Sehun berlari mengejar Sojung yang sudah berlari lebih dulu dari restoran. Pikiran Sehun tiba-tiba kacau mengetahui gadisnya bisa berada di restoran itu. Dan entah apa yang akan terjadi sekarang. Sungguh, ia belum bisa melepaskan Sojung dan mungkin tidak akan melepaskannya. Ia mencintai Sojung dan perasaan itu berlaku selamanya.Melihat gadisnya menangis seperti tadi membuat hatinya sakit dan rasanya ia tidak kuasa. Seperti ada yang merobek perasaannya. Sehun tidak mempedulikan teriakan sang ayah yang memanggilnya terus menerus. Sehun hanya mempedulikan Sojung saat ini. Ia hanya memikirkan perasaan gadis itu dan tidak ada yang lain.
Siapa sangka bahwa Sojung akan datang ke sana tanpa sengaja? Awalnya gadis itu hanya pergi karena diundang oleh seorang temannya untuk makan di sana. Namun ia malah melihat Sehun bersama keluarganya. Sojung pun yang hendak menghampiri Sehun begitu terkejut ketika mendengar paparan Tuan Oh mengenai pertunangan putranya dan gadis yang tidak ia kenal.
Rasanya setelah mendengar itu, hatinya hancur dan ia benar-benar tidak bisa berpikir apa-apa lagi selain ingin menangis dan mencurahkan semua perasaannya. Hatinya sakit bukan main seperti sebuah cambuk yang mengenai kulitnya dan merobeknya perlahan.
Grep
Sehun bernapas lega ketika ia berhasil menahan Sojung sebelum gadisnya menaiki taksi. Sehun memutar tubuh gadis itu menatapnya melihat betapa hancurnya Sojung sekarang. Gadis itu menangis semakin keras saat melihat Sehun. Dan Sehun merasa menjadi pria brengsek sekarang. Wahah cantik gadisnya perlahan memerah tergantikan dengan air mata dan hidung memerah.
"Sojung-ah -" Sehun mengusap air mata Sojung dengan lembut.
"A-apa aku tidak salah dengar? Apa benar yang akan tunangan adalah dirimu, Sehun? Katakan jika ini tidak benar - jebal," tangannya mengepal lalu memukul dada bidang Sehun dengan pelan disertai air matanya yang terus turun membanjiri pipi cantiknya.
Sehun membuang napasnya lalu menahan tangan Sojung dan membawanya ke dalam dekapan pria itu. Ia mengusap lembut punggung Sojung dan mengecup pelipis gadisnya dengan sayang.
"Kau harus percaya jika sampai kapan pun aku tidak akan melepaskanmu."
Sojung memeluk pinggang Sehun dengan erat dengan tangisan yang masih bisa Sehun dengar. Dan Sehun pun mengeratkan pelukannya, rasanya ia tidak tega mendengar gadisnya menangis seperti ini.
"Jangan meninggalkanku, Sehun. Aku tidak ingin kehilanganmu." Sojung menggelengkan kepalanya di pelukan Sehun dan pria itu menganggukkan kepalanya.
Ia juga tersenyum dan kemudian melepaskan pelukannya dari Sojung. Mereka saling bertatapan lama hingga Sehun menangkup pipi Sojung. "Kau harus percaya padaku, Sojung. Aku mencintaimu," ucapnya tulus lalu mencium bibir Sojung disertai lumatan-lumatan kecil.
Dan kegiatan mereka itu, disaksikan oleh Irene dari pintu restoran. Ia awalnya mau memanggil Sehun karena Tuan Oh menyuruhnya. Namun ketika melihat Sehun sedang sibuk begini, ia mengurungkan niatannya dan membuang napasnya lalu masuk kembali ke dalam restoran.
Entah kenapa sesuatu mengusik hatinya. Entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini.
↭
Brakkk!!
Suara gebrakan meja dari Tuan Oh terdengar begitu kerasa di telinga pria yang sedang berdiri di depannya. Tuan Oh begitu marah pada Sehun hari ini. Bagaimana bisa ia berlari meninggalkan Irene dan keluarganya dan mengejar gadis yang sama sekali tidak mereka kenal?
Sikap Sehun hari ini sudah membuat Tuan Oh sebagai kepala rumah tangga begitu malu. Apalagi di depan Irene yang merupakan calon tunangannya. Rasanya kepala Sehun ingin Tuan Oh pukul dengan sepatunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Love Scenario ✔ | Sudah Diterbitkan
FanfictionCompleted #1 Irene -- 23/02/2019 "Kami terjebak dalam waktu yang tidak tepat untuk jatuh cinta. Kami masih sama-sama egois untuk mengakui bahwa saling membutuhkan, sampai pada akhirnya salah satu dari kami harus pergi untuk mengakhirinya." --- Vange...