LS : 13

3.6K 608 348
                                    


Sehun tiba-tiba tersenyum melihat gadis yang baru saja terlelap saat Sehun menceritakan sebuah cerita garing yang membuat Irene harus terpaksa tertawa agar tidak memadamkan suasana. Rasanya ada kepuasan sendiri melihat Irene membutuhkannya untuk tidur, karena tanpanya Irene tidak bisa tidur. Mengetahui fakta ini nyatanya membuatnya hampir tidak bisa berhenti tersenyum. Sesuatu di dalam hatinya bersorak mengetahui itu.

Sehun pun berdiri dari kursinya dan menaikkan selimut Irene dan menyingkirkan helaian rambut Irene yang menutupi wajah cantiknya. Sehun memandang wajah bak Dewi itu dengan lamat hingga ia pun bisa melihat Irene tersenyum dalam tidur nyenyaknya.

“Apa yang kau mimpikan, Nona Bae?” tanya Sehun terdengar bergumam.

Tanpa menunggu lama pun, ia keluar dari kamar Irene dan menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumah Tuan Bae itu. Setelah ia memasuki mobil, ia memeriksa ponselnya yang ia silent sejak siang. Dan betapa terkejutnya ia melihat tiga puluh panggilan tak terjawab dan dua puluh pesan tidak terbaca dari Sojung.

Sehun langsung menepuk keningnya dan menyandarkan kepalanya pada stir mobil dengan lesu.

“Kau gila atau apa, Sehun? Bagaimana bisa kau meninggalkan Sojung di sana sendirian?!” Sehun menggelengkan kepalanya lalu melajukan mobilnya menuju apartemen Sojung.

Ia harus mencari alasan apa pun agar Sojung tidak marah padanya dan tidak terjadi kesalahpahaman.

Meski hari ini ia cukup senang bersama dengan Irene. Ia tidak berbohong jika ia merasa pria yang brengsek sudah meninggalkan gadis yang ia cintai seorang diri.

ツツツ

Sojung menangis sambil memeluk kakinya sendiri. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Sehun hingga pria itu melupakannya. Ia tidak tahu ke mana pria itu sampai tidak mengingat Sojung berada di kantornya. Untung saja Baekhyun berbaik hati mengantarnya pulang tadi. Jika tidak ia tidak bisa membayangkan kalau ia akan pulang sendiri malam ini.

Kenapa Sehun begitu kejam? Ini semua terjadi semenjak pria itu bertunangan. Sojung rasa Sehun sedikit berbeda. Sikapnya tidak sehangat dulu dan ia tidak seperhatian dulu pada Sojung.

Jujur saja, mengingat hal ini hatinya pilu dan sakit. Rasanya ada yang meremas-dadanya hingga sesak.

“Hiks —” tangisnya pecah di dalam kamar kecil dengan minim penerangan.

“Sojung?!”

Brak

Sojung tersentak kaget saat Sehun tiba-tiba masuk ke kamarnya dengan berteriak seperti orang gila. Namun karena rasa kecewanya ia langsung berdiri dan menjauh dari Sehun yang hendak mendekatinya.

“Sayang — maafkan aku.”

“Kau tega padaku, Sehun! Kau meninggalkanku! Hiks!” Sojung menghapus air matanya kasar.

“Maaf, Sojung. Aku tadi sangat sibuk hingga aku melupakanmu. A-aku saja baru selesai meeting dengan klien,” bohong Sehun membuat Sojung hampir percaya.

Sehun pun mendekatinya dan menghapus air mata gadisnya dan mencium keningnya. “Aku salah, maafkan aku.” Sehun mendekap gadis itu dan mengusap punggungnya dengan rasa menyesal di hatinya.

Sojung membalas pelukan Sehun dan terisak di dekapan pria itu. Rasanya ia cukup lega mendengar penjelasan Sehun. Setidaknya ia terlambat bukan karena tunangannya pikir Sojung.

• Love Scenario   ✔ | Sudah Diterbitkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang