19. Truth or Dare.

714 80 40
                                        

"Ngakak njir pas ngeliat Daehwi didorong sama anak kecil." -Guanlin.

"Bangke emang tuh bocah. Dasar bocah." -Daehwi.

"Apalagi pas Encum mau kebawa arus. Ngakak." Guanlin ketawa terpingkal-pingkal sampai memegangi perutnya.

"Gue kan gak bisa berenang. Kalian maksa." -Encum.

"Untung gue bisa." -Dobleh.

"Guys, gue dapat nomor bule yang tadi." Jihoon menunjukkan sederet nomor yang ada si ponselnya.

Kita semua kompak menggelengkan kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita semua kompak menggelengkan kepala. "Lo punya simpenan berapa sih, Ji?" tanya gue.

"Nggak keitung, Kom." Jihoon menjawab enteng, lalu menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

Ya, kita lagi makan setelah selesai bermain air. Walaupun gue sama Baejin enggak. Denger cerita mereka aja udah ikut senang.

"Lo sendiri gimana sama Baejin? Udah dijedor?" pertanyaan Jihoon membuat gue mamalingkan wajah. Dan sialnya di samping gue itu Baejin.

"OTW."

Apaan, sih, Baejin. Nyautin aja.

MAMA GUE MALU.

"Lanjut makannya. Nanti maag lo kambuh." bulu kuduk gue meremang setelah Baejin berbisik tepat banget di telinga. Buru-buru aja gue lanjut makan.

"Oh iya, Cum, selama suka K-Pop, udah nonton konser siapa aja?" Guanlin, anak itu bertanya ke Encum sembari mengelap mulutnya menggunakan tisu.

Encum tertawa miris. "Boro-boro mau nonton, beli albumnya aja nggak bisa. Haha."

"Serius?"

"Iya. Emangnya lo udah pernah?"

"Sering. Tiap ada yang konser di Indo juga gue tonton. Fanmeet juga," jawabnya, seraya mencuci mulut dengan buah jeruk.

"Enak lo mah."

"Mau album NCT yang Regulate? Kebetulan yang itu gue belum punya. Kalo mau, nanti gue pesan dua."

"Guanlin ngalusnya mahal banget, ya. Apalah daya gue yang receh." -Jihoon.

"Berasa jadi nyamuk." -Daehwi.

"Panas nih. Kita kapan kayak gitu, Kom?" -Baejin.

"Mau goda Daehwi, tapi kere." -Dobleh.

"Gue tabok tuh mulut! Mau beli apaan, sih? Gue biarin!" -Daehwi.

"Mending buruan deh makannya, terus rapi-rapi. Udah mau gelap." gue menengahi pada akhirnya.

--

Kita sampai di vila jam tujuh malam. Suasana di luar ramai. Ada yang main kembang api, bakar jagung, ngobrol sambil masang api unggun, dan masih banyak lagi.

FANGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang