Gadis itu membuka matanya, merasakan sinar matahari yang mulai memasuki ruangan kamar rawat rumah sakit di mana ia masih dirawat sampai pagi ini. Ditatapnya jika di sofa kamar itu ada Sehun yang masih tidur di sana. Terlihat tidak nyaman sebenarnya, karena pria itu terlihat gelisah dan bergerak ke kanan dan ke kiri. Mungkin karena sofanya yang kecil.Irene pun menghela napasnya. Ia bosan di rumah sakit dengan selang infus yang masih terpasang di tangannya, padahal ia baik-baik saja dan tidak harus dirawat seperti sekarang. Hah, mungkin ini karena Donghae yang terlalu berlebihan.
Ah, berbicara tentang Donghae. Pria itu adalah sahabat Irene waktu di kecil dan mereka sudah sangat dekat layaknya adik dan kakak. Sayangnya dokter tampan itu belum juga memiliki kekasih, dan terkadang Irene harus memarahi pria itu agar berkencan juga supaya tidak terlalu lama menyendiri.
Namun jawaban Donghae akan selalu sama, bahwa ia akan mencari pacar jika Irene juga sudah menemukan prianya. Dan membahas tentang pria yang akan menjadi pasangan hidup Irene. Gadis itu sedikit gundah gulana karena beberapa waktu lalu ayahnya membicarakan Sehun. Ia akan terlihat bodoh jika tidak tahu bahwa keluarganya sedang menyiapkan rencana perjodohan untuk ia dan Sehun.
Sebenarnya tidak ada masalah. Irene selama ini selalu percaya bahwa pilihan orang tuanya yang terbaik. Namun, ia tidak yakin kali ini. Sejak pertama kali Irene melihat Sehun sampai di restoran, ia sudah menebak Sehun pria yang seperti apa. Pria itu keras, dingin, nyaris tidak tersentuh dan arogan pula penuh dengan ambisi. Memang, untuk beberapa hal sifat seperti itu menguntungkan, namun jika masalahnya karena dijodohkan, mungkin akan sedikit berbeda.
Irene adalah gadis yang mudah sayang kepada seseorang. Namun kali ini, ia rasanya takut jika akan jatuh cinta pada Sehun. Pria itu jelas-jelas sudah menolaknya secara kasar kemarin. Perkataannya tidak terlalu menyakitkan, namun cukup melekit. Irene merasa bersalah karena mengetahui Sehun memiliki kekasih. Kekasih Sehun pasti akan berpikir Irene merebut Sehun.
Tidak, Irene tidak ingin diingat sebagai gadis perebut kekasih orang lain. Karena itu, rencananya sehabis ia keluar dari rumah sakit, Irene akan mengatakan kepada ayah dan ibunya agar tidak melakukan perjodohan ini sebelum terlambat.
Sreet
Irene melihat pintu kamarnya yang dibuka. Nyatanya kedua orang tuanya dan orang tua Sehun datang ke rumah sakit bersama-sama. Ah, Irene sebenarnya tidak suka kamar ini terlalu penuh dengan orang-orang. Namun ia bisa apa jika yang datang keluarganya sendiri?
Terpaksa, Irene mengulum senyumannya menyambut kedatangan mereka. Nyonya Oh tersenyum manis pada Irene lalu meletakkan kotak makan berisi makanan untuk Irene.
“Kau sudah bangun rupanya. Bagaimana keadaanmu?” tanya Tuan Bae mengusap surai putri cantiknya itu.
“Baik, appa. Tapi, hari ini Irene bisa pulang, kan?” tanyanya dengan penuh harap dan Tuan Bae menganggukkan kepalanya.
“Oh? Kenapa anak ini masih tidur? Keterlaluan —” ucap Tuan Oh hendak membangunkan putranya itu namun Irene langsung mencegahnya.
“Dia baru saja tidur, paman.”
“Ne?” Tuan Oh melebarkan matanya terkejut. Baru tidur? Memangnya apa yang Sehun lakukan sampai baru tidur di jam seperti ini?
“Sehun menemaniku sepanjang malam. Kurasa aku sudah merepotkannya, paman. Maafkan aku,” jawab Irene lagi-lagi berbohong. Entah kenapa gadis ini selalu membela Sehun, padahal pria itu tidak melakukan hal berguna apa pun untuknya.
“Oh, dia memang harus begitu, sayang. Tapi dia tetap harus bangun.” Tuan Oh mendekati Sehun lalu menjewer telinga putranya dengan pelan namun sedikit pedis jika dirasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Love Scenario ✔ | Sudah Diterbitkan
FanfictionCompleted #1 Irene -- 23/02/2019 "Kami terjebak dalam waktu yang tidak tepat untuk jatuh cinta. Kami masih sama-sama egois untuk mengakui bahwa saling membutuhkan, sampai pada akhirnya salah satu dari kami harus pergi untuk mengakhirinya." --- Vange...