"Baik, meeting kita akhiri disini, saya harap untuk meeting selanjutnya saya sudah menerima laporan proyek Hi-Tech Villa di Bali." Adrian berdiri dari kursinya dan keluar terlebih dahulu dari ruang meeting diikuti Milen dan Adi.
Setelah meeting Adrian memutuskan untuk pergi ke suatu tempat, tanpa Adi asisten pribadinya. Dia pergi mengunjungi pemakaman ibunya. Adrian sudah tidak memiliki ibu disisinya, dia hanya memiliki seorang ayah. Ayahnya sering menceritakan tentang ibunya dulu, Ibunya adalah pribadi yang penyayang dan pemaaf serta selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Betapa Adrian ingin bertemu Ibunya namun tidak bisa. Ibunya telah meninggal sejak lama setelah melahirkannya. Adrian anak bungsu dari dua bersaudara, Adrian memiliki Mikaela, kakak perempuannya. Namun kakaknya telah menyusul Ibunya ketika dia berumur 6 tahun.
Flashback On
Dua anak kecil, tengah pulang sekolah dan berjalan pulang Bersama bergandengan tangan. Anak perempuan itu terlihat lebih tua dari anak laki-laki yang digandengnya. Mereka kakak beradik yang saling menyayangi.
"Kakakk.. beliin es klim itcuu." Ucap si kecil laki-laki pada kakak perempuannya.
"Bentall yaa, kakak beliin dulu kamu tunggu dicinii yaa." Ucap anak perempuan itu pada adiknya. Kemudian menyeberangi jalan di depannya.
Selang beberapa detik anak perempuan itu sudah membawa dua es krim ditangannya. Dan tersenyum kearah adiknya yang berseberangan dengannya, kemudian menyeberang jalan lagi.
Namun belum sempat laki-laki kecil itu mendapatkan es krimnya, kakaknya sudah berbaring di tengah jalan. Es krim yang dibeli kakaknya sudah bercampur dengan cairan berwarna merah.
"Kakakkk....."
"kakak... hiks.... Hiks..."
"kakak... ayoo bauunn kakak.... "
"Jannn tinggalin...hiks.. ian cendiriiii... hiks..."
Flashbak Off
Kejadian menyedihkan itu tidak dapat dilupakan oleh Adrian. Kakaknya meninggal di depannya dengan jelas pada saat itu.
Tiba-tiba handphone Adrian berdering. Adrian mengangkat telfon itu.
'Ian, jemput ayah di bandara.'
"Iya, yah. Ian segera kesana."
Adrian melajukan mobilnya menuju bandara untuk menjemput ayahnya. Sesampainya disana, Adrian mencari ayahnya dan akhirnya bertemu.
"Ayah." Panggil Adrian.
"Sebentar tunggu Stela sekalian." Ucap Ayahnya mencegah Adrian menyeret kopernya.
"Stela? Ngapain Stela disini?" Tanya Adrian heran pada Ayahnya.
"Tadi ayah tidak sengaja bertemu, lalu ayah mengajaknya untuk ikut dengan ayah sekalian."
"Hah? Ngapain yah? Ayah kan tau Ian alergi sama Stela."
"Sudah, tidak apa-apa. Menjalin silaturahmi itu baik Ian. Lagian ayah kira kamu nyuruh Adi buat jemput ayah, tumben-tumbenan kamu mau jemput sendiri ke bandara." Ucap ayah Adrian kalem.
"Ian lagi luang yah, abis dari pemakaman ibu tadi."
"Maaf yaa om, udah nungguin lama. Saya jadi gak enak sama om." Stela tiba-tiba muncul entah darimana dengan ekspresi cari mukanya. Adrian yang melihatnya langsung melengos.
"Gapapa stela, ayo sekalian naik mobil Ian. Nanti kamu biar dianterin sekalian sama Ian." Ajak ayah Adrian pada Stela.
"Ian, kok kamu gak nyapa aku si. Udah lama lo kita gak ketemu." Ucap Stela dengan cepatnya berada disamping Adrian.
'Emang lo siapa.' Batin Adrian malas.
"Ayo yah" tanpa memperdulikan Stela, Adrian menggandeng ayahnya dan menyeret kopernya.
Stela hanya bisa cemberut dengan sikap Adrian yang mengabaikannya. Dan mengikutinyadari belakang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mikaela when 8 years old
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.