Sehun mengerjapkan matanya, menyadari betapa nyatanya ia sekarang. Saat ini, ia berada di sebuah kamar tidur wanita. Kamar tidur dengan interior yang begitu mewah hingga Sehun berpikir ia berada di sebuah hotel. Kepalanya sedikit pening, ia berusaha mengingat apa yang terjadi hingga ia berakhir di kamar mewah ini.
Beberapa menit berusaha mengingat kejadian sebelum ia berakhir di tempat ini, matanya seketika membulay kala mengingat tubuh panas Irene yang tiba-tiba melintat di kepalanya. Bayangan ketika gadis itu beranjak dari kolam dengan bikini kuning cerahnya dan tubuh molek yang begitu, sial - panas. Membuat denyutan di kepala Sehun terasa. Bayangan itu menggelitik nadinya dan menjalar ke seluruh sistem kerja tubuhnya.Tidak. Dan yang lebih parah dari itu, ia melakukan sesuatu yang begitu laknat dan kotor pula terhinakan. Ia mimisan! MIMISAN dan PINGSAN.
Di depan Irene, di depan gadis itu. Ya! Gadia itu melihatnya mimisan dan itu sangat tidak keren sama sekali. Sehun benci mengatakan ini, namun ia merasa begitu kotor sekarang. Matanya ternodai oleh paras dan tubuh molek gadis itu.
Efeknya berbahaya.
Sehun pun menyandarkan tubuhnya. Pada dinding ranjang sambil memijat keningnya. Di atas nakas ada bekas kompresan yang menandakan seseorang telah merawatnya. Apa Irene? Tsk! Mungkinkah gadis itu hanya ingin cari muka di depan Sehun?
Cklek
Pintu kamar terbuka dan Sehun segera mengedarkan pandangannya ke sumber suara dan menemukan sosok pelayan laki-laki yang sudah ia temui kemarin datang menghampirinya dengan sesuatu di tangannya. Nampaknya itu seperti nampan dengan makanan di atasnya.
Pelayan itu menghidangkannya di depan Sehun dengan sopan dan ramah. Sehun hanya tidak bisa mengerti yang sedang terjadi di sini.
"Tuan baik-baik saja?" tanya pelayan itu.
"Aku baik, aku mau pulang. Singkirkan ini!" jawabnya ketus dengan nada bicara kasarnya.
"Nona Irene menyuruh anda makan, Tuan."
Sehun mendesah kasar lalu menatap tajam pelayan itu. Sorot matanya menyala bagaikan burung elang yang siap memangsa. "Jika aku bilang tidak ya -"
"Kau sudah sadar?" tanya suara lembut yang baru saja masuk dan menghampirinya.
Sehun sedikit terkejut dan tiba-tiba mengingat kejadian memalukan itu hingga ia langsung memalingkan wajahnya karena tidak ingin berpandangan dengan Irene. Ah, betapa malunya ia. Sungguh harga dirinya tercoreng karena perbuatannya itu.
"Sehun, aku buatkan omelette. Kuharap kau suka." Irene duduk di tepian ranjang dan memandang Sehun yang tidak menatapnya melainkan menatap ke arah lain. Seakan menghindari kontak mata dengannya.
Irene merasa lucu sekaligus gemas. Ia mengingat pertemuan awal mereka, di mana ialah yang tidak mau menatap Sehun lantaran menganggapnya orang asing. Dan sekarang giliran Sehun tidak mau menatapnya karena malu atas kejadian di kolam renang.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Love Scenario ✔ | Sudah Diterbitkan
FanfictionCompleted #1 Irene -- 23/02/2019 "Kami terjebak dalam waktu yang tidak tepat untuk jatuh cinta. Kami masih sama-sama egois untuk mengakui bahwa saling membutuhkan, sampai pada akhirnya salah satu dari kami harus pergi untuk mengakhirinya." --- Vange...