*****
Para tim medis masih berusaha semaksimal mungkin, Jimin yang masih terus menghirup udara dengan rakus itu menunjukkan mata bulan sabitnya yang semakin sayu. Mata bulan sabit itu perlahan akan tertutup.
Namun ketika kepala Jimin menoleh kearah jendela menatap langit malam yang begitu sunyi itu setetes air mata tiba tiba jatuh dari pelupuk matanya, percakapannya dengan dokter tempo lalu membuatnya tampak begitu buruk bahkan disaat terakhir pun dirinya tak bisa memberikan yang terbaik.
“Maafkan aku Taehyungie.”
“YA PARK JIMIN JANGAN TUTUP MATAMU EOH?”
Bahkan ketika Cha uissa berteriak pun itu bagai bisikan pada telinga Jimin, ia hanya tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya.
Matanya terasa berat, bibirnya terasa kelu hingga terkatup begitu rapat bahkan dengan detaknya yang semakin melambat membuat tubuhnya begitu ringan. Jimin hanya sedang tidak merasakan sakit dalam dadanya hanya meraup oksigen untuk terus bernafas tanpa rasa nyeri.
*****
“Eomma….”
Jungkook berlari menghampiri Ny. Kim yang terduduk dikursi samping brankar Taehyung lalu Ny. Kim berdiri menatap putra bungsunya sembari tersenyum, ia pun langgsung memeluk sang ibu sembari menangis namun ada sesuatu yang berbeda dari putra bungsunya itu.
“Ada apa? Kenapa sesenggukan?”
“Eomma aku takut, Jungkookie sangat takut eomma.”
“Apa yang kau takutkan eoh? Hyung mu orang yang kuat pasti ia baik baik saja.” Ny. Kim mengusap lembut surai lembut milik putranya itu hanya untuk memberikan ketenangan.
“Bukan itu.” Jungkook langsung melepas pelukannya dan menatap Ny. Kim begitu sendu.
“Lalu apa yang membuatmu menangis sesenggukan seperti ini eoh?”
“Taehyungie hyung sakit dan Jimin hyung colaps, ini waktu yang sangat sulit untukku eomma. Aku hanya takut akan kehilangan lagi.”
“Eomma mengerti, jangan khawatirkan apapun semua akan baik baik saja setelah ini kita akan ke ruangan Jimin bersama. Oke.”
“Cepat sadar hyung, Jimin hyung benar benar membutuhkanmu. Bujuk dia hyung aku mohon.” Batin Jungkook sembari menatap kearah Taehyung yang masih tertidur pulas.
*****
“Jimin-ah….”
Taehyung tampak begitu riang, ia berlari menuju kearah Jimin sedangkan Jimin hanya menatap Taehyung dengan bingung.
“Apa yang kau lakukan disini Tae?”
“YA kau ini apa apaan, tidak menyukaiku disini eoh?” Jimin semakin bingung, ia hanya tidak tahu harus mengatakan apa.
“Bukan itu maksud ku, ahhh.”
“YA Park ayo kita main lagi, aku merindukanmu.”
Taehyung langsung menggenggam tangan Jimin dan menariknya untuk menuju ketaman kecil dekat sana.
“Taehyung-ah berhenti.”
“Ada apa?” tanya Taehyung dengan bingung, ia hanya tidak mengerti dengan keadaan sahabatnya itu.
“Pulanglah.”
“Kau mengusirku?” Taehyung begitu terkejut ketika mendengar satu kata itu keluar dari mulut sahabatnya itu.
“Kau membenciku?”
“Kau tak mengerti Kim.”
“Maka buat aku mengerti Park.”

KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend
FanficCover : @AiKook_JinNa 😊😍 Park Jimin, terimakasih telah menjadi sahabat terbaik ku dan maaf karena sudah menjadi sahabat terburuk mu. Maaf Park sudah mengecewakan mu, aku janji itu yang terakhir. Bahagia lah dan tunggu aku Park. ~Kim Taehyung~ Kita...