Jika kamu tidak mencintai ku, tak apa. Setidaknya jangan membuat ku terluka dengan memberi harapan bahwa kau seakan-akan mencintai ku seperti aku mencintai mu.
***
Iyah Len, dia sama sekali nggak ngabarin gue. Gue khawatir banget.
Lo nggak nyoba telfon dia gitu? Yah, maksud gue coba lo telfon terus siapa tahu nanti di angkat
Gue takut dia marah Len,
Lev, maka dari itu lo harus jelasin semua ke pacar lo itu.
Jangan biarin dia salah paham karena itu membahayakan hubungan kalian.
Lo tahu sendiri kan gimana perasaan gue sekarang? Apalagi Fardhan itu pacar adek gue sendiri.
Terdengar helaan napas dari ujung telfon sana. Lenka tak habis pikir mengapa teman-temannya tadi mengabadikan momen antara Levi dan Fardhan. Ia bingung mengapa terlalu banyak orang yang suka mengurus urusan orang lain sedangkan urusan dirinya sendiri tak tertata.
Lev, pokoknya gue selalu support lo. Gue ngerti gimana posisi lo saat ini.
Iyah makasih Len. Lo emang sahabat gue yang paling the best.
Hahaha, baru sadar lo?
Dihhh malah geer banget lo.
Udah ahh gue matiin dulu mau nelfon Darren lagi.
Semangat Levi sayang.
Semangat juga Lenka yang selalu hts sama Axel.
Tut. Tut. Tut.
Levi tertawa. Ia yakin Lenka akan mencak-mencak karena obrolan terakhir mereka. Ia memang senang menggoda sahabatnya yang sedang menjalani hubungan tanpa status itu.
Gadis itu kembali menatap ke layar ponselnya. Tidak ada notifikasi apapun padahal sudah ratusan chat sudah ia kirim. Bahkan ia juga sudah menelfon pacarnya puluhan kali.
Levi merasa kalau Darren sudah melihat instastory gosip sekolah. Bagaimana tidak ia seyakin itu jika siang tadi Darren bahkan tidak menjemputnya. Ia menghela napas kasarnya, lo kemana sih Ren, batinnya.
***
Nara menuruni anak tangga dengan wajah cerianya. Ia nampak berseri-seri seperti mendapat kejutan di pagi hari ini. Ia terus mengembangkan senyumnya sembari menyapa anggota keluarganya, "Pagi ma, pa, kak Lev." ucapnya.
"Pagi juga sayang." jawab papa mama Nara.
"Ekhemm ciee yang lagi berbunga-bunga. Papa sama mama tahu nggak? Ada gosip terbaru nih..." kata Levi menggantung.
"Gosip apaan kak?" tanya Nara. Ia masih tidak mengerti kemana arah pembicaraan sang kakak.
Sedang Levi sudah terkekeh pelan. Ia menengok ke arah papa dan mamanya bergantian, mereka juga nampak penasaran, "Jadi semalem ada yang bahagia banget karena dapat hadiah dari pacarnya." jelas Levi melirik ke arah sang adik.
"Kakak tau dari mana?"
Levi menyeringai penuh kemenangan. Bagaimana ia tidak tahu kalau Nara sendiri lah yang mengapload foto ke instagramnya, "Wahh emang lo merasa yah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Choice [Completed]
Teen FictionSelalu ada balasan di setiap luka yang kau buat. Sadar ataupun tidak, kita hanya mementingkan keinginan diri tanpa memikirkan rasa orang lain. Atau mungkin saja kita mengorbankan suatu untuk hal yang mungkin tak ditakdirkan Tuhan supaya kita miliki...