LS : 17

3.7K 622 443
                                    


Sehun memandangi gadis itu dalam diam. Beberapa menit yang lalu acara foto mereka berakhir dan Irene terlihat buru-buru mengganti pakaiannya dan tangannya juga ikut sibuk memainkan ponsel pintarnya. Sehun curiga gadis itu menghubungi Eunwoo untuk datang ke studio ini. Oh, memikirkannya saja membuat hatinya panas luar biasa. Ia tidak tahan memikirkan bagaimana Eunwoo menjemput calon istrinya sedang ia hanya bisa melihatnya dari jauh.

Tanpa sadar tangannya pun terkepal. Ia ingin menghampiri Irene namun tiba-tiba Sojung yang baru keluar dari toilet langsung merengkuh lengan Sehun manja. Gadis itu tidak menyimpan kelakuan Sehun yang sudah mengabaikannya tadi. Ia berpikiran positif jima Sehun kesal karena terjebak bersama Irene di tempat ini. Oh, mood seorang Sojung tidak akan mudah diguncang dengan hal seperti itu.

“Sehun? Bisa kita pulang?” tanya Sojung dengan suara manjanya membuat Sehun mengalihkan pandangannya pada Sojung sebentar lalu menatap Irene yang nampak tak acuh dan masih memedulikan ponselnya.

Oh, salahkah ia jika ia menginginkan ayahnya meneleponnya dan menyuruh Sehun untuk mengantar Irene pulang? demi Tuhan, ia menginginkan keajaiban itu berlaku saat ini.

Hingga saat ia ingin menjawab ucapan Sojung, ponselnya berdering dan ia segera mengangkatnya karena seperti keinginannya, sang ayah memang menelepon Sehun.

Sehun pun tersenyum pada Sojung dengan sedikit terpaksa lalu melepaskan rengkuhan gadisnya untuk menjauh beberapa senti dari Sojung agar ia bisa leluasa berbicara dengan ayahnya sendiri.

Setelah diyakininya Sojung berada cukup jauh darinya, Sehun barulah menempelkan ponsel tersebut pada telinganya dan mulai berbicara.

Ne, appa?

“Sudah selesai foto?

Sudah.

Kebetulan. Eum — appa mau menyuruhmu berangkat ke Busan untuk beberapa proyek di sana. Seminggu appa rasa.

Sehun mendesah kecewa. Nyatanya keinginannya tidak sesuai dengan yang terjadi saat ini. Ayahnya menelepon hanya untuk masalah pekerjaan. Betapa lesunya ia mendengar pemaparan ini. Ia pun menekuk wajahnya dan membuang napasnya sebal. Terlihat seperti seorang anak kecil bagi gadis yang diam-diam memperhatikannya dari kejauhan.

Sehun dengar appa tidak?

Iya Sehun dengar!

“Ya sudah kalau begitu nanti berangkat dengan Baekhyun, ya.”

Berdua saja?

“Ani - appa pesankan kalian empat tiket. Kau, Baekhyun dan istrinya juga - Irene.”

Seperti mendapat sebuah jackpot Sehun melebarkan matanya gembira sekali. Saking senangnya ia langsung memandang Irene dengan wajah bahagia bukan main, membuat Sojung yang melihat itu cemburu besar dan marah. Ia tidak suka arti tatapan senang yang Sehun perlihatkan pada Irene. Karena sampai kapanpun tatapan itu hanya boleh untuknya dan bukan orang lain.

"Baiklah, appa." Sehun menutup telepon itu dengan semangat yang menyala-nyala.

Ia pun hendak menghampiri Irene untuk mengatakan hal ini, namun tiba-tiba Sojung berada di depannya dan mengalungkan tangannya pada leher Sehun. Pria itu tentu terkejut, bahkan ia sampai harus memundurkan langkahnya saking ia terkejut.

“Sojung?”

“Sehun, bisa kita makan? Aku lapar,” kata Sojung merengek.

Sehun terlihat bimbang, di satu sisi ia merasa ini kesempatan yang diberikan untuknya mendekati Irene. Namun di satu sisi ia tidak mau mengecewakan Sojung yang notabene kekasihnya. Astaga, sekali lagi ia berada di antara posisi yang benar-benar sulit. Ia ingin berjalan lurus ke depan namun tidak bisa. Ia sangat bingung sekarang, yang mana harus ia pilih?

• Love Scenario   ✔ | Sudah Diterbitkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang