08.

3K 115 2
                                    

Jangan tanyakan aku tentang perasaan ini. Tanyakan pada dirimu yang membuatku lupa diri, atau tanyakan pada Allah yang menciptakan hati.

_

"Rara? Kamu jangan pernah bicara seperti itu! Fia itu anak saya dan saya punya hak atas dia!"

"Tapi yang melahirkan fia itu adik saya, bahkan karna dia adik saya meninggal"

"Berhenti bicara seperti itu, Ra, kematian Rika itu takdir, bukan salah fia atau siapapun!"

"Sekarang bukan waktunya berdebat yang saya mau sekarang, kamu harus cepat ambil keputusan!"

Tiiiiiittttt...... Tiiiiiittttt.... Tiiiiiittttt...
telepon terputus.

_______

"Kenapa Vin? Mba Rara bilang apa?" Arya penasaran ketika Alvin mencampakkan ponselnya ke meja dengan wajah cemas.

"Rara memaksa saya untuk cepat mengambil keputusan"

"Sudahlah Vin, kamu terima saja perjodohan ini, aku tau, kamu mulai suka sama dia"

"Tapi bagaimana jika dia tidak menyukai saya? Bagaimana jika dia menolak saya?? Atau bagaimana jika dia menderita dengan semua ini?"

"Vin, selama ini kamu sudah sering mengalah kepada semua orang. kamu sudah terlalu baik sama orang lain, apa salahnya sih? Kali ini kamu egois? Bukan untuk kamu Vin, tapi untuk fia"

. . .

Zahra dan Alifia bermain dan mengobrol di lobby kantor. Ditengah keasikan mereka, Iqbal menatap tajam mereka berdua.

Iqbal mengeluarkan ponselnya.

drrrrrtttt

Ponsel Zahra berbunyi.

"Iqbal? Ngapain dia WA?" Zahra bertanya pada dirinya sendiri sambil melihat kearah Iqbal yang kini membelakanginya.

Zah? Kok hari ini pakai jilbab pendek lagi? Kamu lebih cantik pakai jilbab panjang:")

Zahra tersenyum.

Yah, Zahra memang belum bisa Istiqomah memakai jilbab panjang, Iqbal yang selalu memotivasinya untuk memperbaiki cara berpakaiannya. Kadang dia bahkan masih memakai celana, sekali dua kali Iqbal menegurnya dengan santai.

Hingga akhirnya, untuk pertama kali nya Iqbal menegur Zahra dengan keras. Karna pada hari itu Zahra tetap memakai pakaian yang ketat dan menampakkan lekuk tubuhnya walaupun sudah berkali kali di ingatkan oleh Iqbal.

Itu sama sekali tak membuat Zahra marah atau tersinggung, dia malah merasa sangat dihargai oleh Iqbal, di beri kepedulian dan perhatian yang lebih di banding perempuan lainnya. Dan sejak saat itu juga Zahra mengganti pakaiannya dengan gamis atau rok longgar. Zahra memang belum bisa Istiqomah dengan pilihan Khimar panjang, karna menurutnya risih dan tak leluasa.

Maaf ya bal, Zahra belum bisa pertahankan pakaian Zahra, tapi ini jilbabnya gak nerawang kan? Zahra masih ngerasa risih kalau pakai jilbab panjang. Tapi, Zahra akan usahakan untuk Istiqomah,kok. Kamu juga jangan bosan bantu Zahra ya, bal.

Imam Impian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang