"Eonni kenapa kita meninggalkan Jennie eonni? Bukankah laki laki itu brandal? Bagaimana kalau dia melakukan hal buruk pada Jennie eonni? Kita seharusnya tidak meninggalkan dia sendiri, bagaimana kalau dia marah dan mengamuk? apa kita harus kembali kesana?"
"Berhenti bertanya Lisa. Kau pikir kekuatan kita sebagai vampire itu gunanya apa?"
Jisoo menyerah. Menatap bergilir kepada Rosé dan Lisa, heran akan kedua adik nya yang selalu saja bertengkar. Ketika keduanya berhenti mengoceh, Jisoo berjalan mendahului, mencari apakah masih ada meja kosong untuk di duduki. Setelah ditemukannya meja kosong, tanpa memandang kedua adik nya yang masih berdiri di tempat sebelumnya dengan wajah bengong, Ia duduk dan memanggil Ibu kantin untuk memesan makanan dan minuman.
Rosé dan Lisa tanpa memperpanjang perdebatan menghampiri eonni tertua mereka. Mereka duduk tanpa berkata apapun. Ternyata di belakang ada seorang gadis berlari kecil menghampiri.
"YA! Kenapa meninggalkan ku!?" Suaranya hampir memenuhi kantin, hilang sudah image dingin Jennie.
Semua tatapan menuju ke arah gadis yang berteriak barusan. Lisa pucat. Benar apa yang dikatakannya tadi. Sudah dua kali ia membuat masalah pada eonni galak nya itu, pikirnya.
"Bagaimana ini.. Jennie eonni mengamuk" bisik Lisa pada Rosé. Rosé mengabaikan teriakan Jennie dan bisikan Lisa, ia sedang fokus menunggu pesanan datang yang sebelumnya sudah di pesan Jisoo. Sedangkan Jisoo melambaikan tangan ke arah Jennie untuk memanggilnya duduk.
Jennie duduk dengan wajah merah padam, seakan ingin murka. "Berhenti marah marah eonni, apa kau mau cepat keriput?" "Ini minum dulu, wajah mu seperti tomat hampir membusuk karena terlalu matang" Sambung Rosé tanpa rasa takut, kebetulan air pesanan mereka baru datang. Jennie meminum air sampai setengah gelas tersisa tanpa basa basi, ia masih murka.
"Kenapa kalian meninggalkan ku dengan alien itu tadi?!"
"b-buka-an usula-an ku eo-onni" suara Lisa bergetar.
"Itu aku yang suruh" ucap Jisoo.
"Sudahlah kenapa berisik sekali, makan dulu baru bertengkar"
"lagi pula eonni" sambungnya "Kenapa kau begitu marah ketika kami meninggalkan mu dengan makhluk itu? Bukankah kau sudah biasa ada yang mendekati mu? Kau hanya perlu menyingkirkannya dari dunia seperti siapa itu namanya-a T-Te ah Taeyong"
"Aku tak mengerti, memikirkan darahnya saja aku sudah merasa mual apalagi mencobanya. Aku tak akan menyentuh darahnya!" Jennie memeluk dirinya sendiri karena merinding dengan pikirannya barusan.
"Kalau begitu eonni akan selalu di ganggunya" Lisa sudah berani bersuara.
Jennie diam sejenak memikirkan ucapan Lisa barusan. Benar, jika ia tidak membunuh Taehyung ia akan selalu di ganggu, tapi ia juga tak mau meminum darah alien itu. Bagaimana Ini!? Arghh... Jennie mengacak rambutnya frustasi. "Eonni apa yang harus ku lakukan?? Tolong beri tahu aku"
Jisoo sedang menyantap makanan siangnya dengan lahap, Ia benar benar lapar. "Eh.." tanpa melepaskan paha ayam yang masih digigitnya.
"Kau bilang apa tadi Jen?" ucapnya polos kemudian meletakan paha ayam itu diatas piring.
Wajah Jennie kembali cemberut, sedari tadi eonni nya itu ternyata tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Ia hanya fokus pada ayam. "Hah, lupakan eonni. Terus lah makan, ini habiskan punya ku juga" Jennie menyerahkan piringnya, wajah Jisoo berseri mendapat ayam.
Setelah itu mereka berempat kembali sunyi, masing masing fokus pada pikirannya. Beberapa menit kemudian bel berbunyi, membuyarkan lamunan para vampire ini. Mereka segera menuju kelas untuk menyelesaikan pembelajaran terakhir di sekolah. Tapi di tengah jalan menuju kelas seorang siswa berkaca mata bulat yang sedang berlari tak sengaja menabrak Jennie yang mood nya sedang hancur, seketika Jennie ingin murka.
"YAA! DIMA--" Jisoo membungkam teriakan Jennie dengan tangannya. "Berhenti melampiaskan amarah mu pada orang lain" bisik Jisoo.
Siswa berkaca mata ini langsung meminta maaf dengan wajah pucat pasi. "Ma-aaf maa-afka-an Ak-u" ucapnya terbata bata. Jisoo yang melihat wajahnya pusat pasi ini berkata lembut. "Tak apa apa, Jennie sudah memaafkan mu. Dia tau kau tak sengaja, iya kan Jennie?" Jisoo beralih menatap Jennie, Jennie membuang muka kemudian mengangguk dengan kedua tangan terlipat di dada.
"Seka-li la-gi ak-uu m-int-aa m-aaf" siswa ini menunduk tidak berani menatap siapapun.
"Iya tidak apa apa, tapi kau mau kemana berlari seperti itu?" Jennie, Rosé, dan Lisa ikut penasaran.
"A-ku di suruh seseorang membeli minuman"
"Siapa?" Ah kenapa eonni tertua mereka ini banyak sekali bertanya, itu pikiran yang sekarang hinggap di otak Jennie,Rosé, dan Lisa.
Dengan gugup ia menjawab pertanyaan Jisoo "B-obb-y". Astaga primata itu sungguh tak pernah berubah, harus di beri pelajaran. ucap Jisoo dalam hati.
"A-pa aku boleh bertanya?" ucap siswa ini lagi.
"Ya silahkan" jawab Jisoo dengan tersenyum.
Oh My God!
Siswa laki laki ini terdiam menatap Jisoo yang tersenyum padanya, sungguh mimpi apa dia semalam."Hey? Kau mau bertanya apa?" Jisoo membuyarkan lamunan siswa laki laki ini.
Deg.. Deg.. Deg
"ah tidak jadi, aku pergi dulu!"Jisoo, Rosé dan Lisa menatap aneh pada siswa itu, tetapi kemudian mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas yang sempat tertunda.
.
.
.
.
.
-TBC-
JEENG..JEENGG... AKHIRNYA BISA UPDATE HOHO
MAAFKAN ATAS KETERLAMBATAN CERITA YANG TIDAK ADA PEMINATNYA INI :)
BEGITU BANYAK HALANGAN DAN HAMBATAN YANG MENERPA, MAAFKAN SAYA SEKALI LAGI. CHAPTERNYA JUGA GAK PANJANG, NEXT AKAN DIUSAHAKAN PAN-JA-NG.
-VOTE DAN COMMENT YAA-
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Vampire
FanfictionJisoo, Jennie, Rosé, dan Lisa merupakan vampire yang tidak pernah tau siapa, dimana, dan seperti apa orang yang sudah memberikan kehidupan kepada mereka. Apakah orang tua mereka itu hidup atau mati, belum ada yang mengetahuinya..