02.

7K 196 1
                                    

(Flashback)

SMP SEKAR WIJAYA JAKARTA (tempat hanya fiktif)

"Bundaaaa, Zahra pokoknya gamau sekolah disini!"

"Zahra, ini sekolah terbaik di Jakarta, kamu pasti suka sekolah disini, percaya sama bundaa"

"Bun, Zahra ga mau sekolah disini, dimana pun di kota ini. Zahra mau balik ke Yogya Bun"

"Zahra, tenang aja, kamu pasti suka disini"

"Engga Bun, Zahra yakin disini ga akan ada orang baik seperti disana. Zahra mau balik ke sahabat sahabat zahra, buun,,

"Coba dulu naak"

"Engga, zahra ga ma--"

"Zahra!,, Pandangan Zahra teralih ke anak laki laki yang baru saja memanggil namanya.

- - -

"Hey Zahra, Assalamua'alaikum. Hehe" Anak laki laki yang berwajah imut itu nyengir sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, membuat heran Zahra dan Ira, mamanya.

"Tante, Tante Ira kan?, Saya Iqbal, anaknya mama -ehh"

Ira seperti teringat dengan sesuatu
"Ohh, kamu anak nya Ardhana sama Alif kan?"

"Iya Tante,"

"Nah, Zahra sayang, kenalin ini Iqbal anaknya temen mama, dia bisa temenin kamu disini,, Ira mengatur kalimat yang menenangkan Zahra untuk tidak mewek minta pulang terus.

Zahra menganggukkan kepalanya sedikit lebih tenang melihat sikap ramah Iqbal yang sepertinya baik di jadikan teman. Wajah Iqbal juga tampan. Itu yang ada di benak Zahra saat pertama kali melihat iqbal, yahh, walaupun masih baru memasuki umuran segitu, dia pasti sudah tau tentang ketertarikan dengan lawan jenis.

"Nama aku Zahra, Siti Fatimah Az-Zahra" Zahra menyerahkan tangannya kepada Iqbal sebagai formalitas perkenalan.

"Hmm, iya, saya Iqbal salam kenal"
Bukannya meraih tangan Zahra, Iqbal malah menyatukan kedua telapak tangan nya enggan bersentuhan dengan Zahra yang bukan mahramnya.

Zahra tersenyum kecut.

Zahra POV

Hmm selain punya wajah yang manis, anak ini sepertinya juga sholeh.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

"Yasudah, Iqbal, kamu temenin Zahra ya keliling keliling sekolah ini, sebelum bel masuk tuh, Tante mau pulang dulu,"

"Siap tante, insyaaAllah Tante bisa percayain anak Tante ini sama saya"

Zahra menatap geli perkataan anak imut yang kini ada di sebelahnya. Kata kata yang terlalu berlebihan menurutnya untuk anak seumuran mereka.

"Bunda pulang dulu ya zah, kamu jangan buat repot Iqbal. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" ucap Iqbal dan zahra bersamaan.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Zahra dan Iqbal berkeliling melihat lihat sekolah mereka, sesekali Iqbal menjelaskan tentang bagian bagian di sekolah. Tak butuh waktu lama, Iqbal dan Zahra mampu menghilangkan rasa canggung diantara mereka.

"Kamu kenapa pindah kesini" Iqbal mengarahkan perjalanan mereka ke tempat duduk dibawah pohon yang berhadapan dengan kantin sekolah, mengajak Zahra untuk duduk sebentar disana.
"Abhi aku pindah kerja kesini, sebenarnya aku ga suka disini, aku lebih suka di yogya, tenang, senang, semua saudara saudara aku juga disana" ucap zahra sambil terus menatap seluruh bagian dari sekolah baru nya itu. Terlihat banyak anak anak remaja seusianya yang berjalan dengan santai menelusuri sekolah mereka. Dengan nyaman bagai sekolah menjadi rumah kedua. Tapi baginya Yogyakarta adalah rumahnya dan sekolah nya dulu adalah rumah kedua nya. Bukan ibu kota yang terkenal menyesakkan ini..

"Aku tau kok perasaan kamu, aku juga kalau disuruh milih lebih suka di yogya dari pada disini" Iqbal mencoba menghibur Zahra yang memasang muka masam sejak bunda nya pergi beberapa menit lalu.
"Lho? Kamu juga tinggal di yogya dulu? Pindahan juga?" Zahra bertanya untuk memastikan tebakan nya terhadap Iqbal.
"Engga, tapi aku pernah diajak liburan ke Yogya dan diajak ke salah satu universitas di sana sama sepupu aku, aku sih tertarik buat kuliah disana nanti." Iqbal nyengir merasa sepertinya dia sedang curhat dengan gadis yang baru saja ia kenal itu.
"Ya ampun, kita masih umur segini, kamu udah mikirin kuliah aja yaa" ucapan Zahra seperti menyepelekan.
"Zah, kita memang gabisa menentukan takdir kita dimasa depan. Tapi.." Iqbal berbicara dengan nada yang berbeda, membuat Zahra mengalihkan pandangannya kepada Iqbal, kharisma bocah tampan itu sangat khas dengan kulit wajah nya yang sawo matang dan terlihat maskulin walaupun masih imut imut begitu haha imajinasi Zahra mulai mencapai ke atas langit terbawa hingga ke awang awang.

BERSAMBUNG.


~ ~ ~ ~ ~

Assalamu'alaikum.

Maafkan jika ada penyusunan kata yang belum tepat.
Saya masih amatir dan berusaha untuk selalu belajar.
Semoga kisah Zahra, dan imam Impian nya akan menjadi inspirasi dan manfaat buat semua.
Jangan lupa tinggalkan vote dan comment untuk menambah semangat saya dalam berkarya 😂

Imam Impian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang