19

71 5 0
                                    

Bicara soal kacang, Rara terjebak bersama Adrian selama setengah jam di dalam mobil. Kalau diibaratkan bagi Rara suasana di dalam mobil seperti suasana di film a quiet place, tenang tapi mencekam.

"Turun!" Suara bariton Adrian membuat Rara terkejut setengah mati, Rara mengelus dadanya menenangkan diri.

"Ini dimana pak?" Tanya Rara bingung, karena Adrian tidak memberitahu soal membawa pergi tiba-tiba dan tidak sesuai jadwal seperti ini. Alamat Rara harus merevisi jadwal Adrian, sungguh menambah pekerjaannya saja.

"Haduh kacang is everywhere." Gumam Rara sambil membuka pintu mobil dan sedikit menyindir Adrian justru turun dari mobil tanpa menjawab pertanyaannya, dan membuatnya linglung.

"Aw" Rara merasakan sakit di bagian telapak kakinya, dan baru menyadari kalau kakinya terluka entah apa penyebabnya dia tidak ingat.

"Kamu ini nekat ya, lukamu malah jadi kotor gara-gara kamu napak sembarangan gitu." Adrian yang semula berbicara dengan seseorang entah siapa Rara tidak kenal, menghampirinya lalu membopongnya lagi.

"Pak turunin saya." Bukannya senang, Rara justru malu bercampur takut ketika Adrian membopongnya.

"Kamu pikir saya setega itu, membiarkan kamu berjalan nahan sakit."
Entah kenapa ucapan Adrian barusan terdengar so sweet di telinganya, atau hanya dirinya saja yang terlalu gampang baper. Tapi tetap saja Rara tidak mau Adrian mengoloknya hanya karena membopongnya.

"Tidak apa apa pak, turunkan saja saya." Ucap Rara kekeuh.

"Ternyata kamu keras kepala ya. Jangan-jangan kamu baper sama saya?" Ucap Adrian memandang Rara tajam.

Apa yang dikatakan Adrian membuat Rara kesal, karena kalau diingat-ingat Adrian mudah menebak isi pikirannya selama ini. Tapi tidak mungkin Rara menjawab pertanyaan Adrian dengan jujur karena disituasinya sekarang ini cocok dengan pepatah jawa 'Yen jujur bakal ajur'

"Saya malu pak."

"Kamu malu sama saya? Atau kamu malu bersama saya?"

"dua-duanya pak." Ucap Rara keceplosan.

Mendengar jawaban dari Rara, dengan segera Adrian menurunkan Rara, dan berjalan duluan meninggalkan Rara yang sedang menyesali keputusannya untuk meminta turun.

Rara berjalan pelan tanpa alas kaki berusaha mengejar Adrian, tetap saja gaya berjalannya yang terseok-seok tidak dapat berjalan cepat. Tapi Rara tetap bersyukur karena lantai hotel tidak dibuat dari aspal.

Adrian menunggunya di depan tempat pemesanan kamar, namun percuma dia tidak sabar melihat cara berjalan Rara. Dihampirinya Rara dibopongnya Rara seperti karung beras.

"Pak-"

"Apa? Kamu mau protes lagi?"

"Saya-"

"Pasal dua puluh ayat satu. Seorang asisten tidak boleh melayangkan protes terhadap keputusan atasan kecuali atasan melakukan hal-hal yang berbau pelecehan seksual. Jika asisten melayangkan protes maka harus menanggung konsekuensi yaitu berupa pemberhentikan atau dipecat."

Mendengar ucapan Adrian, Rara tidak bisa berkutik lagi. Apalah daya seorang asisten yang terikat tiga puluh pasal tentang pekerjaannya yang pada intinya 'Atasan selalu benar dan tidak bisa dibantah'. Lagi pula Adrian juga tidak berniat buruk padanya, justru sebaliknya.

"Mbak dua kamar. Kalau bisa yang sebelahan." Ucap Adrian pada bagian pemesanan kamar.

"Maaf pak. Tinggal satu kamar yang kosong."

"Baiklah tidak papa." Ucap Adrian santai. Sedangkan Rara sedikit panik, dia akan satu kamar dengan Adrian.

"Pak cari hotel lain saja." Protes Rara.

"Pasal dua puluh ayat satu."
Rara terdiam membisu, dan mengurungkan protesnya lagi.

"Bisa berikan KTP?"

"Ini mbak."

"Kamarnya untuk sendiri atau berdua?"

"Berdua mbak."

"Status bapak dengan mbaknya?"
Mendengar itu, Adrian sedikit merasa jengkel. Apa setua itu wajahnya hingga dia dipanggil bapak.

Adrian sedikit berpikir keras untuk menjawab statusnya dengan Rara. Mereka berdua kemungkinan tidak bisa menginap jika dia bilang status yang sebenarnya.

"Kami sudah menikah." Ucap Adrian mantap. Rara yang membelalakkan matanya tanpa sadar memukul punggung Adrian.

"Tenang biar aku yang urus. Ingat pasal duapuluh ayat satu."

"Ada buku nikah pak?"

"E... kebetulan kami baru menikah siri, belum menikah secara hukum."

Rara berpasrah diri dengan semua pernyataan palsu yang dibuat oleh Adrian entah menguntungkan atau merugikannya.

Me and Weird Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang