| Part 31 |
| Mimpi |
Senjata makan tuan.
Itulah yang Zea rasakan saat ini. Ia pergi meninggalkan Giga dan Oryza diam-diam namun saat ini juga karena kejahilannya ia dimarahi habis-habisan karena sudah sampai petang dan sudah seharian Zea kembali dan mencari si adik dan mantan si adik itu, keduanya justru menghilang entah kemana. Sudah dihubungi dan tak ada respon dari keduanya.
Dan parahnya lagi cuy, si Bagus malah diam dan tak mau membantunya.
"Kenapa kamu ninggalin mereka gitu aja coba Ze?!" Bude Fara bertanya dengan kesal dan gemas. "Oryzakan adek kamu? Terus Giga gimana coba? Anak orang kamu ilangin?"
Emang Giga anak orang bude? Hihi. Zea hanya menghela napas. "Tapikan Oza sama Giga bude ini koh,"
"Iya kalo mereka nggak kenapa-kenapa! Kalo mereka berdua kenapa-napa? Ada orang jahat yang jahatin mereka? Misalnya diculik! Disekap!?"
Zea menunduk. Budenya pasti terlalu banyak menonton sinetron! lalu melirik Bagus yang duduk disampingnya.
Bagus pura-pura meminum teh hangat yang Fara suguhkan.
Zea melotot pada Bagus seolah berkata. Gus bantuin gue dong!
Dan Bagus mengedikan bahu seolah membalas. Itu kan salah lo, nyet!
"Gini deh bude coba sekarang Zea cari ke Malioboro lagi, siapa tahu--,"
"Assalamualaikum," suara salam Giga membuat lengkungan pelangi dan awan cerah disepanjang mata Zea memandang.
Alhamdulillah.
"Za lo selamat? Lo nggak papa?" Zea berlari mendekati sang adik, memutar tubuh sang adik untuk memastikannya baik-baik saja.
Oryza masih terdiam dan menatap kakaknya dengan pandangan kesal dan datar seperti biasa.
"Bang, gue nggak digituin?" Giga merentangkan kedua tangannya.
"Lo nggak apa-apain adek gue kan?" Zea menatap Giga dengan tajam.
"Salah siapa ninggalin gue berduaan sama Oryza. Ya udah gue apa-apain lah bang," sahut Giga enteng.
Oryza, Zea, Bagus, bude Fara, bahkan kucing yang sedang bersantai manja di sofa menoleh pada Giga.
Giga menunjukan giginya. "Bercanda."
"Kampret lo! Kemana aja si! Gue telpon nggak diangkat?!"
"Lah kata Oryza nggak usah diangkat!"
"Kenapa?" tanya Zea. "Biar tahu rasanya diabaikan?"
Anjir, nyindir gue nih orang. Giga memicing pada Zea, "Nah itu abang tahu!"
"Emang lo tahu rasanya diabaikan kaya apa Ga? Sakit tau Ga. Sakit." Zea memegang dadanya dengan ekspresi tersakiti yang dibuat-buat, matanya melirik Oryza yang hanya diam. "Lebih sakit daripada diunfollow sama temen."
Giga menggeleng melihat tingkah aneh Zea. "Makan micin berapa bungkus sih dia bang?" tanya Giga pada Bagus.
Bagus mengetuk-ngetuk dagunya, pura-pura berpikir. "Satu kardus kalo nggak salah?"
"Pantes!"
Zea sudah akan menendang Giga, jika bude Fara tidak mendekat dan membawakan teh hangat untuk Giga dan Oryza diatas nampan.
"Minum dulu, abis itu mandi, habis itu kita kumpul diruang TV, karena kalian berhutang cerita sama bude," ujar Bude Fara penuh pengertian.
°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Giga [Completed]✔
Fiksi RemajaJika biasanya cerita dimulai dengan pertemuan manis memperjuangkan cinta. Maka cerita ini dimulai dari sebuah perpisahan dengan problematika yang ada. Giga Yudhistira Poldi. Hanya lelaki sederhana pencinta kuaci, mandiri, dan cerewetnya bikin pengin...