Go Home

427 33 39
                                    

📢📢📢"Kegiatan belajar mengajar telah selesai, sampai jumpa besok pagi dengan semangat yg baru."

Bel tanda berakhirnya seluruh pelajaran sudah berbunyi. Seperti biasa, satu per satu siswa dan siswi keluar berhamburan meninggalkan kelas.

Deni pun juga mulai keluar dari kelasnya dengan membawa 2 tas sekaligus. Yang satu tas miliknya sendiri yang ia gantungkan di kedua bahunya di punggung. Sedangkan yang satunya adalah tas berwarna biru laut milik Dina yang ia pegang dengan tangan kanannya.

Deni berjalan dengan santai menyusuri koridor sekolah menuju ke UKS. Ia juga tersenyum dan menyapa guru maupun teman-temannya saat berpapasan dengannya.

Ketika Deni sampai di depan pintu masuk UKS, tiba-tiba ada yang merangkul bahunya dengan sangat kuat. Deni jadi kehilangan keseimbangan sehingga sedikit terhuyung ke depan. Untung saja ia tidak jatuh tersungkur ke lantai. Deni menjadi sedikit kesal. Lalu, ia menoleh ke kanan agar tahu orang yang berani-berani merangkulnya tanpa izin. Namun ternyata, Riko yang sedang merangkulnya.

"Eh elo.." ucap Deni sambil sedikit menunjukkan senyuman, bukan amarah.

"Lo mau ngajak Dina pulang?" tanya Riko sambil masih merangkul bahu Deni.

"Yoi." jawab Deni santai. Lalu, ia segera menyingkirkan tangan Riko yang ada di bahu kirinya karena membuatnya tidak nyaman.  Kemudian, Deni langsung berjalan masuk ke dalam UKS dan diikuti Riko di belakangnya.

Namun saat Deni sudah mendekati ranjang yang Dina tempati, ia berhenti berjalan. Riko yang ada di belakangnya otomatis ikut berhenti.

Tak sengaja, Riko melihat tangan kiri Deni yang mengepal kuat seakan ia saat ini tengah marah.

"Den, ada apa?" tanya Riko sambil sedikit menggoyang-goyangkan bahu kiri Deni.

"Dasar cewek munafik." gumam Deni.

Riko pun mematung setelah mendengar kata-kata yang Deni ucapkan. Meskipun sangat pelan, namun cukup terdengar jelas di telinga Riko.

Terus terang, ini adalah kali pertama Riko mendengar Deni mengucapkan kata-kata seperti itu. Terlebih lagi, Deni bukan tipe laki-laki yang suka berurusan dengan wanita, kecuali Dina.

Hal itu membuat lidahnya terasa gatal. Riko sangat ingin tahu siapa wanita yang Deni maksud. "Munafik? Siapa yang lo maksud?" tanya Riko lagi.

Deni tak menjawab. Ia berjalan kembali dengan langkah yang lebih cepat untuk menemui Dina.

"Gue nanya gak dijawab mulu perasaan." gumam Riko kesal, lalu ia juga ikut berjalan lagi.

Deni dan Riko menghentikan langkah kaki saat mereka sudah berdiri tepat di depan ranjang Dina.

"Hai Den..." sapa Reni yang juga menemani Dina, ditambah sedikit senyuman manis.


Deni hanya menoleh kepada Reni dan menatap gadis itu dengan tatapan sinis. Saat ini, rasanya Deni ingin mencabik-cabik mulut Reni. Deni sangat tidak suka dengan sandiwara Reni yang seolah-olah baik di mata Riko, Dina, dan Bu Syifa. Padahal sebenarnya, Reni adalah wanita paling busuk yang pernah Deni kenal.

Lalu, Deni mengalihkan pandangannya ke Bu Syifa. Karena, berlama-lama menatap wajah Reni akan membuatnya semakin sulit mengendalikan emosinya.

"Bu, terima kasih telah menjaga Dina selama saya tidak ada disini." ucap Deni dengan sopan.

Bu Syifa berdiri, memegang bahu Deni dan sedikit mengelusnya. "Iya sama-sama." Setelah itu, Bu Syifa pergi ke luar meninggalkan UKS.

"Din. Ayo pulang." ajak Deni, lalu ia mengulurkan tangan kanannya kepada Dina. Dengan cepat, Dina menerima uluran tangan Deni itu dan segera berdiri tegak.

SEPUPU TAPI MENIKAH ||Baekhyun Z.Hera||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang