OSIS

22 5 2
                                    

"Dekkkkk!!!"

"Apasih Nil?!"

"Ada abang martabak di depan, minta nggak?"

"Martabak Manis boleh deh."

"Ok ok, tapi bayar sendiri ya."

"Ihh kirain mau dibeliin. Nggak jadi kalau gitu."

Yap, gue sekarang ada di kamar, belajar. Yah biasalah, Kudanil kan emang demen banget sama martabak. Kalau udah cium aroma Martabak, nggak bisa nahan dia mah. Jadi, mau nggak mau gue ketularan deh.

Btw, malam ini gue galau. Banget!!!  Tapi jangan salah paham, gue galau bukan karena kak Jihoon apalagi masalah belajar. Malam ini gue galau sama penawaran kak Ong tadi pagi.

Setelah gue pikir-pikir nggak ada salahnya ikut Osis. Kayaknya asik gitu, bisa nambah temen. Dan setahu gue Osis itu ramah-ramah. Entah ramah karena 'aturan' atau emang mereka ramah dari sananya. Atau mungkin
saat seleksi Osis, ada seleksi keramahan kali ya?

"Lagi ngapain sih dek, sibuk amat. Lagi nonton  Chanyeol  konser ya?" tanya kudanil sambil duduk di pinggir kasur gue.

"Nggak tuh, sotoy!!"

"Terus? Mikirin Jihoon?"

"Nggak juga. Gue lagi bingung nih Nil, tadi pagi kakak Ketos nyuruh gue ikut Osis."

"Orang kayak lo mah nggak pantes jadi Osis dek. Nih ya, Osis itu harus rajin, nah lo malesan. Terus jadi Osis itu harus pinter bagi waktu. Nah lo, belajar aja harus disuruh kan?! Dan yang paling penting..."

"Apa kak?"

"Osis itu harus ganteng atau cantik. Nah lo, buluk gitu!!"

"YEE, nggak lucu kak."

"Beneran. Osis harus cantik biar banyak yang suka. Hitung-hitung mengharumkan nama Osis gitu."

"Emang lo pernah ikut OSIS kak?"

"Kagak."

"Yee, ngeselin lo kak."

"Btw nih martabak lo."

"Gue nggak punya uang."

"Gue bayarin."

"Ehem.. Gue curiga nih.."

"Apaan sih dek, suuzon mulu lo sama gue."

"Nggak tuh B aja."

"Eh dek, tadi kan gue ke playstation."

"He'em."

"Masa tadi ada cewek yang manggil gue mas  sambil ngajakin gue foto."

"Lo mirip mas mas yang jaga S****market mungkin."

"Enak aja, dia ngira kalau gua artis makanya ngajakin foto."

"Paling juga emak-emak rumpi."

"Nggaklah, dia seumuran sama lo dek. Mungkin temen lo."

"Dia kenal gue?"

"Nggak tau juga sih."

"Huh, tau ah nil. Mending sekarang lo keluar dari kamar gue sebelum ada sandal terbang."

"Sensitif banget sih dek."

"Buruan pergi!!!"

"Iya-iya."

Akhirnya Kudanil pergi, jadi gue bisa nikmatin malam gue sambil ngemil martabak manis, eakk.

****

"Dek, buruan, Ditungguin PAPA nih!!!"

Ih, Kudanil rese. Sekalinya dia bangun pagi kok ngeselin, paling juga masih ileran dia.

Gwanenchanha!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang