KPOP DANCE COVER COMPETITION.
Ayo! ajak temanmu, dan dapatkan hadiah di bawah ini:
-Juara 1 : Rp. 2.000.000,-, 1 buah lightstick dan album K-Pop (random), sertifikat, mendali.
-Juara 2 : Rp. 2.000.000, 1 buah lightstick (random), sertifikat, mendali.
-Juara 3 : Rp. 1.000.000, sertifikat, mendali.
Harapan 1, 2, dan 3 : Sertifikat dan mendali.
Daftar sekarang juga!
Dan tampilkan performa terbaikmu pada:
Hari, Tanggal : Sabtu, 30 Desember 2018.
Waktu : 20.00 WIB s/d selesai.
Tempat : Depan Gedung Seni.Penilaian:
1. Keselarasan.
2. Kekompakan.
3. Kerja sama antar tim.
4. Pakaian.
5. Powerfull dalam menari.Persyaratan:
1. Group berisikan minimal 4 orang.
2. Dalam satu group diperkenankan untuk satu jenis. (Laki-laki dan perempuan tidak boleh digabung).
3. Lagu yang digunakan tidak boleh sama. Jika ada kesamaan maka harus melakukan undian.
4. Tidak ada unsur pornografi.
5. Pakaian tidak terbuka (Perempuan).Jika tidak memenuhi persyaratan maka akan didiskuilifikasi.
DAFTAR GRATIS!!!
Hub: 0895xxxxxxxx (Kak Ong).
Bukan hanya Baejin, Gue dan yang lain pun sama kagetnya. Maksudnya apa? Dance? Siapa yang mau? Di sini cuma Guanlin satu-satunya anak lelaki yang menyukai hal tersebut.
Guanlin sinting.
"Gak! Gue gak mau!" Baejin berseru. Ia memberikan kembali brosur itu kepada Guanlin dengan menatap anak itu jengah.
Gue tahu Baejin, dia nggak suka dengan hal yang hanya membuang waktu dan menguras tenaga karena tidak penting. Apalagi anak itu kaku sekali.
Mana mungkin diajak untuk menari? Menonton topeng monyet saja tanpa ekspresi.
Beda dengan gue, nonton topeng monyet malah inget Daehwi karena tingkahnya itu.
"Ayolah, brother." Guanlin sedikit menghela napas kecewa. Tak seperti ekspektasinya.
"Lagian laga apa sih, Lin. Gak penting." Jihoon memijat pangkal hidungnya. Dalam hati pasti ia bicara, punya teman gini amat.
Daehwi merampas kembali brosur itu, membacanya lagi lamat-lamat. Lalu angkat suara, "Gue emang gak bisa nari, tapi kalo dicoba boljug nih. Ya buat seru-seruan ajalah, lagian kan kita lagi liburan. Siapa tau beruntung, kan? Hadiahnya lumayan, buat Jihoon kawinan," katanya, menatap teman-temannya satu per satu. Dan terakhir, Baejin, yang sekarang malah berjongkok dengan menghela napas.
"Tuh kan, Daehwi aja mau." Guanlin berujar dengan nada suara sedikit merajuk. Tampangnya udah bete.
Kali ini Encum yang bicara, "Tapi 'kan waktunya juga bentar lagi, Lin. Emangnya cukup?"
"Nah, bener tuh. Apalagi mereka belom pernah nari sebelumnya," timpal Dobleh.
"Iya, sih. Tapi 'kan kita bisa latihan. Tinggal nyontoh aja dari dance practice-nya." Guanlin masih mencoba membujuk.
"Faedahnya apaan tai." Baejin mengumpat. Membuang ludah di sampingnya.
"Cuma buat seneng-seneng. Jangan serius mulu hidupnya."
Jihoon mendekati Guanlin. "Gue awalnya emang nggak mau. Tapi boleh juga deh. Siapa tau ada cewek nyantol setelah liat gerakan badan gue," katanya, menyeringai. Ugh, manly sekali.
"Lo aja yang ajarin mereka, Lin." -gue.
"Iya, selow aja. Kebetulan gue udah hafal beberapa koreo. Nanti pake yang gampang aja." Guanlin melirik Baejin, lagi. "Tapi Baejin...."
Baejin bangkit. Melewati depan tubuh Guanlin seraya berkata, "Jauh-jauh lo, virus."
Ow ow ow.
Kenapa gue berasa bercermin ya ngedenger ucapan Baejin.
.
.
.'Jalan-jalan' yang dimaksud oleh Guanlin semuanya cuma dusta belaka. Bahkan dari awal anak itu nggak tahu mau ngajak jalan-jalan ke mana. Walaupun tadi sempat mampir ke restoran dulu buat makan.
Sekarang kita udah balik ke vila. Walaupun tanpa Baejin. Dia beneran kesel sama tingkah Guanlin yang absurd. Dan lebih milih balik ke vila dengan naik ojek.
Tapi lihatlah sekarang.
"Udah buruan ajarin gerakannya gimana anjing." Baejin sedari tadi misuh-misuh gak karuan.
Sesampainya di vila tadi, gue dan yang lain disambut dengan Baejin yang udah memakai kaus oblong dan celana training. Anak laki-laki itu malah memasang senyum, seraya ngomong, "Gue gabung."
Aneh. Mungkin habis mendapat wejangan dari tukang ojek yang ditumpanginya.
"Sabar, Bang, sabar. Nunggu Daehwi dulu lagi berak," sahut Guanlin. Menselonjorkan kaki jenjangnya sambil memijat perlahan. "Mending makan dulu tuh. Kurang baik apa coba gue sama lo," sambungnya. Mengejek.
Baejin mendengus. Tapi tetap membuka kantong plastik berwarna putih dan mengambil isinya. Makanan, yang Guanlin pesan khusus untuk temannya yang merajuk.
Gue, Encum dan Dobleh lebih memilih buat duduk di sofa. Mengobrol ringan, memperhatikan cekcok kecil antara Baejin dan Guanlin. Atau bahkan menggoda Jihoon yang tengah bertelponan dengan bule pantai waktu itu.
"Oh iya, Kom, soal cerita yang gue rekomen udah dibaca?"
Oke, kenapa harus nanya itu wahai Encum yang cantik.
Gue 'kan jadi bingung mau jawab apa.
Masa ngaku, sih.
Bisa-bisa diketawain tujuh hari tujuh malam.
Sip, berlebihan.
"Belom. Gue gak suka. Maap-maap aja nih." pada akhirnya gue lebih mempertahankan harga diri.
Tapi sialnya.
"LAH KOM, KOK WALLPAPER LO MEMBER NCT?"
Detik itu juga gue mau ngelempar Dobleh ke pantai.
Dan jangan salahkan kenapa gue ngeletakin ponsel sembarangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL
FanfictionCie, yang tadinya suka Reggae, langsung jadi pencinta Korea. Apakah ini sebuah kurma?