*****PLAK
Suara itu menggema, Ny. Park yang mendengarnya pun langsung lari menuju ke suara, Jimin merasa terluka lagi meskipun itu bukan pertama kali bagi seorang Park Jimin tapi rasanya tetap saja sakit dan sesak.
"Kenapa kau terus membuat onar Park Jimin?"
"Appa, itu bukan sepenuhnya salah ku." Jimin terus mencoba membela.
"Jangan banyak membantah, sudah berulang kali appa mengatakan jangan membuat onar tapi kenapa kau sangat sulit sekali di atur." Tn. Park masih menunjukkan wajah merah dengan penuh amarahnya.
"Mianhae appa...." hanya kata maaf yang bisa Jimin katakan sekarang, dia sudah tahu jika dirinya tidak akan pernah bisa melawan appanya.
"Maaf? Dengan kata maaf bisa mengembalikan semua surat yang ku terima dari sekolah? kau bisa menghapusnya?" pertanyaan sang ayah membuat Jimin semakin bungkam.
"Kau lihat hyung mu itu, dia selalu saja membuat appa dan eomma bangga kenapa kau selalu membuat onar...." Ucapan kali ini membuat Jimin mendongakkan kepalanya menatap sang ayah.
"Apa kau pernah sekali saja membuat ku bangga? Tidak pernah bukan?"
"Appa..." lirih Jimin sembari menatap sang ayah tidak percaya.
"Apa yang bisa dibanggakan dari anak penyakitan seperti mu yang bisanya hanya menyusahkan saja."
"Yeobo..." Ny. Park menatap suaminya tidak percaya.
Bagaimana mungkin ada seorang ayah yang mengatakan hal seperti itu pada putranya, bagaimana mungkin orang tua mengatakan sesuatu yang buruk tentang anaknya sendiri."Appa aku memang bukan Yoongi hyung karena aku adalah Jimin, aku Park Jimin bukan Park Yoongi dan kami berbeda." Setelah mengatakan itu Jimin langsung melangkah pergi meninggalkan rumah.
Dia terlalu kecewa dengan sang ayah yang bisa bisanya mengatakan hal seperti itu padanya, Jimin sudah terluka untuk yang kesekian kalinya karena keluarganya sendiri.
"Jimin-ah...." Ny. Park berusaha mengejar Jimin namun langkahnya terhenti karena tangan kekar Tn. Park memegang lengan sang istri.
*****
Taehyung keluar dari supermarket di depan komplek lalu ia melangkahkan kakinya dengan tenang sembari bersenandung lalu langkahnya terhenti saat netranya menangkap sosok seorang namja yang sangat di kenalinya.
Taman yang cukup sepi di malam hari dan Taehyung tahu betul siapa namja yang sekarang berada tidak jauh di depannya.
"Jimin-ah...."
Jimin langsung mendongakkan kepalanya menatap Taehyung terkejut, Yah Jimin dan Taehyung berada di komplek yang sama. Dan Taehyung cukup tahu bagaimana keadaan keluarga Jimin.
"Eoh? Taehyungie....." Taehyung langsung mengambil duduk disamping Jimin. Keadaan cukup hening hingga Taehyung memecahkan keheningan itu.
"Mau menginap?" tanya Taehyung, ia cukup faham dengan keadaan sahabatnya itu. Taehyung tahu jika Jimin sedang dalam masalah dan sepertinya ia tahu masalahnya apa.
*****
Taehyung dan Jimin mulai menaiki tangga satu persatu menuju kamar Taehyung.
"Mau membersihkan diri?" Jimin hanya menggelengkan kepalanya.
"Aku akan membuatkan makanan untuk mu." Taehyung berjalan keluar dari kamarnya, Taehyung merasa sangat cemas karena sejak pertemuan di taman Jimin tidak mengeluarkan sesuatu kata yang berarti.
Ia hanya akan menjawab hmmm dan dengan gerakan kepalanya seperti menggeleng dan mengangguk.
Jimin hanya diam hingga kakinya mulai berjalan perlahan menuju balkon kamar Taehyung, ia pun mulai duduk dan menekuk lututnya. Menatap lurus dengan pandangan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend
FanfictionCover : @AiKook_JinNa 😊😍 Park Jimin, terimakasih telah menjadi sahabat terbaik ku dan maaf karena sudah menjadi sahabat terburuk mu. Maaf Park sudah mengecewakan mu, aku janji itu yang terakhir. Bahagia lah dan tunggu aku Park. ~Kim Taehyung~ Kita...