"Din, gue anterin pulang ya.."
"Gak udah Rik, gue bisa naik Gojek kok.."
"Gapapa Din.. lumayan juga kan lu bisa ngirit duit.."
"Yaudah hayuuuklah.."
Riko senang bukan main karena tawarannya diterima oleh Dina. Memang Riko sudah merencanakan untuk mengantarkan Dina pulang. Bahkan ia rela menunggu sampai kelas Dina selesai padahal hari ini ia hanya ada kelas pagi. Ia pun juga sudah membawakan Dina sebuah helm. Namun Riko itu tak dipandang spesial oleh Dina. Ia merasa biasa saja dan tak merasa curiga kalau Riko ada rasa padanya. Dasar gadis tidak peka
"Makasih ya Rik udah nganterin gue pulang.." Dina melepaskan helm yang dipakainya, lalu ia kembalikan kepada Riko.
"Iya sama-sama. Oh iya Din jangan lupa minta izin sama Tante Karina.."
"Siapp! Nanti gue kabarin lagi ya.." jawab Dina santai.
"Ya udah, gue pamit dulu.."
"Eh iya Rik, nanti malem lo pasti yang traktir gue kan? Kan lo yang ngajak gue keluar.." Dina menaik-turunkan kedua alisnya disertai dengam senyuman anehnya.
"Iya iya gue yang traktir deh.."
"Aasikk!"
"Emang ya gratisan itu bikin bahagia.."
"Ya iyalahh.. siapa juga yang gak mau gratisan.."
"Hilih.. ya udah sampe ketemu nanti. Samlekoomm.."
"Waalaikumsalaaaam.."
Riko langsung tancap gas pulang ke rumahnya. Sedangkan Dina, ia langsung masuk ke rumah ketika tau Riko sudah tidak ada dalam jangkauan matanya. Ketika ia sudah di dalam, rumah tampak sepi karena Karina masih di Toko. Seketika, Dina teringat waktu dimana rumah masih ada Kirana dan Deni.
"Den, lo kemana sih? Gue kangen banget sama elo.. lo jahat banget si ninggalin gue sama Mama kaya gini.."
Dina menjadi sedih kembali. Hampir saja ia larut dalam kesedihan dan hampir saja ia menangis lagi. Karena tak mau membuang-buang waktu hanya untuk menangisi Deni yang tak kunjung kembali, Dina pun memilih untuk pergi ke kamarnya lalu beristirahat. Ia langsung maenjatuhkan badannya begitu saja di atas kasur tanpa berganti baju terlebih dahulu.
Perlahan, matanya pun mulai tertutup. Tidurnya sangat pulas karena Dina hari ini merasa sangat lelah terlebih lagi tadi ikut membantu di toko Karina. Saking pulasnya Dina tidur, ia sampai tak mendengar ponselnya yang telah berbunyi puluhan kali.
Hari sudah mulai gelap, namun Dina tak kunjung menghubungi Riko. Ia pun berinisiatif untuk menelponnya terlebih dahulu. Namun, sudah sekitar 23 kali ia menelpon Dina tetap saja tak ada satu pun yang dijawab. Riko gelisah dan khawatir. Tanpa pikir panjang, ia pun langsung pergi ke rumah Dina dengan motornya.
Sesampainya di depan rumah Dina, ia sudah disambut oleh Karina yang kebetulan juga baru pulang dari Tokonya. Karina pun terkejut melihat Riko yang malam-malam begini berkunjung ke rumah.
"Loh kok malam-malam kesini nak? Ada apa?" tanya Karina.
"Anu tante.. itu.. tadi saya udah telpon Dina beberapa kali tapi gak diangkat. Dina gak papa kan Tante?"
"Wahh Tante juga gak tau. Sebentar ya Tante cek dulu di kamarnya. Nak Riko tunggu di ruang tamu ya. Silakan masuk.."
Riko pun dengan senang hati masuk ke dalam rumah. Ia duduk dengan perasaan gugupnya.
"Nak Riko, mau minum apa?"
"Gak usah repot-repot Tante.."
"Tante gak repot kok, ayo sebutin mau minum apa.." kata Karina sedikit memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPUPU TAPI MENIKAH ||Baekhyun Z.Hera||
Teen Fiction"Loh kok lo malah nyolot sih?! Yang sopan dong sama kakak sepupu." Jawab Dina gak kalah nyolot dari Deni. "Mana ada kakak yang lebih muda dari adeknya?" Deni menaikkan satu alisnya. Dina membeku. "Ya.. Ya mana gue tau. Pokoknya lu harus hormat ke gu...