18. Perfect Blood

642 75 141
                                    

Ye Won keluar dari kamarnya dengan rapi bersiap untuk pergi bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ye Won keluar dari kamarnya dengan rapi bersiap untuk pergi bekerja. Namun selama seminggu ini, sebelum menuruni tangga ia akan berdiri didepan kamar Seung Wan berkutat dengan dilema, ketuk atau jangan?

Ia sudah siap memberikan penjelasan tentang Dylan, Ye Jin dan masalalunya di Paris. Tapi Seung Wan selalu menghindarinya. Gadis itu juga tidak pernah membalas chatnya apalagi bicara padanya. Padahal Seung Wan sudah ganti shift, mereka punya banyak kesempatan untuk bertemu dan berbicara.

Akhir akhir ini Ye Won selalu berangkat pagi pagi sekali. Ia akan membeli makanan dijalan lalu sarapan sendirian dibutik. Sungguh, ia masih malu untuk berbaur dengan keluarga. Bahkan ia merasa sungkan untuk berhadapan dengan bibi Park.

Dia merasa sangat hina dan tak tahu diri.

Dan Ye Jin, jika Seung Wan kerja pagi maka setiap malam dia akan tidur dengan Seung Wan. Ye Won sedikit lega, setidaknya Seung Wan tidak menjauhi anaknya walaupun dia membenci ibunya.

Tapi, disisi lain dia sangat merindukan putera semata wayangnya itu. Dia tidak bisa memeluk Ye Jin karena Seung Wan akan membawanya pergi setiap ia ingin menghampiri Ye Jin. Berangkat dan pulang sekolah saja dian+62 823-2128-7728tar jemput  oleh Seung Wan.

Ye Won menghembuskan nafas panjang.

Hampa.

Sepi.

Jadi begini rasanya hidup sendirian? Tanpa Seung Wan, tanpa Ye Jin dan tanpa keluarga yang ia sayangi.

Ye Won menitikan airmata ketika menggigit ujung sandwich yang ia beli diminimarket 24jam. Ia menyalakan televisi agar suasana tak terlalu sepi. Namun tetap saja, hati tak bisa dibohongi. Ye Won menangis selama sarapan. Mengingat betapa besar dosa yang ia miliki karena sudah menyakiti begitu banyak orang termasuk puteranya sendiri.

Ini mengerikan. Bahkan lebih mengerikan daripada dilempar ke klubnya Tn. Bang.

Appa... Bogoshipda. Bathin Ye Won merindukan sosok ayahnya yang selalu ada setiap ia membutuhkan sandaran.

Sekarang... Dia hanya sendiri. Sama seperti ketika ia lahir kedunia lalu dibuang ditempat sampah. Sendirian.

Ye Won kesulitan menyelesaikan  sarapannya karena tekanan ditenggorokan membuatnya sulit menelan. Namun ia tetap harus mengisi perutnya karena memikirkan masalah juga membutuhkan tenaga. Lagipula siapa yang akan merawatnya kalau sampai ia sakit?

Annyeong hasseyo yeorobun, Kim Dylan imnida.

Ye Won mengangkat wajahnya kearah televisi ketika mendengar suara Dylan disana. Hari ini media sibuk mengabarkan tentang debut Dylan di Korea yang disiarkan tadi malam melalui acara variety show terkenal.

Pria itu terlihat ceria bercanda dengan host acara.

Sesaat Ye Won terpana.

Dylan benar benar sempurna. Wajahnya tampan tampan cela, fisiknya idaman kaum hawa, popularitas, uang, dia memiliki kehidupan yang membuat siapapun iri ingin seperti dirinya.

Behind The Perfection [JINRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang