Happy reading!!Gue udah siap buat temenin kak Jihoon pilihin kado buat adik perempuannya. Btw gue baru tau loh kalau kak Jihoon itu punya adik perempuan.
"Wihhh. Mau kemana nih? Yakin lo mau pake dress kayak gitu. Wihh, high heels kaak gitu?"
"Dasar netijen!"
"Gue nanya dek. Mau kemana bajunya rapi gitu, kan nggak biasanya lo pake begituan."
"Mau... Nggak tau."
Tok tok tok
"Wihh, kayaonya udah datang nih. Kok gue kepo ya gue bukain ah." kata kudanil sambil ngacir ke pintu depan.
"Kudanil!!" gue teriak sambil otw lari, tapi berhenti karena celetukan kak daniel. "Yakin mau lari? Dah elegan gitu kalau jatuh ngakak lho.hehhha"
Sialan emang si kuda. Jadi deh kak Daniel tau kalau gue mau pergi sama kak Jihoon buat ke mall cari kado.
Kak Jihoon yang jelasin semunya, sekalian pamit sama kak Daniel. Nggak lupa dia titip salam buat nyokap.
Gue? Dari tadi gue udah adem panas bingung harus gimana. Dan kayaknya kak Jihoon ngerti deh, soalnya dia tadi nanya gue kenapa. Tapi ya kalian tau lah jawaban gue pasti 'nggak papa' dan kalian pasti ngerti artinya apa.
Sekarang gue lagi nemenin kak Jihoon muter* mall nyari hadiah ultahnya adiknya kak Jihoon yang gur tau namanya Hana.
Dan jangan lupa, dari tadi kak Jihoon genggam terus tangan gue. Waktu gue tanya, kenapa sih kak paketan gandengan segala aku kan udah gedhe bia jaga diri sendiri.
Eh kata kak Jihoon. "Biarin aja, jangan dilepas. Takutnya nanti kalau dilepas kamunya hilang digaet sama orang."
Sampai sekarang sih belum ada tanda* kalau dia bakal nembak gue. Padahal gue dah nyiapin jawaban terbaik kalau misalnya kak Jihoon nembak gue malam ini.
"Enak nya dibeliin apa ya dek?"
"Kalau menurut aku sih, yang emang diperluin aja kak. Emangnya sekarang Hana lagi butuh apa kak?"
"Butuh apa ya? Oh iya, dia itu gitaris dek. Dan seinget aku sih dia pernah ngeluh kalau gitarnya rusak gitu."
"Kalau gitu beliin gitar aja kak."
"Ide bagus. Oh iya dek, lusa kan Hana ulang tahun. Kamu datang ya, soalnya dia pengen banget ketemu sama kamu."
"Aku? Kok Hana bisa kenal aku?"
"Hehe, aku yang ceritain dek."
"Cerita? Hayo, kakak ceria apa aja tentang aku?'
"Emmm.... Rahasia!!"
"Ihh kak Jihoon!"
"Makanya, lusa datang ya."
"Oke deh. Kalau gitu aku sekalian beliin kado kali ya."
"Oke deh kalau gitu. Kamu mau beliin kado apa?"
"Emmm... Apa ya? Kepo deh."
"Ihh, Li kamu balas dendam ya?"
"Engak kok!!."
"Ihh, udah berani ya.."
Eh gue malah jadi kejar*an sama kak Jihoon. Dan nggak tau kenapa gue bahagia banget sekarang. Akhirnya ada orang yang bisa bikin gue bahagia setelah Haknyeon nyakitin gue. Hhh, kok jadi keinget sama mantan sih.
Oh iya, gue sekarang lagi bungkus kado buat Hana. Bukan gue sih, tapi gue minta tolong mbak* penjaga toko buat bungkusin seperangkat alat make up buat kado ultahnya Hana.
Kak Jihoon aku suruh nungguin di loby mall. Ini kan masih jadi rahasia. Lagian kan ini urusan cewek, kak Jihoon nggak boleh ikutan dong, hehe.
Habis dari mall gue nemenin kak Jihoon ke toko musik buat beli gitar sebelum akhirnya kami pulang.
Btw tadi kami berangkatnya pakai mobil, kalau pake motor nanti kadonya mau ditaro dimana? Makanya kami pakai mobil, lagian an enakan pakai mobil ya kan nggak kena angin malam.
E tapi kalau lagi kencan enaknya pakai motor sport ya, kan enak bisa pelukan. Hehe. Bayangin apa sih gue.
"Mau mampir makan dulu nggak dek?" lamunan gue kepotong sama pertanyaan kak Jihoon saat kita berhenti di lampu merah entah yang ke berapa.
"Nggak usah deh kak. Lagian ini belum terlalu malam, masih sempet kalau makan malam bareng di runah."
"Yaudah kita langsung pulang deh."
Ehem udah pulang nih.. Gimana ya..
Tapi gue sekarang lebih mikirin kalau ternyata kak Jihoon nggak suka sama gue. Gue takut, kalau ternyata semuanya nggak sesuai dengan apa yang gue harapin.Gue takut. Gue bakal sakit hati lagi....
"Dek." panggil kak Jihoon sambil megang tangan gue.
"I.. Iya kak?"
"Kok tangan kamu dingin. Kamu kedinginan ya?"
"Eh, enggak kok kak."
"Oh, tapi tangan kamu dingin. Yaudah kalau gitu biarin kayak gini aja biar ngak dingin."
Biar kayak gini maksudnya kak Jihoon itu, tetep dengan keadaan dia genggam tangan gue....
Emakk, jantung gue pa kabar?
Akhirnya gue sampai di rumah. Gue baru aja mau keluar tapi lupa kalau tangan gue masih dipegang sama kak Jihoon.
"Eh kak."
"Li. Malam ini lo cantik banget."
Gue cengo. Di bukannya mau nembak gue kan?
"Makasih ya udah nemenin gue cariin kado buat Hana, lain kali kalau gue minta kamu temenin kehidupan aku kamu mau ya. Jadi orang yang paling spesial di hati aku, mau ya kalau nanti aku minta kamu jadi temen hidup aku?"
Bukan. Ini kak Jihoon bukan nembak aku.... Bukan!
"Kak?"
"Aku cuma mau bilang. Kalau aku sayang sama kamu Li. Tapi aku nggak nembak loh, aku cuma mau ngungkapin perasaan aku ke kamu."
"Maksud kak Jihoon?"
"Aku tau kok, pasti kamu nyiapin semua ini karena kamu pikir aku mau nembak kamu sekarang kan?!"
"Ha?"
"Sabar ya Li, aku bakal nembak kamu kok. Tapi nggak sekarang. Kamu yang sabar ya, dan tolong jaga hati kamu sebelum saat itu ya."
"Kak.."
"Yaudah kamu pulang gih." kata kak Jihoon sambil bukain set belt yang gue pake. Dan udah pasti banget kalau wajah kak Jihoon bakal deket banget sama gue. Dan..
Chup
Kak Jihoon nyium bibir gue.
"I love you." katanya sebelum jauhin wajahnya dari wajah gue.
"Emm. Yaudah aku masuk dulu ya kak." kata gue sambil keluar dari mobil nya kak Jihoon.
"Tidur yang nyenyak ya." kata kak Jihoon sebelum akhirnya pergi dari rumah gue.
Gue yakin ini pipi gue udah merah banget. Kak Jihoon emang nggak nembak gue. Tapi.. Itu tadi first kiss gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gwanenchanha!!
FanfictionPermasalahan yang hadir sekarang adalah akibat perbuatan masa lalu. Park Jihoon? Lai Guanlin? Kesalahan yang pernah diperbuat mereka, harus dipertanggungjawabkan. Lewat seorang gadis bernama Kang Livia. Na Jaemin? Orang baru yang menganggu kebahagia...