Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari ini gue dan para cecunguk bakalan menimba nasib di ICE, BSD. Demi mendapat sesuap nasi.gg.
"Doohhh, mana sih temen lu, lama amat." Gue mondar-mandir sembari mengibaskan tangan karena gerah. Sesekali melirik Encum yang asik foto-foto sama Dobleh tanpa mengindahkan gue.
"Sabar dikit ngapa si," jawab Encum pada akhirnya.
Mau sabar yang gimana lagi Bambank. Udah hampir setengah jam nunggu, tapi yang ditunggu enggak datang-datang.
"Ya elah, keburu luntur dah ini mah bedak bayi gue, kampank." Gue ngedumal lagi.
"Duduk dulu apa makanya. Kagak enak diem amat," kata Dobleh sedikit sewot.
"Gerah, njir."
Gue ini kayaknya memang kelainan deh. Udah jelas-jelas ada angin, cuaca juga lagi nggak panas-panas amat. Tapi kenapa gue selalu kegerahan ya lord. Kayaknya karena kebanyakan dosa ini. Ya Allah, ampuni Hamba.
Karena capek mondar-mandir, akhirnya gue ikutan duduk. Masih masang tampang bete. Gue mengeluarkan kertas yang isinya adalah bedak bayi, kemudian memolesnya kembali ke wajah.
Bodo amat deh make bedak pantad, yang penting muka gue kagak buluk-buluk amat.
"Tuh dateng. Yuk, ke sana." Encum berdiri, diikuti dengan Dobleh dan gue.
Eli selaku temannya Encum menyunggingkan senyum. Juga meminta maaf karena lama datangnya. Iya, gakpapa kok. :)
"Ya udah, lo yang pesen ya El, Grab-nya," ujar Encum.
Eli menurut.
Nunggu lagi, tapi cuma lima menitan. Mobil yang udah dipesan akhirnya berhenti di depan minimarket. Kami berempat langsung menghampiri.
"Pokoknya gue di tengah, enggak mau tahu!" Gue berseru.
Rideum ta rideum ta rideum ta
igeon geunyang noraeniggan rideum ta~Telinga gue itu kalau dengar lagu K-Pop langsung sensitif. Dan itu yang gue rasain pas baru aja duduk di kursi.
"Lah, lagu iKON." Refleks gue mengatakan itu.
Para cecunguk langsung ikut kegirangan juga pas menajamkan pendengaran mereka. Dan si sopir senyum sewaktu gue mengatakan itu.
JANGAN BILANG SOPIRNYA FANBOY?!
Ah bodo amat, nggak ngurus. Intinya nikmati ajalah.
***
Kurang lebih setengah jam akhirnya kita sampai di tempat tujuan.
"Akhirnya gue bisa menghirup udara segarrrr." Gue bernapas lega. Kobam AC, gais.
Kita berlanjut dengan berjalan kaki. Mata gue nggak lepas memperhatikan bangunan besar yang baru kali ini gue lihat. Nggak banyak orang yang lalu-lalang di bagian depan, dan itu gue manfaatkan buat berfoto ria. Gue mengambil satu banner, lantas membuka kamera di ponsel.
Cekrek!
Eli juga melakukan hal yang sama. Sedangkan Encum sama Dobleh udah ngeloyor duluan. Tahi.
Karena enggak tahu arah tujuan, kita memutuskan buat berhenti dulu. Celingak-celinguk kayak anak ilang. Bener deh.
"Ya udah, keluarin dagangannya, Kom," kata Dobleh, lalu nyengir kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL
Fiksi PenggemarCie, yang tadinya suka Reggae, langsung jadi pencinta Korea. Apakah ini sebuah kurma?