Bertemu Kembali

305 17 10
                                    

Memang, semua itu butuh proses termasuk ketika mencari keberadaan Deni. Dina percayakan semuanya kepada polisi, namun sampai sekarang tak ada hasil yang ia nanti-nantikan sejak bulan lalu. Setiap hari pun ia selalu datang ke kantor polisi untuk menanyakan perkembangan pencarian Deni. Namun, hanya berbagai macam alasan yang ia dengarkan dari polisi itu. Alasannya pun kadang membuat Dina meragukan kinerja polisi itu. Rasanya, ingin ia obrak-abrik kantor polisi itu. Bagaimana bisa polisi-polisi itu tak menemukannya dalam kurun waktu yang lama. Hanya rasa jengkel yang ia dapatkan ketika datang ke kantor polisi.

Tak hanya duduk manis sambil menunggu kabar dari polisi, Dina pun sambil terus mencari tahu teman-teman lama dari Deni dan menghubungi mereka satu per satu. Namun, mereka pun tak tahu dimana keberadaan Deni.

Semakin lama Deni menghilang, semakin banyak pula para tetangga yang menanyakan keberadaannya. Awalnya, Karina menjawab berbagai pertanyaan para tetangganya itu dengan kebohongan kecil karena ia berpikir bahwa ia akan segera menemukan keberadaan Deni. Namun, semakin lama akhirnya ia menceritakan kebenarannya kepada para tetangga. Mereka sangat terkejut setelah mendengar cerita dari Karina. Disaat itulah, mereka mulai membantu Karina untuk mencari Deni. Tapi, tetap saja tak ada yang menemukan keberadaan Deni.

**
Sudah hampir satu minggu Dina tidak masuk kuliah. Selama itulah ia fokuskan mencari Deni. Berapa kali pun Karina menyuruhnya untuk masuk kuliah, sebanyak itulah Dina menolak. Ia ingin membantu ibunya itu untuk mencari Deni yang masih ia anggap sebagai sepupu yang paling ia sayangi. Namun, pada akhirnya, Riko lah yang berhasil membujuk Dina agar mau masuk kuliah kembali. Berkat beberapa kata-kata yang keluar dari mulut Riko, akhirnya ia pun memutuskan untuk masuk kuliah.

Begitu sampai di kampus, entah mengapa Dina merasa malu untuk masuk ke kelas. Perasaan itu muncul seketika. Rasa khawatir akan kecanggungan bila ia masuk ke dalam kelas, itulah yang terus ia pikirkan. Tiba-tiba, semua terasa asing.

Di lain sisi, Riko tengah terkaget-kaget melihat Dina yang sudah kembali ke kampus. Segera ia berlari menghampiri Dina yang tengah terdiam di dekat pintu.

"Akhirnya lo masuk kuliah lagi setelah 1 abad lamanya!!!" ucap Riko dengan lantang yang sukses membuat Dina tersadar dari lamunannya.

"Ihhhhh.... gue kaget tau.." jawab Dina dengan memasang wajah kesal.

Disaat itulah Riko tertawa kecil melihat Dina yang sedikit kesal, "Lo ngapain berdiri sendiri? Kenapa gak masuk aja?"

"Ga tau kenapa gue gak PD mau masuk ke kelas.."

"Alahh.. gayaan lu.. udah masuk aja.." saran Riko.

"Hmm..."

"Udah sono masuk!" ujar Riko sambil mendorong Dina untuk masuk ke kelas.

Dina pun menuruti perkataan Riko. Riko tersenyum puas, lalu ia pergi menuju ke kelasnya sendiri.


Tiga jam berlalu, Riko sudah keluar dari kelasnya. Ia pun langsung pergi ke kantin untuk makan siang. Ia tersenyum nakal begitu melihat sosok yang ia kenal. Ia yakin kalau itu adalah Dina meskipun melihatnya dari belakang. Langsung lah ia berlari menuju ke arah Dina dan langsung merangkul lehernya begitu saja.

"Mau ke kantin kan? Gue juga!" ucap Riko.

"Eh apa-apaan lo?! Main rangkul-rangkul aja!"

Dan saat itu juga, ia menyadari kalau wanita yang ia rangkul lehernya bukanlah Dina setelah mendengar dari suaranya. Raut wajahnya pun berubah. Urat malunya muncul seketika. Ketika ia melihat ke arah kiri, dan benar saja kalau yang sedang ia rangkul bukanlah Dina. Tiko langsung menyingkirkan tangan kirinya dari bahu mahasiswi itu.

"Eh, maaf... maaf... kirain tadi kamu temenku. Sekali lagi maaf ya.." ucap Riko sambil menepukkan kedua telapak tangannya.

"Untung lo ganteng,,,, kalo engga udah gue tampol...." ujar mahasiswi itu, lalu ia langsung pergi meninggalkan Riko begitu saja.

SEPUPU TAPI MENIKAH ||Baekhyun Z.Hera||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang