Malam hampir larut ketika Ye Won masuk keruang rawat VVIP tempat Ye Jin dirawat. Ia baru saja kembali dari melepas Hyun Joo pulang bersama Seok Joon dan Kim Ye Won. Ayah dan ibunya juga sudah pulang, itupun karena dipaksa olehnya. Dia tidak ingin ayah dan ibunya sampai sakit karena kelelahan. Tapi mereka janji akan kembali besok pagi. Seung Wan juga ikut pulang untuk mengambil pakaian dan beberapa barang yang dibutuhkan Ye Won.
Ye Won duduk dikursi yang ada disamping ranjang sambil terus menatap wajah puteranya yang masih belum sadarkan diri. Sangat menyakitkan melihat anak sekecil ini harus menahan sakitnya luka separah ini. Air mata Ye Won kembali mengucur deras setiap kali mengingat kejadian mengerikan yang menimpa puteranya.
Seharusnya tadi ia tidak datang kesekolah, seharusnya ia tidak berdiri disebrang jalan, seharusnya ia saja yang berlari menerobos lampu hijau. Dan seharusnya ia yang berbaring diranjang pesakitan ini. Bukan anak kecil yang polos dan tak berdosa seperti Ye Jin.
"Mianhae, Jin-ah. Eomma tidak bisa menjagamu dengan baik. Dan terimakasih karena sudah bertahan sejauh ini. Terimakasih karena tidak meninggalkan eomma sendirian didunia ini." Ye Won meraih tangan Ye Jin yang tidak terhubung dengan infus. Mendekatkan tangan itu kepipinya.
"Ye Jin harus kuat, harus sehat kembali. Bukankah Ye Jin ingin bertemu dengan appa?
Eomma janji tidak akan menyembunyikan appa lagi. Ye Jin bisa membuat kenangan bersama appa sebanyak yang Ye Jin mau, dan Ye Jin bisa menceritakannya didepan kelas seperti teman teman Ye Jin. Mereka tidak akan membuli Ye Jin lagi. Mereka justru akan iri karena Ye Jin memiliki appa yang sangat tampan dan luar biasa."
Ye Won mengecup punggung tangan puteranya dengan lembut. Lalu memandang wajah lelap puteranya hingga tanpa sadar ia ikut terlelap karena kelelahan.
Kepala Ye Won hampir saja terantuk besi pembatas ranjang kalau saja seseorang tidak segera datang dan menahan kepalanya dengan telapak tangan.
"Oh, ahjussi." Ye Won langsung berdiri ketika menyadari kehadiran Dylan disampingnya. "Anda sudah lama disini?" Tanya Ye Won tak enak karena ia tertidur ditelapak tangan Dylan. Entah sejak kapan Dylan menahan kepalanya seperti tadi. Memalukan sekali.
"Baru saja. Tidurlah disofa. Kau pasti lelah. Biar aku yang menjaga Ye Jin." Kata Dylan.
"Animnida. Saya tidak lelah. Anda saja yang istirahat. Anda pasti lelah karena baru pulang dari award."
"Apanya yang tidak lelah. Kau tidur sampai mendengkur tadi." Ujar Dylan membuat Ye Won langsung menutup mulutnya.
"Be-benarkah?" Tanya Ye Won seraya memastikan tidak ada air liur dipipinya.
Air liurnya tidak sampai menetes ditangan Dylan kan?
Ya Tuhan... Ye Won ingin masuk lubang rasanya.
"Aku hanya bercanda." Kata Dylan sambil tertawa kecil.
Ye Won diam diam menghembuskan nafas lega.
"Anda datang sendiri?" Tanya Ye Won seraya mengedar pandangan keseluruh ruangan. Siapa tahu Dylan didampingi pawangnya.
"Bukankah kau lebih senang aku datang sendiri?" Dylan balik tanya.
"Nde?"
"Kalau aku datang dengan Clara kau tidak akan betah lama lama didekatku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Perfection [JINRENE]
PoetryOne night stand dengan selebriti. Lalu hamil. "Aku tidak percaya ini. Kau tidak punya pacar ataupun sedang dekat dengan pria manapun. Bagaimana bisa hamil? Siapa ayah bayi itu?" cecar Seung Wan. "Kalau aku bilang ini adalah anak Dylan Kim, apa kau a...