LS : 14

3.4K 589 229
                                    


Eunwoo melirik arlojinya sembari mengedarkan pandangannya pada sekeliling lobi. Gadis yang sejak tadi izin padanya ke toilet tidak kembali juga, Eunwoo sebenarnya curiga saat Sehun juga ikut keluar dari bioskop. Pasti Sehun mengejar Irene dan seperti opininya itu benar, sampai sekarang Sehun dan Irene tidak nampak di penglihatannya. Bahkan gadis yang bersama Sehun pun ikut mencari keberadaan pria itu.

Eunwoo dalam hati memaki Sehun karena sudah mengajak calon ibu dari anak-anaknya pergi tanpa sepengetahuannya. Ia pun berkacak pinggang sambil menyugar surai tebalnya membuat beberapa pegawai bioskop hampir mimisan melihatnya.

Berbeda dengan Eunwoo, gadis bernama Sojung itu meremas jemarinya dengan air mata yang hampir keluar dari matanya jika ponselnya tidak berbunyi. Sojung melihat telepon itu dan nyatanya dari Sehun. Ia segera mengangkat telepon tersebut.

“Sehun? Sehun di mana?”

“Maaf, Sojung. Aku harus mengantar seseorang. Maaf juga aku tidak bisa menjemputmu, kau bisa pulang naik taksi, kan?”

Mendengar itu Sojung mengepalkan tangannya. Air matanya langsung terjatuh tanpa bisa ia tahan lagi. Baginya Sehun semakin dingin dan hari ini pria itu membuatnya terluka lagi, rasanya begitu sakit dan menggores hatinya.

Tanpa berucap pun, ia mematikan ponsel itu kemudian menggenggamnya erat seakan bisa menghancurkan ponsel tersebut. Sojung pun berjalan dengan hati panas dari gedung bioskop tersebut. Air matanya menurun deras, namun tidak ada keinginan hatinya untuk menghapusnya. Biarlah semua orang tahu bahwa ia bersedih karena Sehun.

Eunwoo yang mendengar Sojung menyebut nama Sehun pun langsung paham jika pria itu sudah tidak berada di sini dan membawa Irene pergi. Sialan, ia kalah cepat kali ini.

Sehun tidak mengantar gadis itu pulang, melainkan ia membawa Irene ke kantornya karena kemarin pria itu tidak sempat membawa Irene masuk ke ruangannya. Dan kali ini, Irene pertama kalinya menginjakkan kaki di dalam ruangan Sehun yang besar dan luas. Design yang berkelas membuat Irene terpukau untuk beberapa detik hingga ia tersadar Sehun tengah memandanginya dari meja kerjanya.

Irene lantas salah tingkah kemudian memalingkan pandangannya ke samping dengan kakunya. Sehun yang menatap itu pun menahan tawanya kemudian melipat tangannya di dada sambil memandangi wajah malu Irene yang dilihat olehnya.

“Mendekat, Rene.”

“Aku baik-baik saja,” katanya menggeleng.

“Kemari!” ucapnya sedikit penekanan hingga Irene pun mendekat pada Sehun dan tanpa izin pria itu merengkuh pinggangnya mendekat sehingga hidung keduanya bertubrukan serta tangannya menyentuh dada bidang Sehun. Irene mengerlingkan matanya membuat Sehun gemas hingga saat Sehun hendak menyatukan bibir keduanya, Irene buru-buru menutup mulut Sehun.

“Tadi sudah.”

Sehun merasa ia ditolak. Bahkan Sojung tak pernah menolak ciumannya. Namun Irene? Bagaimana bisa gadis itu berkata 'Tadi Sudah' dengan mudahnya. Sehun tidak habis pikir. Apa pesonanya kurang kuat?

Sehun pun membuang napasnya dab menahan malu karena ditolak.

“Kenapa kau bisa bersama Eunwoo tadi?” tanya Sehun mencairkan suasana.

“Hm — aku bertemu dengannya dan ia mengajaknya nonton. Hanya itu — lalu aku melihatmu dan Sojung.” Irene menghela napasnya kemudian memainkan dasi Sehun dengan melepaskan dasi tersebut yang semula terpasang rapi.

• Love Scenario   ✔ | Sudah Diterbitkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang