06.

3.7K 149 3
                                    

. . . .

Hari ini, Jum'at pagi yang cerah lagi sejuk yang sedikit menghanyutkan.. Ya, menghanyutkan menurut seorang Az-Zahra, hari ini adalah hari pelaksanaan observasinya yang pertama. Hari yang ia tunggu tunggu setelah melalui proses yang begitu panjang. Tapi ntah apa kesalahannya, dosa besar apa yang telah dia lakukan, karna lagi lagi dia tidak bisa tenang dalam menjalankan tugas observasi nya yang bukan mudah.

tok tok tok...

"Masuk"

Suara angkuh itu lagi?

Dalam benak Zahra, ingin sekali dia membakar kantor ini lalu pergi entah kemana agar tak lagi dia mendengar suara angkuh yang menyumbat ketenangan di dalam telinganya.

Zahra dkk masuk ke dalam ruangan Mr. Alvin.

"Wah, akhirnya kalian datang juga, ayo silahkan masuk ahlan wa Sahlan.."

"Terima kasih mr. Alvin. Senang bisa bertemu anda lagi,, Iqbal menyambut seruan Alvin dengan sangat gembira.

"Aduh, saya risih sekali di panggil seperti itu. Panggil Alvin saja, umur saya baru 26 tahun kok"

"Saya 19 tahun, apa pantas memanggil anda dengan nama?" Kini Zahra yang berbicara dengan ketus

"Ssst, Zahra!" Iqbal berbisik ke arah Zahra dengan nada sedikit kesal.

"Hahahaha... Yaudah, kalau di kantor kamu boleh panggil saya 'pak' tapi kalau di luar panggil saya dengan sebutan 'mas' saja atau nama juga boleh,"

"Saya panggil 'kak' saja"

"Oh, boleh, boleh sekali"

Andhini yang dari tadi memperhatikan wajah kesal Zahra bingung dan menggaruk garuk tengkuk lehernya "hmm, maaf, tapi hanya sebuah panggilan apa harus di bahas? Apa kita ga bisa langsung membicarakan tentang observasi"

"Oh iya, maaf maaf, basa basi ini pasti sangat melelahkan ya. Hmm, baiklah saya akan langsung kasih tau aja apa konsekuensi atau 'hukuman' yang harus jalani sebelum melakukan observasi ini."

, , , , , , , , , , , , ,

Jam menunjukkan pukul 9 pagi, waktunya Alifia pergi kesekolahnya, namun entah kenapa gadis berumur 3 tahun ini tak mau pergi kemanapun kecuali pergi ke tempat ayahnya.

"Alifia sayang, ayo kita sekolah yuk, nanti kalau Fia terlambat, bisa di marahin sama Bu guru"

"huaaaaaaaa (tangis gadis kecil itu pecah) Alifia, Alifia ga mau sekolah, mau sama ayah, ayah manaaa huaaaaaaaa" (Alifia terus merengek dengan kata yang masih terbatas bata, celat tapi tetap bisa di mengerti maknanya)

"Sayang, nanti malam, fia bisa ketemu sama ayah, tapi, sekarang kita ke sekolah dulu, Alifia gak kangen ketemu sama teman teman fia, udah 1 pekan kamu ga sekolah kan?, Temen temen juga udah kangen sama fia"

"Engga, ga mau, Fia mau sama ayah. Tante Rara jahat, Tante udah suruh ayah pergi, Tante larang ayah ketemu sama Fia, Tante Rara jahaaat"

"Sayang, Tante Rara gak jahat, Tante cuma gak mau kalau kamu di abaikan sama ayah kamu."

"Ayah gak pernah mengabaikan Fia, telepon Ayah, Tante, fia mau ke kantor ayah"

Imam Impian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang