: 2,3 Giga : Gratis!

928 107 5
                                    

| Part 23 |

Gratis! |

Melihat Bima yang tengah berjalan pelan mendekatinya, yang sekarang terpikir dalam pikiran Giga adalah, bagaimana bisa Bima menyertakan kertas kecil itu pada kantong plastik yang Oryza titipkan di pos satpam padanya?

"Lo kok bisa nyusupin kertas di kantong kresek itu? Atau jangan-jangan diam-diam lo buka tempat laundry di rumah lo yah? Terus Oryza nitip laundry ditempat lo! Dan karena lo udah saking kangennya pengin ketemu sama gue, lo jadi ngajak gue ketemuan disini? I know i know, pesona gue emang tiada tara. Tapi sorry Bem! Gue masih normal, gue bukan jeruk makan jeruk!" canda Giga sambil menggeleng diakhir ucapannya. Memang tidak seharusnya ia bercanda seperti ini melihat bagaimana Bima mulai berjalan mendekat kearahnya dengan ekspresi datar dan wajah seperti menahan amarah.

Giga semakin menatapnya bingung, terlebih saat Bima semakin berjalan cepat kearahnya sambil mengepalkan kedua tangannya hingga pukulan mentah tahu-tahu Giga rasakan di pelipisnya hingga Giga limbung dan merasakan pusing serta nyeri tiba-tiba di kepalanya.

"Shit! Apa-apaan lo?" seru Giga sambil memegang atau barangkali sekarang menekan pelipisnya.

"Lo yang apa-apaan!?" Bima menarik kearah kemeja Giga dan mencengkramnya kuat. "Gue mau tahu apa yang bakal lo lakuin!"

Giga balas menatap mata Bima dengan sengit. Lalu, menurunkan pandangannya pada tangan kanan Bima yang mencengkram kerah seragamnya kemudian tak butuh waktu lama untuk meludahinya.

Spontan Bima langsung melepaskannya dan menggosok tangannya pada celana seragam yang ia pakai. "Apa-apaan lo!"

"Lo tadi tanya sama gue, apa yang bakal gue lakuin? Ya gue bakal selamatin dulu nyawa gue, karena cekikan lo nyaris membuat gue sulit bernapas! Kalo gue mati gimana? Kasihan kan keturunan-keturunan gue yang terpaksa nggak lahir dimuka bumi ini gara-gara cowo ganteng kaya gue tewas di bunuh teman seangkatannya di rooftop sekolah!"

Bima tak menggubris ujaran Giga yang menurutnya aneh dan tidak penting ini. "Maksud gue apa yang bakal lo lakuin setelah lo buat Oryza nangis?"

Giga mengerutkan kening. Mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. "Maksud lo?"

Bima melangkah semakin dekat bersama dengan hembusan angin di sekitarnya yang terasa seperti kobaran api. "Lo buat gadis paling cuek, galak dan jutek kaya Oryza nangisin cowo bangs*t kaya lo!"

"Lo yang bangs*t Bem! Maksud lo apa bilang gue buat Oryza nangis?" Giga ikut membalas dengan suara yang tak kalah tinggi.

"Dia nangis karena mendengar semua percakapan lo sama Sandra di kantin waktu istirahat pertama."

Giga mengerutkan keningnya dan mengingat apa yang ia katakan dengan Sandra di Kantin saat itu, tertegun sejenak hingga dirinya merasakan sakit yang tiba-tiba menyayat di ulu hatinya. Jadi Oryza dengar semuanya?

6 Jam yang lalu, saat istirahat pertama

"Za?"

Oryza mendongak pada Bima yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.

Bima menatap Oryza penuh keterkejutan saat gadis itu sudah berlinang air mata, matanya merah, kantung matanya juga jelas dan wajah putihnya tak kalah merah dengan matanya. "lo--lo...0ke--kenapa Za?"

Gue Giga [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang