Sumber kecewa adalah terlalu berharap. Sebab kecewa adalah terlalu percaya.
_
"Zahra, aku mohon, kamu dampingi aku ke kantor polisi, ya?"
Mata Zahra terbelalak ''aku? Kenapa?"
"Zah, cuma kamu yang aku percaya, aku sudah tunjukkan semua buktinya kan sama kamu, kamu gak percaya saya aku?"
Zahra memutar bola matanya malas. Ia tak ingin peduli lagi dengan semua yang terjadi, tak mau ambil pusing dengan adegan drama yang menyesakkan ini, dia tidak mau terlibat lagi.
"Aku percaya kok sama kamu, aku percaya, tapi, kalau soal terlibat dalam hal ini. Maaf Dhin, aku gak bisa"
Andhini membuang nafas kecewa
Zahra menggeleng pelan "Dan aku sudah gak mau lagi peduli soal Iqbal, dia udah mengecewakan aku, aku gak nyangka dia serendah itu"
Andhini kembali terisak
"Udah, Dhin, ngapain nangis terus, emang bisa mengembalikan semuanya?"
Zahra's POV
Kejam.
Aku akui aku begitu kejam, lagi lagi nafsuku mengalahkanku. Yang sebenarnya aku ingin sekali menampar pipi Iqbal, menggeret dia kekantor polisi, atau langsung ke hadapan sang ilahi agar dia tau beratnya hukuman dosa zina.
Iqbal yang selama ini menasehatiku, yang selalu menempaku menjadi wanita berakhlak. Tak lain hanya manusia bertopeng, iqbal itu bermuka dua, tak menyangka dia bisa melakukan ini pada Andhini. Seberat apa masalahnya sampai dia benar benar frustasi dan melampiaskan kekesalannya pada Andhini sehingga menghadirkan sebuah janin tak berdosa!?
Semua bukti yang diberikan Andhini, menghempas segala keraguanku. Mulai dari bekas cakaran dipunggung Andhini, surat keterangan dokter dari rumah sakit terpercaya, dan bau parfum Iqbal yang masih terasa di rambut Andhini. Andhini juga memberikan test pack yang menunjukkan bahwa dia positif hamil.
Allahu Rabbi. Kenapa kau biarkan hamba mengenal lelaki bajingan itu, bahkan sampai kau biarkan hatiku lalai dan mencintainya.
Aku bersyukur Allah jauhkan aku dari dia, tapi, hatiku masih belum bisa berhenti mencintainya, walaupun di satu sisi aku sangat membencinya, jijik mengakui perasaan cinta ku pada pria bejat itu. Tapi, mana sanggup aku melihat Iqbal tersiksa dalam penjara, membantu Andhini menyiksanya? No, that must have hurt like hell
•
Author's POV"Yasudah Zahra, aku pulang dulu, nanti suamimu pulang, aku malu"
"Hah? Malu karna apa, suamiku gak sama dengan Iqbal tenang aja" Zahra membuang muka, memasang muka angkuh untuk membanggakan dirinya.
Andhini tersenyum masam, dia tau maksud Zahra "iya, kamu sangat beruntung mendapatkan dia, jangan sia siakan dia, apalagi untuk laki laki seperti Iqbal"
Zahra menatap Andhini penuh penyesalan "maaf, aku gak bermaksud melukai kamu, aku lupa, kamu cuma korban. Astagfirullah, harusnya aku gak bersikap seperti ini, maaf ya Dhin" Zahra begitu menyesal telah melukai hati Andhini
![](https://img.wattpad.com/cover/172411762-288-k23472.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Impian.
Ficción GeneralSiti Fatimah Az-Zahra. Dia mencintai sahabatnya. Walaupun tidak mendapat balasan. Sebuah keadaan memaksanya menerima perjodohan. Dari seorang duda yang sangat mencintainya Pencarian imam impian. Perjuangan dalam keikhlasan. Lika liku kehidupan. Saya...