Irene mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha memulihkan kesadarannya secara utuh. Tadi malam ia ingat bahwa ia ketiduran di sofa. Namun pagi ini ia sudah berada di atas ranjang empuk ini. Badannya juga diselimuti, dan Irene tahu pelakunya adalah Sehun.Gadis itu pun membuang napasnya lalu mengusap wajahnya. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi, dan ia tidak menemukan Sehun di sana. Entah ke mana pria itu pergi, yang jelas ia juga tidak mendengar suara air dari kamar mandi yang berarti Sehun memang sudah pergi dari kamar sejak tadi.
Mungkin berangkat kerja? Entahlah, Irene juga tidak terlalu memusingkannya. Ia di sini pun hanya memenuhi tuntutan ayahnya saja.
Irene pun kemudian turun dari ranjangnya lalu membuka jendela kamar membuat cahaya mentari memasuki kamar besar itu. Irene pun menarik napasnya dalam-dalam kemudian membuangnya dengan perasaan lega. Di sini sangat segar menurutnya, mungkin Irene memang butuh liburan.
Saat sedang sibuk menatap pemandangan luar, mata gadis itu tidak sengaja melihat senampan makanan berisi roti bakar keju dan juga segelas jus stroberi. Di sana juga ada catatan kecil yang membuat Irene gemas sendiri. Diambilnya secarik kertas itu lalu membacanya dalam hati.
“Selamat pagi, sayang. Maaf aku tidak membangunkanmu karena kau sepertinya sangat lelap. Aku pergi bersama Baekhyun untuk urusan pekerjaan. Nancy ada di kamarnya jika kau mau mengunjunginya. Ah, jangan jalan-jalan sebelum aku kembali. Paham?
Sampai bertemu
Love — Sehun yang tampan ❤”
Irene menggeleng pelan membaca isi surat itu. Entah kenapa ia merasa lucu dengan pria ini. Rasanya belum yakin seratus persen jika ia melepaskan Sojung hanya untuk memulai kehidupan dengannya. Ayolah, Irene tidak mau dibodohi lagi seperti sebelumnya. Ia tidak mau termakan ucapan Sehun dengan bualan-bualannya lagi. Kemarin sudah membuktikan bahwa ia tidak bisa memegang perkataannya sendiri.
Irene pun menaruh kertas itu dan menikmati sarapan yang sudah Sehun sediakan untuknya. Dan apa kata Sehun? Jangan jalan-jalan tanpanya?
Irene tidak butuh izin pria itu untuk melakukan sesuatu.
↭
Sehun menghela napasnya sambil meneguk kopinya perlahan-lahan. Tatapannya sendu dan mengarah lurus ke depan. Kepalanya sedikit pening setelah semalam ia sedikit mabuk meski masih sadar sepenuhnya. Termasuk ia sadar dengan apa yang ia lakukan pada Irene.
Ia ingat sudah memutuskan Sojung, ia ingat sudah menetapkan pilihannya. Dan ia ingat jika ia akan menunggu jawaban Irene. Dan setelah mengungkapkan semua itu, hatinya tidak tenang, rasanya tidak sabar dan ia mau Irene menjawabnya sekarang. Namun ia tahu jika Irene tidak semudah itu. Gadis itu terlampau sulit untuk Sehun jangkau kembali.
“Jadi?” Baekhyun bersuara tiba-tiba membuat Sehun menoleh ke arah pria yang lebih pendek darinya itu. “Irene? Sojung?”
Sehun dengan senyuman lebarnya berucap. “Irene.” Wajahnya memerah menyebutkan nama gadis itu.
“Tsk! Seorang Sehun merona karena seorang gadis? Ini keajaiban dunia kurasa.”
“Apa aku salah memutuskan Sojung, Baek?”
“Hm — memang kau sudah menyakitinya. Namun jika kau akan menikah dengan Irene, kurasa ini yang terbaik. Lagi pula ayahmu tidak setuju dengan hubungan kalian, kan?” ucap Baekhyun tersenyum sambil memegang cangkir kopinya dengan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Love Scenario ✔ | Sudah Diterbitkan
FanfictionCompleted #1 Irene -- 23/02/2019 "Kami terjebak dalam waktu yang tidak tepat untuk jatuh cinta. Kami masih sama-sama egois untuk mengakui bahwa saling membutuhkan, sampai pada akhirnya salah satu dari kami harus pergi untuk mengakhirinya." --- Vange...