Sehun menahan air matanya saat melihat tubuh Irene terbaring di atas ranjang rumah sakit, dengan selang infus yang terpasang di tangannya. Wajahnya pucat. Padahal baru saja mereka tersenyum bahagia dan Sehun melihat wajah indah itu menatapnya lembut. Namun sekarang, Sehun harus menelan pil pahit lagi ketika melihat istrinya terbaring lemah seperti ini.
Sehun menggenggam jemarinya hangat, lalu mengecupnya beberapa kali hingga ia mendengar suara pintu kamar terbuka. Itu Donghae yang datang bersama seorang suster. Donghae menatap Sehun dengan wajahnya yang ikut sedih. Bisa Donghae lihat betapa cintanya Sehun pada Irene, hingga ia menangis seperti ini juga.
"Astaga Sehun. Sudah berapa kali aku bilang? Dia hanya syok. Ya Tuhan pria ini ..." Donghae menggaruk alisnya heran. Mengapa Sehun menjadi mellow sekali sekarang. Padahal Irene tidak papa dan hanya pingsan saja. Kenapa Sehun bertingkah seakan Irene keguguran dan sebagainya?
"Aku takut, hyung. Aku takut kehilangannya dan bayi kami."
"Semua sudah selesai. Harusnya kau lega. Bukan menangisi hal tidak penting seperti ini," ucap Donghae menggelengkan kepalanya.
Sehun mendengus sebal. Donghae sama sekali tidak membantunya di sini. Bahkan di situasi seperti ini ia harusnya membutuhkan dukungan. Bukan malah nasehat dari pria tua ini. Sehun jadi kesal sendiri.
Donghae pun memeriksa kondisi Irene. Mengecek kondisi vitalnya dan tekanan darah Irene. Semua nampak normal. Dan tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi. Donghae pun mengusap pipi Irene, namun Sehun menepis tangan Donghae dengan cepat, sambil menunjukkan wajah tidak sukanya.
Donghae sontak merotasi matanya dengan jengkel. "Sudah kau periksa mereka, huh?"
Donghae mengambil tempat duduk di depan Sehun sambil menopang dagunya dengan tangan kanannya. Sehun pun menggeleng sebagai jawaban. Ya, semenjak tadi ia hanya fokus pada Irene saja. Ia tidak memikirkan yang lain kecuali keselamatan Irene. Namun tidak menutup kemungkinan, jika ia ingin memeriksa bagaimana keadaan gadis itu. Sehun juga penasaran akhirnya. Hingga ia pun berdiri dari kursinya dan mengambil kunci mobil di atas nakas.
"Hyung, aku titip Irene. Aku akan ke kantor polisi." Sehun pamit dengan buru-buru, sedang Donghae hanya mengangguk-angguk paham.
Sehun pun pergi dari sana dan menuju ke kantor polisi dengan wajah tidak tenangnya.
ಥ⌣ಥ
Gadis itu menatap takut beberapa polisi yang berada di depannya. Saat ini ia sedang di interogasi oleh pihak kepolisian. Sojung gadis itu. Ia bingung, takut, cemas dan bahkan hanya bisa menangis tersendu-sendu saat beberapa pertanyaan dilontarkan. Gadis itu tidak menjawab satu pun pertanyaan dan hanya menangis. Pihak kepolisian sampai bingung bagaimana mereka dapat menginterogasi pelaku jika ia tidak mau bicara sedikitpun?
"Nona Sojung, jika kau tidak mau buka suara, kita akan ..."
Cklek
Seorang polisi muda membuka pintu tersebut hingga dua polisi lainnya menatap ke arah kawannya itu bersamaan.
"Ada apa?" tanya polisi bernama Lay.
"Keluar sebentar. Biarkan dia tenang," ucap polisi muda bernama Sungjae.
Lay dan Jongdae pun keluar dari ruangan itu dan memberikan kesempatan bagi Sojung untuk menenangkan dirinya. Dan ketika mereka keluar dari sana, keduanya bertemu dengan Sehun di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Love Scenario ✔ | Sudah Diterbitkan
FanfictionCompleted #1 Irene -- 23/02/2019 "Kami terjebak dalam waktu yang tidak tepat untuk jatuh cinta. Kami masih sama-sama egois untuk mengakui bahwa saling membutuhkan, sampai pada akhirnya salah satu dari kami harus pergi untuk mengakhirinya." --- Vange...