'Kenapa lo? Malem-malem gini gak usah ngerengek nakutin gue deh Ra.' Terdengar suara Rosi dari handphone Rara.
"Gue disuruh nyari kerja sama mama, gue harus gimana dong?."
'Ya, nyari lah, Saran gue lo ikutin aja apa kata mama lo. Orang tua tu gak ada yang salah Ra.'
"Ada kali."
'Emang ada?'
"Iya, orang tua yang nyuruh anaknya berbuat jelek."
'Iya itu kan pandangan lo, siapa tau perbuatan jelek itu demi kebaikan.'
"Halah. Sok bijak lo."
'Yaudah sono pergi, gak usah ganggu gue.'
"Maap Ros, jan ngambek dong."
'Ngapain ngambek sama lo, lo tuh gak lebih nyebelin dari mbak-mbak yang ada di rumah gue.'
"Mbak-mbak siapa? Lo ada asisten rumah tangga? Gila lo ye, baru beli apartemen langsung berani gaji asisten rumah tangga. gaji lo pasti banyak. Bagi-bagi dikit kali ke gue... "
'Dih, ngapain gue bagi gaji gue ke lo, makanya lo cepetan kerja gih biar ngerasain punya uang hasil sendiri.'
"Maunya...., cariin gue kerjaan dong Ros. Gue gak mau diceramahin sama mama kalo nganggur terus."
'Lo mau kerja apa emang?'
"Apa aja deh yang penting halal."
'Yaudah jadi pembantu di rumah tante gue aja.'
"Inalillahi, ya nggak pembantu juga kali. Gue gak bakat kayak gituan."
'Trus?'
"Pegawai kantoran gitu? Di kantor lo ada lowongan gak?"
'gak ada lowongan, nanti gue cari info-info yang kira-kira pas buat lo.'
"makasihh Rosiii sahabatt gue yang paling cantik seduniaaa....... Eh, btw beneran lo ada pembantu ?"
"Nggak, yang gue maksud itu mbak-mbak kunti yang di apart sebelah, dia sekarang pindah di apart gue."
"Ohh, jadi penghuni yang ada disebelah lo itu mbak-mbak.. tapi kok Namanya kunti serem amat hiii. Kalo dia pindah di apart lo. Trus lo tinggal dimana?" Rara jadi bingung dan merinding bersamaan.
'Kamar apart sebelah gue kosong ra, kunti yang gue maksud itu kuntilanak.'
"maksud lo setan?"
'Iya. Tuh kan dia denger gue lagi ngomongin dia.'
"hih, kok serem gitu Ros, gue gak mau main atau nginep di apart lo ahh. Ntar gue digangguin lagi." Rara jadi tambah merinding. Setelah dipikir-pikir memang benar setan itu membawa hawa negative yang bertolak belakang dengan hawa manusia yang positif, buktinya dirinya sekarang merinding padahal hanya lewat telfon.
'Aduhh dia ngeliatin gue Ra, mati gue mati gue. Mana mukanya gak bisa selo lagi.'
"Udah ah, gue tutup." Rara cepet-cepet menutup telfonnya, dia tidak mau jika kunti itu mengetahui dirinya teman Rosi, terus jadi pindah ke kamarnya tiba-tiba, itu sama sekali tidak lucu.
Rara masih merasakan hawa merinding di sekitarnya, kalau masih seperti ini terus bagaimana caranya dia bisa tidur nyenyak.
"Bang Devannnn....."Teriak Rara lari keluar dari kamarnya.
"Bang Devannn...." Masih dengan teriakan Rara yang melengking.
"Rara takut, ini bulu kuduk Rara berdiri semua nih." Rara memperlihatkan bulu halus ditangannya yang memang berdiri karena merinding.
"Yaudah nyalain aja lampunya kan jadi terang."
"Gak mau, Rara mau tidur sama abang aja. Boleh ya???"
"Enak aja, abang gak mau tidur sama kamu. Yang ada badan abang sakit semua kamu tendangin. Udah tidur sana di kamar kamu." Devan hendak menutup pintu kamarnya tapi masih ditahan oleh Rara.
"Bang.... Tolonglah..." Ucap Rara memohon.
"Yaudah.."
"Boleh?" Mata Rara berbinar mendengar ucapan Devan.
"Abang tungguin kamu tidur di kamar kamu. Tapi nanti kalau kamu udah tidur abang tinggal." Ekspresi berbinar Rara hilang seketika.
"Udah ayo cepet, abang masih banyak kerjaan nih." Ucap Devan sambil mendorong Rara berjalan ke kamarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.