Ting Tong... Ting Tong... Ting Tong
Ye Won menekan bel rumah keluarga Hong dengan cepat sambil kepalanya terus menoleh kebelakang tubuh karena takut anak buah Tn. Bang masih mengejarnya sampai kesana, bahkan presensi Jungkook yang masih berdiri disamping mobil untuk memastikan dirinya aman sampai masuk rumah tak mengurangi rasa traumanya pada dua bandit itu.
Tak lama terdengar bunyi bip pertanda seseorang telah membuka kunci melalui interkom. Ye Won segera membuka pintu gerbang yang terbuat dari kayu yang kokoh dan mengkilap itu dengan tergesa dan ia langsung melihat Seung Wan berlari kearahnya dengan raut cemas.
"Won-ah." Seung Wan langsung memeluk Ye Won didepan pintu. Dia tak bisa menahan diri untuk tidak berlari keluar ketika melihat Ye Won dilayar interkom dengan penampilan berantakan dan tampak ketakutan. Sesuatu yang buruk pasti terjadi. Kalau tidak, mana mungkin Ye Won datang selarut itu.
"Wan-ah... " Ucap Ye Won lirih seraya mengeratkan ikatan tangannya dipinggang Seung Wan.
"Gwenchana, aku bersamamu." Seung berusaha menenangkan Ye Won namun tanpa sadar ia justru ikut menangis setelah mendengar Ye Won terisak dipelukannya.
Seung Wan mengurai pelukan. Melihat presensi gadis didepannya lamat lamat. Hatinya lemas mendapati wajah cantik yang sangat ia kagumi itu penuh lebam dan goresan yang menyakitkan.
Seung Wan ingin bertanya apa yang terjadi tapi ia tidak yakin telinganya sanggup mendengar kenyataan yang lebih pahit dari kabar kehamilan Ye Won hari ini.
"Won-ah..." Tangan Seung Wan membingkai wajah Ye Won dengan hati hati. Mengusap lebam biru keunguan itu sambil berderai airmata. "Siapa yang sudah tega melakukan ini padamu?"
Ye Won tak menjawab. Airmatanya mengalir semakin deras hingga membasahi tangan Seung Wan. Tatapannya menyiratkan bahwa ia benar benar ketakutan dan butuh perlindungan.
"Aku sangat takut, Wan-ah." Gumam Ye Won lemah sebelum akhirnya merosot jatuh dilantai.
"Won-aahhh!!!"
Seung Wan bersimpuh memeluk kepala Ye Won lalu berteriak memanggil ayah dan ibunya.
"APPAAA, EOMMAAA, TOLOOONG!"
"Biar saya bantu membawanya kedalam."
Seung Wan terkejut ketika tiba tiba muncul seorang pria menawarkan bantuan. Pria itu berjongkok dan hendak menyentuh Ye Won tapi Seung Wan menahannya dengan menepis tangan pria itu. Matanya berkilat menatap pria itu penuh waspada.
"Siapa kau?"
"Saya Jeon Jungkook. Saya yang tadi mengantar nona ini kemari."
Mata Seung Wan memicing, memindai tubuh Jungkook dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Wajahnya innocent dan tampan. Penampilannya juga tak menunjukkan kalau dia seorang bandit. Tapi... Bukankah penjahat jaman sekarang banyak yang good looking?
"Bagaimana aku bisa percaya padamu? Bisa saja ternyata kau adalah salah satu anak buahnya Tn. Bang." Tukas Seung Wan memeluk Ye Won lebih erat seolah ingin melindunginya dari Jungkook.
"Tuan Bang?" Jungkook mengernyit tak paham. "Maksudmu, orang orang yang mengejarnya tadi?"
"Jadi, dia dikejar kejar anak buah Tn. Bang?" Tanya Seung Wan yang akhirnya tahu apa yang menimpa sahabatnya itu.
Jungkook mengangguk. "Nona ini tiba tiba masuk kedalam mobil saya dan meminta saya mengantarnya kesini."
***
Satu jam berlalu, Ye Won masih belum sadarkan diri. Selama satu jam itu pula Seung Wan tidak beranjak dari sisi Ye Won sejengkalpun. Gadis itu terus menangis melihat kondisi sahabatnya yang memprihatinkan. Seung Wan tak sanggup membayangkan bagaimana Ye Won berlari dengan ketakutan dalam keadaan lemah setelah pendarahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Perfection [JINRENE]
PoetryOne night stand dengan selebriti. Lalu hamil. "Aku tidak percaya ini. Kau tidak punya pacar ataupun sedang dekat dengan pria manapun. Bagaimana bisa hamil? Siapa ayah bayi itu?" cecar Seung Wan. "Kalau aku bilang ini adalah anak Dylan Kim, apa kau a...