1. Perfect Bestie

959 72 8
                                    

Paris, February 2022

Hueeeekkkk Hueeeekkkk...

Ye Won bersimpuh didepan closet mengeluarkan cairan bening yang membuatnya terus mual sejak turun dari pesawat satu jam yang lalu.

Pusing, mual dan lemas. Itulah yang Ye Won rasakan saat ini. Ia terduduk lemas di lantai setelah menekan flush closet kamar hotelnya. Dan saat itu juga seseorang masuk dengan wajah cemas.

"Gwaenchana?" Tanyanya menangkup wajah Ye Won yang pucat. "Mau kupanggil kan dokter?"

Ye Won menggeleng, lalu berdiri dibantu oleh orang itu yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri, Seung Wan.

"Hanya mabuk pesawat, nanti juga sembuh." Kata Ye Won seraya berjalan pelan menuju tempat tidur. Seung Wan dengan cepat menumpuk bantal agar Ye Won bisa bersandar dengan nyaman.

"Kau yakin tidak perlu dokter?" Tanya Seung Wan sekali lagi. Dia benar benar khawatir.

Ye Won hanya mengangguk lemah dengan mata yang terpejam lelah.

"Apa kau kuat untuk datang keacara nanti malam?" Tanya Seung Wan. Dia agak was was, jika keadaan Ye Won tidak segera membaik kemungkinan mereka tidak bisa pergi ke acara sesuai dengan rencana. Tapi, apapun yang terjadi Ye Won tetap menjadi prioritas utamanya.

"Kalau tidak kuat. Kita tidak perlu pergi. Kau istirahat saja, aku akan menemanimu."

Mendengar itu Ye Won sontak membuka matanya lebar lebar, menguliti Seung Wan dengan tatapan horor.

"Kau bilang apa??? Jangan macam macam, Hong Seung Wan!!" Ancam Ye Won pelan namun tetap terdengar tegas. "Kita jauh jauh datang kesini bukan untuk menumpang tidur di hotel. Kalaupun aku tidak bisa pergi, kau pergilah sendiri, jangan buang buang uang percuma, biaya pesawat dan Hotel di Paris tidak murah."

Seung Wan mengangguk anggukan kepalanya sambil membuka bungkusan obat. Seperti seorang adik penurut yang sedang diceramahi kakaknya. Dan Seung Wan sangat suka dengan reaksi Ye Won saat ini. Ye Won sedikit banyak mengalami perubahan semenjak berteman dengannya. Kosa kata yang diucapkan sahabatnya itu semakin hari semakin banyak saja.

Mendengar Ye Won mengomel itu adalah moment yang langka. Jadi, Seung Wan ingin mendengar omelan Ye Won lebih banyak lagi.

"Kesehatanmu lebih penting dari apapun juga. Aku tidak bisa pergi bersenang senang melihat Dylan sementara kau kesakitan disini sendirian." Pancing Seung Wan. Sungguh, Ye Won sangat lucu ketika sedang kesal.

Ye Won memutar bola matanya.

"Aku hanya mabuk pesawat bukan sekarat." Balas Ye Won seraya memejamkan matanya yang terasa berat. Ia tak peduli dengan Seung Wan yang terkekeh mendengar ucapannya.

"Tapi jetlag mu mengerikan, sampai lemas begitu. Andai kau sudah menikah kau pasti disangka morning sickness. Hihihi..."

"Sudah kubilang dari awal aku tidak bisa naik pesawat jauh jauh, tapi kau keras kepala dan terus memaksaku ikut." Walaupun pusing dan lemas Ye Won tetap mendumel. Ye Won masih ingat bagaimana Seung Wan menggunakan ibunya untuk membujuk Ye Won ikut bersama anaknya. Seung Wan tahu betul kalau Ye Won tidak bisa menolak apapun permintaan Ny. Hong.

Behind The Perfection [JINRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang