Setelah melihat kondisi Dina yang lemah tak berdaya, emosi Deni meluap. Ia mengepalkan tangannya dan kemudian pergi keluar UKS.
Ketika ia berjalan menyusuri koridor sekolah, matanya menangkap sosok Reni bersama teman-temannya yang tengah berjalan menuju ke arahnya. Deni pun mempercepat langkah kakinya dan emosinya kini semakin meluap-luap.
Deni menghentikan langkahnya ketika ia tepat berdiri di depan Reni dan teman satu gengnya. "Maksud kakak apa?!" tanya Deni dengan nada tegas.
"Apaan sih nih bocah? Dateng-dateng langsung marah-marah. Gak jelas!" sela Rizka dengan melipat kedua tangannya.
"Lo gak usah ikut campur, ini urusan gue sama dia!" tegas Deni.
"Yang sopan dong sama kakak kelas!" tambah Liana, teman satu geng dengan Reni juga.
Reni mengerutkan kedua alisnya. Tangannya melipat di dada dan memasang wajah tak mengerti. "Lo ngomong apa sih Den? Gue gak paham."
Deni tersenyum remeh. "Gak paham? Apa perlu gue bawa lo ke UKS sekarang?" tanyanya.
"Kok lo nyolot sih?! Lo adik kelas gausah songong ya!" sentak Cindy, teman satu geng dengan Reni.
"Diem lo!" ucap Deni sambil menatap wajah Cindy dengan wajah marah.
Kemudian, Deni kembali menatap Reni dengan tatapan penuh amarah.
Reni tersenyum remeh kepada Deni. Ia kini benar-benar mengerti maksud dari ucapan Deni sejak tadi. "Ah itu. Terus kenapa? Salah gue?" tanyanya.
Deni menghela napasnya pelan. Ia menunjuk wajah Reni dengan jarinya. "Gausah munafik jadi cewek! Gue tau pasti lo kan yang ngebuat Dina jatoh?"
"Lo yang sopan sama kakak kelas!" sentak Rara, teman satu geng dengan Reni juga.
"Lo diem!" sentak Deni sambil menunjuk-nunjuk Rara.
"Terus, kalo iya kenapa?" tanya Reni.
"Lo harus tanggung jawab! Dan lo juga harus minta maaf ke Dina!"
"Minta maaf? Ogah. Toh juga bukan salah gue, tapi salah kaki gue!"
"Wahh!!" ucap Deni tak percaya. "Lo manusia?" tanyanya.
"Haha ya gue manusia lah. Lo gak liat?" Dina mengibaskan rambutnya.
"Inget ya Den, gue bakal terus nyakitin Dina sampe lo mau jadi pacar gue! Kalo gue belum jadi pacar lo, gue bakal terus gangguin Dina kapanpun dan dimanapun. Untuk saat ini baru tangannya yang luka, besok-besok bakal gue buat dia luka parah dan kalau bisa sampe dibawa ke rumah sakit sekalian!" Ancam Reni.
"Atau gue teror dia aja ya?" tambahnya.
Deni maju selangkah lebih dekat dengan Reni. Jarinya tangannya menunjuk tepat di wajah Reni. "Awas aja sampe lo nyakitin Dina, lo akan tanggung akibatnya!"
"Lo ngancem gue?" tanya Reni tak takut. "Gini aja deh Den, lo jadi pacar gue. Terus, gue gak bakal gangguin Dina lagi. Gampang kan?" tawarnya.
"Haha.. mana mungkin gue mau pacaran sama manusia berhati iblis kayak lo!" Setelah mengucapkan kata-kata itu, Deni langsung pergi dan kembali ke UKS.
Reni dan teman-temannya tersenyum sinis sambil melihat punggung Deni yang semakin jauh.
Namun, salah satu teman satu geng Reni ada yang tak setuju dengan Reni. "Ren, lo gak bener-bener mau lakuin itu ke Dina kan?" tanya Fara.
"Maksud lo?" tanya Reni sambil membalik badannya lalu menatap Fara.
"Lo bilang mau bikin Dina luka parah sama teror itu gak bener kan?" tanya Fara. Ia sangat mengharapkan bahwa semua yang Reni ucapkan adalah sebuah kebohongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPUPU TAPI MENIKAH ||Baekhyun Z.Hera||
Teen Fiction"Loh kok lo malah nyolot sih?! Yang sopan dong sama kakak sepupu." Jawab Dina gak kalah nyolot dari Deni. "Mana ada kakak yang lebih muda dari adeknya?" Deni menaikkan satu alisnya. Dina membeku. "Ya.. Ya mana gue tau. Pokoknya lu harus hormat ke gu...