Selesai upacara, pelajaran pun berlangung. Kelas Dina dan Deni juga sudah dimasuki oleh seorang guru matematika yang bernama Pak Bima.
Guru ini memang tidak galak dalam mengajar, namun cara mengajarnya lah yang membuat semua murid enggan mengikuti pelajarannya.
Ketika Pak Bima mengajar, banyak sekali yang tidak paham meskipun berulang kali ia jelaskan.
"Din, minta duit." bisik Deni pelan ke telinga Dina agar Pak Bima yang tengah memberikan pelajaran tidak mendengar.
Dina menoleh. "Buat apaan?"
"Gue mau ke kantin. Katanya lo mau beliin gue bakso ama es teh."
"Pas istirahat pertama, goblok! Bukan pas pelajaran Pak Bima."
"Sekarang aja deh Din. Gue udah laper nih."
"Bodo." jawab Dina tidak peduli.
"Yaudah deh, lo mau nitip apa? Biar nanti pas istirahat, lo gausah antri lama-lama di kantin. Kantin kan rame banget pas istirahat." tawar Deni.
Dina merapatkan bibirnya sambil memikirkan perkataan Deni. Ia kemudian merogoh saku baju seragamnya untuk mengambil selembar uang lima puluh ribuan. "Nih duit. Gue pesen bakso juga sama es teh kayak lo."
Deni dengan senang hati mengambil uang yang barusan dikeluarkan Dina. "Okedeh siap! Gue gak bakal balik ke kelas ya. Gue paling males pelajarannya Pak Bima. Susah dimengerti!"
"Eh..eh!! Gue bilangin tante ya kalo sampe lo gak balik!" Kini, Dina menyodorkan wajahnya tepat di depan wajah Deni. Ia memasang wajah mengancam.
Deni dengan cepat menangkup wajah Dina dengan satu tangannya kemudian ia dorong wajah Dina agar menjauh dari wajahnya.
Deni ketakutan dengan ancaman Dina tadi. Ia menelan air liurnya dengan susah payah. "Jangan dong Din. Toh pelajaran Pak Bima tinggal 20 menit." ucap Deni memohon.
Dina melihat jam tangannya. Dan benar saja, pelajaran Pak Bima akan berakhir dalam 20 menit. "Yaudah deh lo boleh pergi."
"Yes!! Gue tunggu lo di kantin ya? Gue jagain deh bakso sama es teh lo sampe lo dateng ke kantin."
"Iya iya."
^^
Deni berdiri dan berjalan menghampiri Pak Bima yang sedang fokus menulis di papan tulis."Pak, saya mau izin keluar sebentar." izin Deni dengan sopan.
Pak Bima menoleh. "Mau ngapain?"
"Mau ke kamar mandi Pak."
"Oke. Silakan keluar."
Dina menggeleng. "Kan,,,, pasti bakal boong dah tuh bocah."
^^
Pelajaran telah usai. Semua murid mulai berhamburan keluar kelas. Pak Bima pun sudah pergi meninggalkan kelas X MIPA 5.Dina pergi ke kantin sendirian. Sesampainya disana, ia mencari keberadaan Deni. Matanya melacak ke seluruh sudut kantin. Lalu, matanya terhenti dan fokus ke Deni ketika Deni melambaikan tangan padanya.
Dina menghampiri Deni yang tengah duduk di kursi kantin. Di meja itu telah dipenuhi seporsi bakso dan es teh. Selain itu, juga ada bekas mangkok bakso dan bekas gelas es teh milik Deni.
"Makasih Dina cantik. Udah kenyang nih perut gue." ucap Deni sangat terima kasih pada Dina. Deni mengelus-elus perutnya yang sedikit terlihat lebih besar setelah menghabiskan semangkok bakso.
"Oke. Kali ini aja lo boleh bolos pelajaran, awas aja kalo besok-besok lo gini lagi. Gue aduin tante Kirana." ancam Dina.
Deni menekuk bibirnya takut. "Iya deh. Tuh cepetan makan bakso lo. Keburu panasnya ilang."
Dina hanya mengangguk dan segera memakan bakso miliknya.
Ketika Dina sibuk makan bakso dan Deni sibuk dengan ponselnya, ada beberapa gadis datang menghampiri mereka. Salah satu dari mereka mencolek lengan Deni pelan.
Deni menoleh. Ia agak terkejut melihat gadis-gadis di depannya karena tidak biasanya ia didatangi banyak gadis.
Deni menatap satu per satu gadis itu secara bergantian. Ia merasa tidak asing dengan salah satu gadis yang berada paling depan yang tengah menatapnya juga.
"Kak Reni? Ngapain dia datengin gue?"
"Gue boleh minta id line lo gak dek?" ucap seorang gadis yang bernama Reni.
Dina tersedak setelah mendengar permintaan dari Reni. Gadis-gadis itu dan Deni memandang ke arah Dina. Deni dengan sigap memberikan es teh milik Dina agar segera diminum oleh Dina.
"Buat apa ya kak?" jawab Deni sopan karena Reni adalah kakak kelasnya.
"Pengen kenal lo aja dek. Siapa tau nanti kita cocok." Reni memberikan ponselnya kepada Deni. Deni segera mengetik sesuatu di ponsel milik Reni.
"Cih! Murahan!" ucap Dina dalam hati.
"Sudah kak." Deni mengembalikan ponsel milik Reni.
"Makasih ya dek. Kalo gue chat jangan lupa dibales."
"Iya kak."
Setelah itu, Reni dan gadis-gadis di belakangnya segera pergi meninggalkan Dina dan Deni.
"Kelakuan aja sok jadi penguasa di sekolahan ini, tapi ternyata murahan juga." ucap Dina meremehkan sambil melihat Reni dan teman-temannya yang tengah berjalan meninggalkan kantin.
Deni tertawa kecil mendengar perkataan Dina. "Nasib gue jadi orang ganteng. Didatengin banyak cewek terus dimintain id line nya."
"Idihh. Najis." jawab Dina ngeri.
Fast update nih. Masih suka gak sama alur ceritanya? Jangan lupa vote, komen ya?. Jangan lupa juga tambahin cerita ini ke perpus kalian supaya kalian tahu kalau sewaktu-waktu cerita jni bakal update.
^^
Author kasih tau sosok Reni nih.Eh, gak kelihatan ya mukanya. Yaudah nih ada lagi fotonya Reni.
28-12-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPUPU TAPI MENIKAH ||Baekhyun Z.Hera||
Teen Fiction"Loh kok lo malah nyolot sih?! Yang sopan dong sama kakak sepupu." Jawab Dina gak kalah nyolot dari Deni. "Mana ada kakak yang lebih muda dari adeknya?" Deni menaikkan satu alisnya. Dina membeku. "Ya.. Ya mana gue tau. Pokoknya lu harus hormat ke gu...