlihat bule. Dan Vianka itu murni orang jawa. Heran aja melihat mereka sama-sama.

"Tumben Vianka sewot gitu, lo apain dia?" Tanyaku pada Hero yang sedang menggelitiki Irene yang sudah turun dari gendonganku.

"Biasalah Bro, lagi ngidam dia. Oh lupa gue. gue minta tolong dong sama lo!"

"Minta tolong apa?"

"Vianka ngidam sesuatu dan itu berkaitan dengan lo." Ucap Hero sambil melirik istrinya yang memandangku.

"Vianka boleh pegang wajah mas Ian?" Tanya Vianka yang kemudian bersuara.

"Kenapa emang dengan wajah gue?" Ucapku sedikit tidak nyaman.

Me and Weird Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang