Eight

661 37 4
                                    

Gelap, semuanya nampak samar-samar karena hanya mendapat penerangan dari cahaya bulan muda di langit. Yang bisa dilihat hanya semak semak dan pepohonan, kiri, kanan, depan, dan belakang semuanya pepohonan yang menjulang tinggi ke atas. Di sini terasa sunyi, dingin, sekaligus mengerikan.

Kenapa bisa aku di sini? Di hutan mengerikan ini sendirian?

Srekk...

Srekk...

Seperti aku mendengar sesuatu. Suara apa itu, dari mana asalnya? Kenapa pendengaran ku buta di saat seperti ini??

Apakah di utara?

Bukan, tapi di barat.

Bukan.

Aku mendengar suara itu berada di sekeliling ku, mengelilingi ku. Oh Ayolah Konsentrasi!

ARGHH..

Suara sesuatu menggeram, sesuatu yang sedang marah. ITU SERIGALA! SERIGALA MERAH! Makhluk yang bertubuh lebih besar dan berbulu kasar dari serigala biasa, makhluk yang tidak akan pernah membiarkan sesuatu yang masuk ke sarang mereka keluar hidup-hidup. Aku harus lari dari sini. Aku harus lari dari sini, aku harus hidup.

Sekarang aku bisa melihat bintik-bintik merah menyala di belakang semak semak tinggi menatap ku tajam. Badan ku sedikit bergetar.

Sepertinya arah timur tempat yang aman, Aku bersiap untuk lari ke arah sana. Satu, dua, tiga. Aku melesat dengan kekuatan yang ku punya secepat mungkin. Tapi, salah satu dari makhluk itu menghentikan dan menghadang jalan yang akan ku lewati. Mata merah menyalanya menatap ku tajam, marah, dan keinginan untuk melahap ku tampak jelas. Aku berdiri waspada, kedua tangan ku kepalkan.

"Pergi! Menjauh dariku!"

Arghh..

Hanya eraman yang ku dapat. Kaki makhluk itu melangkah pelan satu persatu ke arahku, gigi taringnya yang di aliri air liur membuat ku mual. Berlahan aku mundur ketika makhluk itu semakin mendekati ku. Oh tidak! Aku harus mencari cara lain agar bisa kabur dari sini. Tanpa aba-aba dia mencoba menyerang dengan menerkam langsung ke tubuh ku, INI SAATNYA! Aku menghindar dari terkamannya dengan mudah, dan kemudian kembali melesat pergi. Makhluk itu semakin marah dan mengejarku dengan kecepatan melebihi 69 kilometer per jam, aku terus melesat dengan kecepatan penuh sekuat tenaga yang ku bisa. Tapi sial, ternyata aku dapat masalah baru yang lebih mengerikan.

Di belakang, serigala tadi berhenti berlari dan mengawasi ku dari belakang sambil terus menggeram, sekarang di depan ku ada serigala lain yang lebih banyak jumlahnya. Mereka mengepung ku. Apa yang harus kulakukan sekarang?! Belum sempat untuk ku memikirkan jalan, salah satu makhluk itu menyerang ku tiba tiba. Untungnya aku masih sempat menghindar, dan aku berhasil memukul perut nya. Dia terpelanting dan meraung di tanah. Sepertinya aku menemukan solusi! Bagian perut mereka sepertinya lebih sensitif.

Tak tinggal diam saat kawannya tersakiti di tanah, satu persatu mereka mencoba menerkam ku. Aku berhasil menghindar lagi dan aku melakukan hal yang sama; memukul perut mereka. Satu persatu mereka terpelanting dan meraung kesakitan. Namun, mereka tidak mati, mereka kembali berdiri dan melolong panjang entah apa maksudnya.

Tapi sekarang aku tau karena tak lama setelah lolongan panjang itu berhenti, beberapa makhluk serupa muncul lagi dan sekarang mereka tambah banyak mengelilingi ku.

Aku kehabisan akal, kekuatanku juga mulai melemah. Sudah hampir 2 bulan aku belum menambah energi ku dengan meminum darah. Mereka menggeram marah, air liur mereka keluar dari sela sela taring tajam dan berakhir ditanah. Mereka menyerang ku hampir bersamaan, aku terus berupaya menghindar dan memukul mereka sebisa ku, meraka hanya terpelanting beberapa langkah kemudian kembali menyerangku.

Pretty VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang