إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak." (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).
______
"Kak Alvin mau apaaaaaaaaaa?"
Alvin mengelus pelan telinganya, gendang telinganya bagai bergetar mendengar suara Zahra yang menggema. Tapi pergerakannya tidak berhenti, ia tetap mendekatkan wajah nya pada wajah Zahra, Zahra berusaha membuka sabuk pengaman yang melekat pada tubuhnya, tapi ya Allah, tangannya bergetar tak terkendali, untuk menggapainya saja sangat susah, bagaimana mau membukanya.
"Kak Alvin, kalau kak Alvin macam macam, Zahra teriak nih, serius Zahra teriak, mau kak Alvin di gebukin warga?"
"Teriak ajaaa, gak takut, kita kan suami istri"
Zahra semakin gugup.
Alvin menggerakkan pelan tangannya, ingin menyentuh wajah Zahra, namun gadis itu menepis kasar tangan Alvin, Alvin tersenyum sinis, kini mereka semakin dekat, Zahra bisa merasakan deru nafas Alvin, aroma parfum Alvin yang segar bisa di hirup jelas oleh hidungnya.
"Kaaaak alviiiin" Zahra menutup matanya, tak kuasa melihat apa yang akan dilakukan Alvin terhadap dirinya.
[SREEET]
Zahra membuka matanya, menyentuh bibirnya yang sudah di tempeli selotip hitam, ternyata Alvin yang melekatkannya. Zahra mengoceh protes dengan mata yang terus melotot, tapi suaranya tak terdengar karena plaster yang ada di mulutnya.
"E.... Kkkk, ka.. eeemmm...."
"Aaa.. gitu kan enak, diem, gak ngoceh terus"
KREEEK
Zahra membuka selotip yang melekat pada mulutnya secara kasar.Alvin melanjutkan perjalanan, ia menyalakan mobil dan melaju pelan.
"Aww, aduhh, sakiiit"
"Udah tau selotip, bukanya malah gitu, ya sakit lah"
"Kak alviiiiiinnnn...." Zahra menahan suaranya, ingin sekali dia hajar pria di sampingnya ini, tapi Alvin lagi menyetir itu bisa membahayakan mereka.
"Yah, lupa bawa tali lagi" Alvin menepuk pelan jidatnya
"Oh, jadi kak Alvin mau nyekap Zahra?" Zahra mengeryitkan keningnya
"Bukan nyekap, biar kamu nya diem, berisik tau gak"
"Ishhhgh!!! Nyebelin, mana katanya cinta, tiap hari buat kesel terusss"
"Hahahaha... Itu justru bukti cinta saya, Zahra"
"Apaan bukti cinta kayak gitu!" Zahra memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil. Sedangkan Alvin melirik Zahra sesering mungkin bergantian melihat jalanan lalu melihat Zahra lagi. Membuat Zahra menyadari sorot mata Alvin yang melihatnya sembari tersenyum membuat Zahra tersipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Impian.
Fiksi UmumSiti Fatimah Az-Zahra. Dia mencintai sahabatnya. Walaupun tidak mendapat balasan. Sebuah keadaan memaksanya menerima perjodohan. Dari seorang duda yang sangat mencintainya Pencarian imam impian. Perjuangan dalam keikhlasan. Lika liku kehidupan. Saya...