Jika memang aku harus memilih, maka aku tak akan memilih dia yang tidak mengharapkan ku.
-siti fatimah azzahra-
______
"Dia kayaknya suka deh sama anti" ucap Iqbal dengan penuh bersemangat
Mata Zahra terbelalak, terkejut bukan main atas ucapan Iqbal
"Maa.. maksud iqbal, apa?" nafas Zahra tak dapat di kontrol dengan baik, mungkin karna ia sedang menahan air mata yang sebentar lagi pecah.
"Dia orang nya baik, zah, dan dia gak gampang suka atau kagum sama seseorang, Iqbal gak mau aja sampai zahra kehilangan kesempatan ini" iqbal memasang senyum merekah pada bibir tipisnya"Kamu? Menjodohkan Zahra dengan orang lain?" Mata Zahra mulai memerah. Tapi dia berusaha untuk tetap tenang
"Eemm, iya, Iqbal punya niat begitu sih, Zahra kenapa? Matanya merah seperti itu? Zahra gak suka ya sama dia? (Iqbal bertanya penuh hati hati) iqbal belum bilang apa apa kok ke dia, minta persetujuan Zahra dulu, kok" Iqbal berusaha meyakinkan
Zahra cengengesan, tertawa kecil untuk menahan air matanya. Tapi tak disangka, tawanya itu membuat setetes air matanya jatuh membasahi pipinya.
"Kok nangis?" Ucap iqbal khawatir
"Engga, gak papa. Zahra terharu, Iqbal begitu perhatian sama Zahra (dengan cepat Zahra menghapus air matanya dan mulai tersenyum lagi) iya, Zahra kenal akhi Aldy, dia baik, dulunya anak pesantren, dia juga mapan, pokok nya 'imam impian' deh, tapi, tapi dia bukan imam impian zahra"
"Terus? Siapa imam impian kamu?"
Kamu Iqbal, kamu imam impianku
-Zahra-
Aku ingin sekali bilang sama kamu, bal. Kalau kamu imam impian aku, kalau kamu yang aku inginkan, kalau aku mencintai kamu, bal! Tapi untuk apa? gak ada gunanya.
"Menurut zahra, Aldy itu terlalu baik dan terlalu sempurna. zahra ingin dia dapat yang paling baik, dia terlalu tinggi untuk Zahra impikan"
"Tapi kamu gak perlu bermimpi lagi, dia sudah menyukai kamu, dan punya niat serius"
Iqbal terus berusaha meyakinkan Zahra, apa tak ada rasa sakit di hatinya ketika mengucapkan itu? Seperti cemburu? Dia tak tau, kini hati Zahra robek mendengar setiap kalimat yang dia ucapkan.
"Zahra gak mau, baal" Zahra sedikit terisak
"Zahraa, zahraa ma-u pulang du--lu. Tolong sampaikan pada kak Alvin Zahra gak bisa jaga Alifia hari ini, atau ikut observasi sama kalian, Zahra, ada urusan sebentaarr"
"Assalamualaikum" Zahra langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Iqbal.
Iqbal yang melihat Zahra terburu buru hanya bisa menatap punggung Zahra yang mulai menghilang. 'gadis itu kenapa?'
"Wa'alaikumussalam"
"Ehh tunggu bentar (Iqbal bicara pada dirinya sendiri) dia katanya mau ngomong sesuatu? Mau ngomong apa? Kok gak jadi?"
___
-zahra-
Aku segera masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu rapat rapat. Aku tak bisa menahan air mata yang dari tadi tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Impian.
General FictionSiti Fatimah Az-Zahra. Dia mencintai sahabatnya. Walaupun tidak mendapat balasan. Sebuah keadaan memaksanya menerima perjodohan. Dari seorang duda yang sangat mencintainya Pencarian imam impian. Perjuangan dalam keikhlasan. Lika liku kehidupan. Saya...