| Part 35 |
| Oryzanya Gue |
__________________________________
Cuma mau kasih tahu dikit nih, tentang kematian ibunya Giga nanti ada kaitannya sama kisah cintanya Oryza dan Giga. Mereka gak mungkin balikan gitu aja kan? Bunga mekar pasti juga bisa diterjang angin topan loh ya😂
Ikuti part selanjutnya terus yah. #lovemyreaders #kulitkuacidisampingbatukali____________________________________
"APA?!"
Pak Beni buru-buru mengalihkan pandangannya pada layar laptop saat suara Giga berteriak 'APA!' dengan intonasi yang mampu membuat cicak-cicak didinding ruang BK seakan menoleh kepada pemilik suara.
"Kenapa Om nggak ngasih tahu Giga?" nada suara Giga menurun, mendekati frustasi.
"Maaf Ga, dua jam sejak ibu kamu meninggal dunia itu, kondisi kakek kamu semakin memperburuk dan kalau kamu tahu, tiga puluh menit setelahnya....kakekmu meninggal. Dan jika Om memberitahu kamu, apa yang akan kamu pikirkan waktu itu?"
Giga terdiam. Ia meremas rambutnya dan menunduk lesu. "Terus sekarang?" lalu mendongak dengan tatapan sendu. Tatapan memelas seperti anak ayam yang ditemukan di selokan dan terpisah dengan induknya.
Mario menarik napas panjang. "Kakek kamu sudah dimakamkan disana. Ikhlaskan dan doakan saja kakekmu."
Giga menunduk lagi, dadanya sesak dan kedua bola matanya memanas.
"Ga, maafkan Om, om hanya tak ingin kamu dan ayahmu khawatir disini, selagi kalian juga sedang dalam keadaan berduka atas meninggalnya Tiara yang juga mengejutkan untuk Om." Mario mengulurkan tangannya menggapai bahu Giga. "Apapun yang terjadi, itu sudah terjadi Ga, sudah ada Sang Kuasa atas segalanya."
Giga menatap Mario. "Tapi kenapa Om Mario kesini? Apa nggak bisa kalo Om ngomonginnya nanti aja diru--,"
"Om akan pulang siang ini," potong Mario.
"Siang ini? Ke Bangkok?" ulang Giga.
Mario mengangguk meyakinkan. "Makanya Om harus ketemu kamu sekarang untuk mengatakan sesuatu."
Giga menahan napas sejenak. "Sesuatu?" dan tiba-tiba perasaannya menjadi gusar.
"Gini Ga, Om hanya ingin ngasih tahu kamu kalo kamu nggak bakal pindah ke Bangkok. Kamu akan tetap di Jakarta."
Wait?
WHAT?
Giga terdiam. Haruskah ia merasa bahagia dalam keadaan yang mengharuskan dirinya masih dalam keadaan berduka?
"Kakekmu juga sudah tidak ada. Lalu om rasa biaya yang selama ini selalu ayah kamu kirimkan sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan, nenek, om Mario, serta Jay dan Jasmine. Ayahmu merasa sudah nyaman dengan pekerjaannya, dan ayahmu bilang akan bertanggung jawab sepenuhnya tentang kami semua di Bangkok, coba bayangkan Ga, kurang baik apa Ayahmu?"
Giga masih mencerna perkataan Mario, namun yang berhasil bertahan sedikit lebih lama di otaknya adalah kalimat yang ini, biaya yang selama ini selalu ayah kamu kirimkan sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan. Ayahnya hanya seorang office boy. Office boy loh man! Memang berapa uang yang selama ini ayah kirimkan pada Om Mario?
"Memang uang yang selama ini ayah kirimkan setiap bulan berapa Om?"
Mario menatap Giga lama, sedikit ragu untuk mengatakannya. "Sekitar sepuluh juta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Giga [Completed]✔
Teen FictionJika biasanya cerita dimulai dengan pertemuan manis memperjuangkan cinta. Maka cerita ini dimulai dari sebuah perpisahan dengan problematika yang ada. Giga Yudhistira Poldi. Hanya lelaki sederhana pencinta kuaci, mandiri, dan cerewetnya bikin pengin...