13. Perfect Concern

538 68 103
                                    

Up aja dulu, koreksi nanti. Hehehehe

***

Di ruang tunggu Gimpo Airport. Dylan duduk dengan tampan sambil membaca buku yang tadi belum sempat ia selesaikan. Entah kenapa dia begitu excited ingin mengetahui seluruh isi buku dengan cepat.

"Jin-ah..."

Dylan refleks menoleh, dia hampir saja menyahut seandainya Ye Won tidak melanjutkan kalimatnya.

"...Eomma mianhae. Eomma tiba tiba ada pekerjaan mendadak dan baru bisa pulang besok lusa. Selama eomma pergi halmoni dan bibi park yang akan mengantar jemput Ye Jin sekolah." Wanita itu baru masuk keruang tunggu setelah mengambil barang barang keperluannya yang diantarkan supir keluarga kebandara. Dan sekarang dia sedang menelepon anaknya.

Dylan pura pura kembali fokus pada bukunya. Namun telinganya fokus pada pembicaraan Ye Won ditelepon. Dia ingin sekali mendengar suara Ye Jin tapi Ye Won pasti tidak akan mengijinkannya. Terlihat dari cara wanita itu memilih duduk dikursi paling ujung menjauhi Dylan yang berada diujung yang lain.

"Bibi Seung Wan sedang sibuk minggu ini. Jangan merepotkannya, arachi?"

...

"Jangan menerima barang dari orang asing dan jangan pergi dengan orang asing walaupun itu ayah temanmu."

Dylan menoleh. Maksud anda 1apa ya???

...

"Kita bahas ini nanti setelah eomma pulang. Jaga diri baik baik."

Ye Won melepas airpodnya dan memasukannya kedalam clutch yang diantarkan oleh supir. Dylan baj*ngan itu memang merepotkan. Orang baru bangun tidur main angkut saja. Cuma ditanya bawa handphone atau tidak. Dia pikir kartu Identitas bisa muncul dari dalam handphone. Walaupun mereka pergi pakai jet pribadi tetap saja penumpang wajib menunjukkan kartu identitas.

Udara pagi yang dingin terasa menusuk. Ye Won yang hanya memakai kaos oblong, celana kulot panjang dan sendal jepit rumahan, mengusap usap lengannya agar lebih hangat. Dia sengaja tidak meminta diantarkan pakaian dan sepatu agar orang rumah tidak curiga kalau sebenarnya dia diculik.

Masa pergi karena ada pekerjaan sampai lupa bawa pakaian dan sepatu. Walaupun mendadak tapi rasanya tidak masuk akal sampai lupa pakaian sendiri. Kalau clucth masih bisa dimaklumi walaupun orang rumah pasti sedikit terkejut karena seorang Hong Ye Won yang selalu penuh persiapan pergi sampai lupa membawa kartu Identitas.

Ye Won hampir saja terlelap ketika seorang wanita cantik dan penuh wibawa masuk keruang tunggu yang hanya diisi olehnya, Dylan dan dua bodyguard. Hentakan ujung heels dilantai menimbulkan suara yang membuat rasa kantuk Ye Won menguap entah kemana. Wanita itu menghampiri Dylan dengan raut kesal.

"Kenapa kau selalu begini? Bergerak sendiri tanpa berdiskusi dulu denganku?" Tanya wanita itu to the point.

"Aku tidak mau berdebat, Clara." Balas Dylan sambil mengangkat tangan melihat Rolex di pergelangan tangannya. "Kita berangkat sekarang, pesawatnya sudah siap."

"Bagaimana kita bisa pergi tanpa stylish? Asal kau tahu, temanku marah karena kau membatalkan kontrak yang baru kemarin kita buat."

Dylan menghela nafas lelah, memasukan buku ke tas lalu berdiri.

"Bukan kita. Tapi kau. Kau membuat kontrak dengannya tanpa jaminan apa aku akan baik baik saja atau tidak ditangannya." Dylan mengangkat ranselnya, membawanya disatu bahu.

"Aku sudah menemukan stylishku sendiri. Perlakukan dia dengan baik." Pesan Dylan sebelum pergi menuju pesawat diikuti dua bodyguardnya.

Clara menoleh pada Ye Won yang masih termenung bingung ditempatnya. Tatapan tajamnya memindai tubuh Ye Won dari ujung kepala hingga ujung kaki hingga Ye Won merasa dikuliti.

Behind The Perfection [JINRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang