Dina berjalan santai menaiki satu per satu anak tangga menuju ke kamarnya. Namun, saat ia akan masuk ke kamarnya, ia melihat sekaligus mendengar Deni dan Karina yang sedang mengobrolkan sesuatu. Diam-diam Dina mendengarkan obrolan mereka berdua dari atas. Suaranya tampak pelan namun Dina dapat mendengarnya dengan baik. Sampai pada akhirnya, Dina juga mendengar tentang kenyataan bahwa Deni bukan anak kandung Kirana.
Dina shock dan tatapannya menjadi kosong. Ia diam selama beberapa detik. Lalu, ia pun masuk ke kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.
"Jadi, gue sama Deni itu gak ada hubungan darah sama sekali.." ucapnya sambil menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.
**
Keesokan harinya,,Dina masih tertidur dalam posisi terlentang dan tangan yang membentang lebar di sampingnya. Alas kakinya menempel di lantai yang dingin. Jadi ia tidur dengan posisi tubuh di atas kasur, namun kakinya tidak. Mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara. Tidurnya pun tampak nyenyak sekali padahal ia ada kelas pagi.
Lalu, alarm dari ponselnya berdering kencang. Apalagi ponselnya itu berada tepat di samping telinga kanannya. Dina terkejut dan langsung bangun. Ia menggaruk-garuk lehernya sembari melihat ke sekeliling. Ia tampak seperti orang linglung. Setelah itu, ia mengambil ponselnya untuk melihat jam padahal di depannya ada jam dinding yang menempel sekitar 3 meter dari lantai.
Matanya pun terbelalak dan ia langsung pergi ke kamar mandi. Biasanya Dina membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk mandi. Tapi khusus saat ini, ia mandi hanya sekitar 7 menit.
Setelah itu, ia segera bersiap-siap untuk pergi ke kampus. 30 menit kemudian, ia sudah rapi dan siap untuk pergi ke kampus.
Dina langsung keluar dari kamarnya, pergi menuju ke kamar Deni.
"Den... lo udah bangun belom?" ucap Dina sambil mengetuk-etuk pintu kamar Deni tanpa jeda.
Namun tak ada jawaban dari Deni. Dina pun terus mengetuk-etuk pintu Deni dengan lebih kerasa dari sebelumnya.
"Lo masih tidur ya?" tanyanya sekali lagi.
"Bangun dong!"
"Lo gak ada kelas pagi?"
"Anterin gue ke kampus.."
"Deni!!"
Dina berhenti mengetuk pintu kamar Deni. Ia kesal dan menatap sinis ke arah pintu kamar Deni.
"Ini anak tidur apa pingsan si!!" ucap Dina kesal.
"Apa jangan-jangan, dia cuma pura-pura tidur? Dan apa jangan-jangan dia sekarang lagi cekikikan di dalem?"
Merasa diremehkan, Dina memegang gagang pintu kamar Deni dengan amarah sambil menarik-nariknya ke bawah berharap pintu bisa terbuka. Pada saat itulah, pintu kamar Deni terbuka. Dina terkejut sekaligus senang.
"Lahh?? Ternyata gak dikunci.." ucapnya dengan merasa sia-sia karena telah marah-marah tidak jelas dan membuang-buang waktu.
Lalu, Dina pun langsung masuk ke kamar Deni. Tidak ada Deni. Tempat tidurnya sudah rapi dan meja belajarnya pun rapi tak seperti biasanya yang selalu sedikit berantakan.
"Masa dia ninggalin gue?" pikir Dina. Lalu, ia pun menelpon Deni.
Namun, tak ada jawaban dari Deni. Ia coba lagi, tapi hasilnya nihil. Lalu, Dina pergi ke bawah sembari terus menelpon Deni.
"Ma.. mama.." panggilnya sambil mencari keberadaan Karina.
Ia berjalan ke dapur, tak ada Karina. Ia masuk ke kamar Karina, juga tak ada. Ia pergi keluar, mencari Karina di garasi mobil pun juga tak ada. Lalu, Dina masuk ke dalam rumah lagi dan saat itulah Karina muncul dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPUPU TAPI MENIKAH ||Baekhyun Z.Hera||
Teen Fiction"Loh kok lo malah nyolot sih?! Yang sopan dong sama kakak sepupu." Jawab Dina gak kalah nyolot dari Deni. "Mana ada kakak yang lebih muda dari adeknya?" Deni menaikkan satu alisnya. Dina membeku. "Ya.. Ya mana gue tau. Pokoknya lu harus hormat ke gu...