LS : 6

2.7K 563 163
                                    

“Katakan letak kesalahan —”

Cup

Sehun mengerjapkan matanya beberapa kali saat bibir ranum itu mendarat di bagian dadanya yang terbuka karena bagian itu tidak ditutup oleh kancing.

Sontak Sehun langsung mendorong Irene sedikit kuat karena keterkejutannya dan itu membuat gadis tersebut jatuh dan membentur tanah. Irene meringis memegangi kakinya yang terbentur kerikil-kerikil kecil.

Dan Sehun masih memegangi dadanya yang sudah tidak suci lagi. Oh? Apa yang baru saja terjadi di sini? Kenapa gadis ini menciumnya sembarang? Tidak tahukah bahwa aset ini hanya milik Sojung? Sialan.

“Akh!” Irene meringis sambil mengurut pergelangan kakinya yang sakit.

“Kau sengaja, hah?!” bentak Sehun membuat Irene mencelos. Sungguh ia kaget dengan reaksi pria ini.

Sengaja apa maksudnya? Sengaja mencium dadanya? Apa Sehun gila? Apa Sehun kira Irene gadis murahan yang mencium pria sembarangan? Luar biasa pria ini.

Sehun pun memandang tajam ke arah Irene di bawah yang masih meringis kesakitan. Pria itu benar-benar merasa ia dan Irene selamanya tidak akan pernah berakhir indah karena yang Sehun selalu dapatkan adalah ia akan semakin kesal berlama-lama dengan Irene.

Irene pun mencoba bangun dan berdiri dengan baik meski kakinya sakit luar biasa. Ia tidak tahu lagi bagaimana menghadapi Sehun dan rasanya ia lelah memang.

“Kita akhiri saja, Sehun.”

Sehun menatap gadis itu tidak suka dengan mata yang memicing. “Apa?!” bentaknya.

“Apa pun yang ayahmu suruh, jangan lakukan jika kau memang tidak menyukainya.”

Sehun diam sejenak. Jadi gadis ini tahu bahwa ia hanya menjalankan apa yang ayahnya suruhkan? Astaga, bodoh sekali ia tidak menyadarinya dan malah menganggap Irene bodoh karena tidak tahu jika Sehun hanya berpura-pura.

Ia pun terlihat mati kutu dan bingung ingin berucap apa. Irene terlihat lelah dan mungkin sudah terlalu malas menghadapi Sehun yang terus mengusirnya. Padahal ia sama sekali tidak pernah berpikir menggoda atau pun merayu pria ini.

Irene pun membuang napasnya lalu memejamkan matanya sejenak kemudian menatap Sehun lagi.

“Jika kau datang —”

Miane.” Sehun menundukkan kepalanya.

Mungkin ia yang terlalu berlebihan di sini. Ia sedikit menyadari jika ciuman tadi pun atas kesalahannya sendiri. Jika ia tidak menarik Irene dengan kuat, maka gadis itu tidak akan berbenturan dengannya. Dan Sehun juga sebenarnya tidak sengaja mendorong Irene tadi. Ia hanya melakukannya karena spontanitas.

Miane,” katanya sekali lagi dan kali ini ia memberanikan dirinya menatap Irene. “Aku bantu kau masuk ke dalam,” kata Sehun lalu merangkul Irene dan membantunya berjalan ke dalam rumah.

Irene hampir tidak mengerti dengan Sehun. Untuk beberapa saat, pria ini bisa menjadi sangat perhatian namun jika penyakitnya kumat, ia akan menjadi pria brengsek yang sangat menyebalkan.

“Akh!” Irene kembali meringis karena memang kakinya terkilir akibat dorongan Sehun.

“Sudah jangan merengek terus! Kau membuatku makin merasa bersalah!” Sehun memprotes membuat Irene menutup mulutnya dan akhirnya masuk ke dalam rumah dan membiarkan Sehun menaruhnya di atas sofa empuk lalu meluruskan kakinya juga.

Gomawo — Sehun-ah.” Irene berucap dengan sedikit canggung.

Dan Sehun hanya menganggukkan kepalanya. “Kalau begitu aku pulang. Sampai bertemu besok,” kata Sehun membuat Irene mengerutkan keningnya.

• Love Scenario   ✔ | Sudah Diterbitkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang