"Hari ini, aku bersaksi, di hadapan sang Rabbi, menjadikanmu kekasih tambatan hati, cinta keduaku, insyaallah cinta terakhirku"
-Alvin Rasega-
💍💍
"Dan aku pun bersaksi pula, menemanimu di dunia, menerima takdir Allah yang aku cinta. Insyaallah sampai ke Jannah-Nya"
-Fatimah Azzahra-
_______________
Fia terkejut dan berjalan menjauh dari ayahnya.
"What happen girl?"
"Ayah serius? Kak Zahra akan jadi mamanya fia" fia melotot merasa tak percaya dengan ucapan ayahnya
"Yes, ayah serius, kamu, kamu gak suka ya sayang"
"Ayaaaaaahhhh!!" Fia berteriak manja lalu berlari memeluk Alvin dengan eratnya, hingga membuat Alvin terkejut.
"Lho?" Ucap Alvin dengan raut wajah heran
"Kamu gak marah?"
"Kenapa fia harus marah, ayah? Fia senaaaaang sekali kalau ayah menjadikan kak Zahra sebagai mama baru fia. Artinya, kak Zahra akan satu rumah sama kita kan yah, berarti kak zahra akan masak setiap hari buat kita kan yah, berarti fia akan ditemenin sama kak Zahra terus kan yah"
Alvin mengangguk.
"Yeaaayy, ayah harus cepat cepat bawa kak Zahra ke rumah kita ya, yah"
"Iya sayang"
____________
Zahra berjalan santai ke arah dapur, membuka kulkas dan mengambil sebotol air dingin. Ia menuangkannya ke gelas bening dan menaruh botol kembali kedalam kulkas.
Zahra duduk dan menikmati segelas air yang begitu sejuk, badannya yang terasa panas seperti di aliri oleh embun pagi yang membasahi dedaunan, relaksasi sesaat yang dirasakan zahra.
Setelah beberapa menit memainkan ponselnya, Zahra membuang nafas.
"Sebentar lagi, 3 pekan memang cukup mempersiapkan fisik, tapi tak cukup untuk menyiapkan mental. Oh Allah, aku masih tidak menyangka, begini takdir yang kau rencanakan."
Zahra kembali melihat ponselnya, terlihat gambar gedung terpampang, di gambar kedua, gaun putih dengan sedikit nuansa pink terlihat begitu indah. Dan digambar terakhir tampak sepucuk surat undangan minimalis yang tertulis namanya, di bawah nama Alvin yang akan menjadi pendamping nya.
Rabu, 24 April
Dan itu.
BESOK!!!
_
"Zahra, kamu dimana, nak"
"Zahra disini bunda, di dapur"
Tak lama, sosok Ira muncul di hadapan Zahra.
"Ada apa, Bun"
"Tadi fia menelpon bunda, katanya dia mau ketemu kamu hari ini"
"Loh? Tapi bunda bilang, Zahra gak boleh kerumah kak Alvin, bahkan sama sekali gak boleh lihat wajah dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Impian.
General FictionSiti Fatimah Az-Zahra. Dia mencintai sahabatnya. Walaupun tidak mendapat balasan. Sebuah keadaan memaksanya menerima perjodohan. Dari seorang duda yang sangat mencintainya Pencarian imam impian. Perjuangan dalam keikhlasan. Lika liku kehidupan. Saya...