Kau sebuah gitar yang tak mampu kupetik, sekumpulan balok piano yang bukan hitam putih.
Kau adalah melodi elegan, begitu molek ketika didengarkan.
Kau adalah not yang bukan hanya hitam, melainkan not warna warni temaram, melingkar mengelilingi suara malam.
Kau mampu mengalunkan melodi, di mataku kau mampu bernyanyi, meski mulutmu tak berbunyi.
Kau adalah perasaan, yang diberikan padaku oleh tuhan perihal pendengaran.
Kau pencipta kerinduan, yang tersekat tanpa pertemuan.
Kau adalah segala harapan dari segala pencarian, tak kupedulikan bagaimana melodi kau alunkan.
Sebab bersamamu, akulah manusia yang paling lumrah dengan ketukan kebahagiaan.
~~~~~
Jakarta,
Des 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Diksi
PoetryPuisi tidak pernah selesai, sebab rasa tidak pernah usai. Percayalah, kelengkapan dari puisi ini ialah bagaimana kamu merasa bahwa kamu ada di dalamnya, maka kamu dan puisi ialah kelengkapan.